Wamen Keuangan RI Minta PNM Terus Bina Kelompok UMi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banjarmasin, IDN Times – Nasabah UMi binaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Sri Hartaty, dapatkan apresiasi dari Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia Suahasil Nazara saat kunjungannya ke toko kerajinan kain sasirangan miliknya di Sungai Jingah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada Jumat (29/09/2023) lalu. Pada kesempatan tersebut, Suahasil meminta agar PNM dapat terus mendukung kelompok ultra mikro seperti Sri Hartaty.
"PNM harus terus membina kluster kelompok ultra mikro dan membantu pemasaran produk binaannya,” tukas Suahasil.
1. Berdayakan nasabah hingga tingkatkan kualitas
Lalu, Suahasil juga berpesan agar PNM dapat terus memberikan pembiayaan dan pendampingan agar nasabah lebih berdaya dan bahkan terjadi peningkatan kualitas (naik kelas). Dukungan Suahasil juga terlihat saat dirinya mengapresiasi jumlah nasabah PNM yang telah mencapai 14,8 juta hingga Agustus 2023 kemarin, dan berpesan agar terus ditingkatkan.
Singkatnya, PNM bekerja untuk pemberdayaan nasabah melalui pembiayaan dan pendampingan. Pembiayaan dan pendampingan merupakan dua sisi mata uang yang tidak boleh dipisahkan satu dengan lainnya.
Baca Juga: Meriahkan HUT RI, PNM Gelar Webinar dan Lomba di Kampung Madani PNM
2. PNM dukung nasabah UMi bertahan dari pandemi
Editor’s picks
Perjalanan Sri bicara banyak akan peran PNM di tengah-tengah masyarakat UMi. Memulai bisnis bersama PNM berawal dari plafon pinjaman sebesar Rp2.000.000, kini plafon Sri mencapai Rp5.000.000.
Adapun masuknya pandemik COVID-19 sempat berdampak besar terhadap usaha kain sasirangannya. PNM di satu sisi masih bertahan dengan peningkatan jumlah nasabah di tengah-tengah terpaan pandemik COVID-19. Pada saat itulah, Sri bergabung dengan PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).
Di depan Wamen Keuangan, Sri Hartaty menunjukkan cara menjulur kain dari kain warna putih. Ia katakan menjulur kain merupakan pekerjaan paling rumit dari proses membuat kain sasirangan. Menjulur kain yang motifnya rumit bisa memakan waktu satu bulan. Ia juga menunjukkan cara memberikan warna kain dari kain putih menjadi kain bermotif sasirangan di depan Wamen.
3. Pendampingan mingguan hingga pelatihan usaha terus dilakukan
Selain akses terhadap permodalan, Sri juga mengikuti berbagai pendampingan setiap Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM) Bermakna dan program Pelatihan Kapasitas Usaha (PKU) PNM.
Alhasil, variasi produk Sri pun semakin banyak, mulai dari kain, baju kemeja, gaun, kerudung, hingga mukena. Tidak hanya itu, awal mula usahanya yang hanya menjual beberapa potong kain per bulan, kini ia membungkus ratusan pesanan per bulan.
“Saya harap tidak hanya nasabah, tetapi ibu-ibu yang berdaya di seluruh Indonesia dapat merasakan dampak yang luar biasa dalam membangun usahanya bersama PNM Mekaar,” ucap Sri. (WEB)
Baca Juga: PNM Targetkan 13 Juta Nasabah PNM Mekaar hingga Akhir 2022