Hercules, Preman Tanah Abang yang Pro NKRI Saat Konflik Timor Timur

Hercules sempat kehilangan tangan dan matanya saat konflik

Jakarta, IDN Times - Hercules Rosario Marshal atau Hercules, atau akrab dipanggil Maung oleh orang-orang dekatnya, tak bisa dipisahkan dari kawasan Tanah Abang. Dia dikenal sebagai jagoan di kawasan 'keras' itu.

Bersama kelompoknya, pria asal Timor Leste itu, malang melintang di Tanah Abang. Meski bertubuh kurus, Hercules berpenampilan sangar. Apalagi tangan kanannya hingga siku palsu, begitu juga mata kanannya. Dia seperti menyimpan cerita hidup yang tak ramah.

Seperti apa sosok Hercules yang dikenal sebagai freeman atau preman di kawasan Tanah Abang? Berikut kisah hidup dan rentetan kasus hukum yang menjeratnya.

1. Membantu pasukan TNI saat konflik Timor-timur

Hercules, Preman Tanah Abang yang Pro NKRI Saat Konflik Timor TimurANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Hercules dikenal sebagai sosok yang pro terhadap NKRI ketika terjadi ketegangan Timor-timur sebelum akhirnya merdeka pada 1999. Dia dipercaya pasukan TNI di konflik Timor-timur kala itu untuk memegang logistik oleh Kopassus dalam operasi di Tim-tim.

Dalam operasi di Tim-tim itu, Hercules tertimpa nasib yang kurang beruntung hingga berakibat pada kondisi fisik dan penampilannya. Mata kanannya cacat dan begitu juga tangan kanannya, hilang hingga siku. Musibah yang dialaminya di Tim-tim kala membuatnya harus dirawat intensif di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta hingga pulih.

Saat pulih, petualangannya di ibukota Jakarta pun dimulai.

2. Asal mula nama Hercules

Hercules, Preman Tanah Abang yang Pro NKRI Saat Konflik Timor TimurANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Nama Hercules sebenarnya adalah Rosario Marshal. Hercules merupakan julukan yang diberi oleh Kolonel (Purn) Gatot Purwanto karena Rosario saat itu menjadi anak buahnya di Timtim.

Hercules merupakan sandi di radio komunikasi Kopassus saat melancarkan operasi militer di Timtim.

Baca Juga: Ini Alasan Hercules Ngamuk Jelang Sidang Vonis di PN Jakarta Barat

3. Masuk ke Jakarta pada 1987

Hercules, Preman Tanah Abang yang Pro NKRI Saat Konflik Timor TimurANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Hercules menurutkan, dia masuk ke Jakarta sekitar 1987. Awalnya Hercules berkecimpung di Hankam Seroja yang menampung dan memberdayakan penyandang cacat seperti dirinya yang mendapat luka cacat dalam Operasi Seroja di Timor-timur.

Di Hankam Seroja, ia mendapatkan pelatihan keterampilan. Selesai di Hankam, Hercules mulai merambah Tanah Abang dan merebut daerah hitam dari kelompok-kelompok lainnya. Tak jarang pertarungan sengit terjadi hingga memakan korban.

Bersama teman-temannya dari Timor Timur, Hercules mulai membangun daerah kekuasannya di Tanah Abang. Dari kelompok kecil, hingga Hercules membawahi sekitar 17.000 orang ‘pasukannya’ yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta dengan merangkul banyak suku. "Semua suku ada," katanya.

4. Kata Hercules soal premanisme

Hercules, Preman Tanah Abang yang Pro NKRI Saat Konflik Timor TimurANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Dalam kasus premanisme, ia punya penilaian, banyaknya preman yang muncul dikarenakan masalah pendidikan dan tidak dimilikinya keterampilan untuk berkembang. Namun jika preman itu melakukan tindakan kekerasan maka adalah tanggung jawab kepolisian untuk menindaknya.

Biasanya preman ini berakhir bekerja sebagai debt collector atau penagih utang. Hercules pun sempat berkomentar soal pekerjaan debt collector ini.

"Ya itu namanya pekerjaan. Karena jasa itu kan pekerjaannya itu, tanpa ada itu mereka tak bisa bekerja. Tidak akan mungkin lepas dari itu. Dikasih order Rp500 juta dia jalan, Rp200 juta dia jalan. Yang penting jelas, benar orang itu berutang kepada klien, lalu dikasih sekian persen. Kalau misalnya Rp200 juta dikasih 10 persen, dapatnya ya segitu. Atau 20 persen," katanya.

(Berbagai sumber)

Baca Juga: Hercules Ngamuk di Pengadilan, Ini 5 Fakta Kasus Hukumnya

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya