Jakarta, IDN Times - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo di Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu (25/11/2020) dini hari.
Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, mengatakan pihaknya akan segera mengungkap kasus ini ke publik. Lantas, berapa harta kekayaan Edhy Prabowo?
Dilansir dari website elhkpn.kpk.go.id, Edhy terakhir kali melaporkan LHKPN pada 2019. Dalam laporan tersebut, Edhy tercatat memiliki aset tanah dan bangunan senilai Rp4.349.236.180.
Tanah dan bangunan itu terdiri dari tujuh aset di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, dan tiga aset di wilayah Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.
Sementara harta berupa alat transportasi dan mesin yang dimiliki Edhy senilai Rp890 juta. Harta itu berupa dua mobil, dua motor, satu sepeda dan satu genset. Edhy memiliki mobil Mitsubishi Pajero Sport Jeep senilai Rp500 juta. Kemudian motor Yamaha RX-King tahun 2002 senilai Rp4 juta.
Selanjutnya motor Honda Beat Rp6 juta, mobil Mitsubishi Pajero Sport tahun 2011 Rp270 juta, sepeda BMC Rp65 juta dan Honda Genset Rp45 juta.
Edhy juga memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp1.926.530.000, serta kas dan setara kas sebesar Rp256.520.433. Sehingga, total kekayaan Edhy seluruhnya mencapai Rp7.422.286.613
Berdasarkan informasi dari internal KPK yang enggan disebutkan namanya, Edhy ditangkap beserta istrinya Iis Rosita Dewi.
"Begitu tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Edhy beserta istri dan beberapa rombongan yang ikut ke Amerika langsung ditangkap KPK dan dibawa ke Gedung KPK," kata sumber tersebut kepada IDN Times, Rabu (25/11/2020).
Sumber itu juga mengatakan saat penangkapan ada Tenaga Ahli Utama Kantor Staff Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin di dalam pesawat yang ditumpangi Edhy.
"Ali Mochtar Ngabalin yang ada di pesawat yang sama dengan Edhy juga sempat berbicang dengan penyidik yang nangkap Edhy. Sesampai di KPK, langsung diperiksa. Di dalam Gedung KPK sendiri terlihat ada Novel Baswedan, penyidik senior KPK, salah satu yang memimpin kegiatan itu," demikian ungkap sumber tersebut.
IDN Times telah mencoba menghubungi Ali Mochtar Ngabalin namun belum direspons.