Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Ka'bah (unsplash.com/Haidan)
potret Ka'bah (unsplash.com/Haidan)

Intinya sih...

  • Mencium Hajar Aswad adalah amalan istimewa saat haji dan umrah, diiringi dengan doa tertentu.
  • Agama menganjurkan untuk mencium dan mengusap Hajar Aswad sebagai bentuk baiat kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Mencium Hajar Aswad merupakan salah satu amalan istimewa saat beribadah haji dan umrah. Batu yang terletak di sudut tenggara Ka’bah ini menjadi titik awal dan akhir putaran tawaf. Bagi umat Muslim, mencium Hajar Aswad menjadi momen sakral sekaligus sesuatu yang diimpikan. 

Mengutip NU Online, hukum mencium Hajar Aswad adalah sunah. Ketika mencium atau menyentuh Hajar Aswad, jemaah dianjurkan untuk membaca doa-doa tertentu yang mengandung pengakuan keimanan, permohonan ampunan, dan harapan memperoleh rida-Nya. Berikut ini adalah doa yang bisa dibaca saat mencium Hajar Aswad. 

1. Bacaan doa saat mencium Hajar Aswad

ilustrasi berdoa di depan Kaabah (pexels.com/M1DDL3 M7N)

Dalam Hasyiyah I’anah ath-Thâlibîn karya Syekh Abu Bakar bin Muhammad Syato’ ad-Dimyâthi, juz 2, 337 karya Syekh Abu Bakar bin Muhammad Syata’ ad-Dimyâthi, disebutkan doa ketika melihat, menyentuh, dan mencium Hajar Aswad. Berikut doanya. 

بِسْمِ اللهِ ، وَاللهُ أَكْبَر اللَّهُمَّ إِيمَاناً بِكَ ، وَتَصْدِيقًا بِكِتَابِكَ ، وَوَفَاءً بِعَهْدِكَ ، وَاتِّبَاعاً لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عليه وسلم 

Bismillâhi wa-Llâhu akbar allâhumma îmânan bika wa tashdîqan bikitâbika wa wafâ’an bi ‘ahdika wat tibâ‘an li sunnati nabiyyika muhammadin shallallâhu ‘alaihi wa sallam.

Artinya: Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah, seraya iman kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu, menepati janji kepada-Mu, serta mengikuti sunah Nabi-Mu, Muhammad SAW. 

Jika sulit untuk menghafal doa tersebut, maka diperbolehkan untuk membaca doa sesuai dengan bahasa dan logat masing-masing. 

Contohnya: “Wahai Hajar Aswad saksikanlah bahwa aku iman kepada Allah dan Rasulullah, percaya kepada Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad." 

2. Keistimewaan Hajar Aswad

potret Ka'bah (unsplash.com/Haidan)

Menurut Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki dalam karyanya Al-Hajj Fadlail wa Ahkam halaman 263 menyebutkan, agama menganjurkan untuk mencium dan mengusap Hajar Aswad. Anjuran ini didasarkan pada kisah Sayyidina Umar radliyallahu anhu, yang suatu ketika menghampiri dan mencium Hajar Aswad. Umar berkata: 

“Sungguh, aku tahu, kamu hanya batu. Tidak bisa memberi manfaat atau bahaya apa pun. Andai saja aku ini tak pernah sekalipun melihat Rasulullah shallahu alaihi  wa sallam menciummu, aku pun enggan menciummu.”  (HR Bukhari) 

Selain itu, dalam riwayat Abu Ubaid, Rasulullah menggambarkan Hajar Aswad sebagai ‘tangan Allah’ di dunia. Siapa pun yang mengusapnya, seakan-akan tengah bersalaman dengan Allah SWT. Tindakan tersebut juga diibaratkan sebagai bentuk baiat kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. 

Pada hari kiamat nanti, Hajar Aswad akan dibangkitkan dalam keadaan memiliki mata dan lisan agar dapat memberikan kesaksian bagi mereka yang pernah mengusapnya dan menciumnya dengan penuh keimanan serta mengharap rida Allah SWT. 

3. Jemaah tidak perlu memaksakan diri mencium Hajar Aswad

(Media Center Haji/MCH)

Di tengah padatnya jemaah saat musim haji maupun umrah, mencium Hajar Aswad menjadi hal yang sulit dilakukan. Tidak semua jemaah mendapatkan kesempatan emas itu karena area tawaf selalu ramai. Kerumunan dan dorong-dorongan sulit dihindari demi mendekati Hajar Aswad. 

Meski ada pilihan untuk memakai jasa orang yang berbadan besar untuk membantu, tetapi pilihan tersebut sering kali menimbulkan gangguan bahkan menyelekai jemaah lain. Dalam situasi seperti ini, jemaah tidak perlu memaksakan diri untuk mencium Hajar Aswad, sebab dapat menimbulkan bahaya untuk diri sendiri maupun orang lain. 

Para ulama memberikan solusi bagi jemaah haji yang tidak dapat mencium Hajar Aswad secara langsung. Caranya adalah dengan mengusap Hajar Aswad dengan tangan, lalu mencium tangan itu. 

Jika hal ini tidak memungkinkan, dapat digantikan dengan menyentuh Hajar Aswad menggunakan tongkat atau benda lain, kemudian mencium benda tersebut. 

Bila masih tidak memungkinkan juga, cukup dengan memberikan isyarat dengan lambaian tangan atau benda yang dibawa, lalu menciumnya. 

Editorial Team