Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250926-WA0066.jpg
Anggota Komisi IV DPR RI Rajiv. (Dok. Istimewa)

Intinya sih...

  • Korban keracunan MBG di Bandung Barat sekitar 1000 orang

  • Rajiv menjenguk korban dan menyatakan prihatin atas kejadian ini.

  • Keracunan MBG di Bandung Barat murni kesalahan SPPG

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai NasDem, Rajiv menyoroti kasus masifnya keracunan massal yang terjadi di sejumlah daerah termasuk di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Kasus keracunan ini tidak boleh dianggap insiden biasa, tapi harus menjadi peringatan serius atau alarm bahwa sistem keamanan pangan masih rapuh.

Rajiv mengatakan, kasus keracunan massal program MBG seperti ini bukan pertama kali terjadi di Indonesia. Ia meminta pemerintah dan stakeholders lebih serius memperketat pengawasan mulai dari bahan baku, proses produksi, hingga proses distribusinya.

“Jangan menunggu ada korban baru kemudian bergerak. Saya ingin memastikan bahwa negara tidak menutup mata atas penderitaan warga," kata Rajiv kepada wartawan, Jumat (26/9/2025).

"Apa gunanya kita bicara swasembada, kalau makanan yang beredar justru membuat masyarakat sakit? Kedaulatan pangan bukan hanya soal ketersediaan, tapi juga soal keamanan. Ini tugas besar yang harus segera kita bereskan,” sambung dia.

1. Korban keracunan MBG di Bandung Barat sekitar 1000 orang

Anggota Komisi IV DPR RI Rajiv. (Dok. Istimewa)

Rajiv sempatnmenjenguk korban keracunan usai mengonsumsi makan bergizi gratis (MBG) di Posko KLB Keracunan MBG, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Bandung Barat, korban keracunan MBG mencapai sekitar 1.000 orang sejak Senin, 23 September 2025.

“Saya turut prihatin atas kejadian ini. Saya datang bukan hanya sebagai wakil rakyat, tapi juga sebagai saudara. Saya ingin memastikan bahwa negara tidak menutup mata atas penderitaan warga, khususnya di Kabupaten Bandung Barat ini,” kata Rajiv.

Rajiv mengatakan, korban keracunan MBG mengalami gejala pusing, sakit perut, mual dan sesak nafas usai mengonsumsi MBG di sekolahnya. Herannya ketika mereka sudah diobati dan pulang ke rumah, gejala para korban bisa kambuh lagi.

“Jadi mereka sudah diobati di Posko KLB Keracunan MGB, dibolehkan pulang. Begitu sampai di rumah, mereka kambuh lagi akhirnya balik lagi berobat,” ujar dia.

2. Keracunan MBG di Bandung Barat murni kesalahan SPPG

Anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem Rajiv meminta Menhut sanksi perusahaan nakal. (Dok. Fraksi Partai NasDem).

Dari hasil tinjauan itu, ditemukan bahwa terdapat kesalahan teknis dari proses masak yang dilakukan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

“Perwakilan BGN mengatakan SPPG itu memasak terlalu awal sehingga masakan terlalu lama. Nah, saya minta jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali,” tegas Rajiv.

Ia pun mendorong pemerintah daerah (Pemda) bersama instansi terkait untuk memperketat pengawasan distribusi bahan pangan, serta memastikan edukasi keamanan pangan sampai ke masyarakat.

“Masyarakat berhak mendapatkan jaminan pangan yang sehat dan aman. Keamanan pangan harus menjadi prioritas, karena ini menyangkut hak dasar setiap manusia,” ujar dia.

Editorial Team