Jakarta, IDN Times - Kepala Divisi Pengawasan dan Monitoring Evaluasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (Kadivwasmonev KPAI), Jasra Putra, menilai fenomena joki cilik memiliki makna yang sangat berbeda dalam budaya di Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini berkenaan dengan adanya dugaan eksploitasi anak menjadi joki cilik di arena pacuan kuda milik Gubernur NTB, Zulkieflimansyah.
"Justru penempatan makna budaya dengan anak menjadi joki cilik adalah penempatan makna budaya yang serampangan, yang harus menjadi koreksi bersama," kata dia kepada IDN Times, Rabu (13/7/2022).