Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Timwas DPR Kecewa Jemaah Haji Diangkut dengan Bus Sekolah ke Arafah

Bus Shawalat (Media Center Haji 2025/Andika
Bus Shawalat (Media Center Haji 2025/Andika
Intinya sih...
  • Penggunaan bus di luar dari yang ditentukan patut dievaluasi
  • Tim pengawas haji garis bawahi pentingnya pelayanan haji yang konsisten
  • Jemaah haji diimbau tidak banyak menghabiskan waktu untuk berbelanja

Jakarta, IDN Times - Tim pengawas haji (Timwas) DPR RI, Marwan Dasopang menyoroti layanan transportasi bus bagi jemaah haji Indonesia jelang puncak ibadah haji. Sebab, layanan bus yang diberikan tidak sesuai dengan kesepakatan. Bahkan, ada bus sekolah yang digunakan untuk pengangkutan jemaah ke Arafah.

"Ya, tentu kami kecewa. Bus yang digunakan tidak seperti yang kami putuskan yaitu bus masyarakat, bukan bus sekolah bukan pula bus shalawat," ujar Marwan di dalam keterangan tertulis pada Jumat (6/6/2025).

Keterangan itu disampaikan usai ia melakukan pemantauan langsung jemaah haji Indonesia di Jarwal, Sektor 7, Makkah, Arab Saudi pada Rabu kemarin. Pria yang juga merupakan Ketua Komisi VIII DPR RI itu mendapati penggunaan bus shalawat dan bus sekolah untuk pengangkutan jemaah haji Indonesia ke Arafah.

Padahal, kata Marwan, sesuai ketentuan yang disepakati untuk perjalanan ke Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) adalah bus masyair sebagai bus khusus yang disiapkan untuk puncak ibadah haji.

1. Penggunaan bus di luar dari yang ditentukan patut dievaluasi

Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang (IDN Times/Indah Permata Sari)
Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang (IDN Times/Indah Permata Sari)

Lebih lanjut, Marwan mengatakan meski secara teknis armada tersebut masih mampu mengangkut jemaah dengan aman, tetapi penggunaan bus non masyair patut untuk dievaluasi. Poin yang harus dievaluasi terutama dari sisi kenyamanan, kesiapan dan kesesuaian fungsi.

"Ini jadi bahan evaluasi. Kok bisa bus sekolah dan bus shalawat masih digunakan untuk mengangkut jemaah ke Arafah? Padahal, mereka seharusnya mendapat layanan dari bus khusus," ujarnya.

Ia menambahkan ada perbedaan antara bus shalawat dan bus masyair. Keduanya berbeda dalam hal fungsi, rute dan waktu operasi. Sebab, bus masyair hanya beroperasi secara intensif saat puncak ibadah haji dan digunakan menuju ke Arafah, Muzdalifah dan Mina.

Sebaliknya, bus shalawat yang beroperasi 24 jam selama masa ibadah haji reguler dirancang khusus antar jemput jemaah dari hotel ke Masjidil Haram dan sebaliknya. "Jika berdasarkan rute bus, bus shalawat melayani area sekitar Makkah dan hotel jemaah. Sedangkan, bus masyair melayani rute strategis yang telah ditetapkan berupa Makkah-Arafah, Arafah-Muzdalifah, Muzdalifah-Mina dan Mina-Makkah," tutur dia.

2. Tim pengawas haji garis bawahi pentingnya pelayanan haji yang konsisten

Ilustrasi lautan jamaah haji di Mekkah
Ilustrasi lautan jamaah haji di Mekkah

Marwan pun menggarisbawahi pentingnya konsistensi pelaksanaan pelayanan haji sesuai rencana dan komitmen awal yang telah disepakati bersama antara pemerintah dengan syarikah. Ia menilai temuan yang tidak sesuai di lapangan merupakan bentuk lemahnya pengawasan teknis yang harus segera diperbaiki.

"Kami minta ini jadi perhatian serius. Jemaah berhak mendapatkan pelayanan terbaik, apalagi pada fase paling krusial dalam ibadah haji," kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

3. Jemaah haji diimbau tidak banyak menghabiskan waktu untuk berbelanja

ilustrasi jamaah haji melakukan perjalanan ke tempat lempar jumrah (pixabay.com/mfk)
ilustrasi jamaah haji melakukan perjalanan ke tempat lempar jumrah (pixabay.com/mfk)

Sementara, anggota komisi VIII DPR, Abdul Fikri Faqih mengingatkan jemaah haji Indonesia agar senantiasa menjaga stamina dan kesehatan selama di Saudi. Ia mengimbau agar jemaah haji fokus pada pelaksanaan ibadah dan bukan ke kegiatan lain seperti berbelanja.

"Saat ini, jemaah diimbau untuk membekali diri dan jangan terlalu banyak belanja ke luar. Haji itu tidak hanya spiritual tetapi juga (mengutamakan kesehatan) fisik," ujar Faqih di dalam keterangannya dan dikutip pada hari ini.

Pria yang juga merupakan bagian dari anggota tim pengawas haji itu juga mewanti-wanti jemaah haji agar membekali diri dengan sejumlah perlengkapan untuk mengatasi cuaca panas selama menjalankan ibadah haji, terutama puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Jemaah haji, kata Faqih, diminta untuk mempersiapkan payung, menggunakan tabir surya (sunscreen) dan pelembab bibir.

"Saya kira sejak dari awal berangkat sudah harus dipersiapkan payung. Kalau memang belum berihram bisa menggunakan sunscreen, pelembab bibir agar bibir tidak pecah-pecah," imbuhnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us