Jakarta, IDN Times - Kubu Prabowo Subianto bergerak cepat usai terjadi perubahan anggota koalisi. Setelah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) keluar dan diganti Partai Demokrat, Koalisi Indonesia Maju (KIM) mulai menyusun tim pemenangan dan program yang bakal mereka jual ke publik.
Harapannya, publik bakal bersimpati dan memberikan suaranya untuk Prabowo di Pemilu 2024. Dalam pertemuan para sekretaris jenderal parpol pengusung Prabowo pada 20 September 2023 lalu disepakati konsep 17-8-45.
17 melambangkan jumlah program prioritas. 8 adalah angka program yang mendesak dan harus diwujudkan di 100 hari pemerintahan Prabowo. Sedangkan, 45 melambangkan jumlah pakar yang diajak berdiskusi untuk merumuskan program tersebut.
Salah satu janji Prabowo yang menarik perhatian publik yaitu seandainya ia terpilih maka pria yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan tersebut bakal menggratiskan makan siang dan susu bagi semua siswa di seluruh Indonesia. Baik bagi siswa di tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Berdasarkan penghitungan, untuk penyediaan susu gratis saja, dibutuhkan anggaran sekitar Rp44 triliun. Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, justru APBN yang dimiliki Indonesia lebih dari cukup untuk membiayai program tersebut.
"Ya, justru karena kami sudah mengidentifikasi uang (dari APBN) banyak, artinya, uang yang bersumber dari APBN dan non APBN banyak sekali, karena Indonesia adalah negara kaya," ungkap Fahri secara blak-blakan ketika berbicara di program Ngobrol Seru by IDN Times yang tayang di YouTube pada 27 September 2023 lalu.
Peluang untuk mewujudkan program itu semakin besar bila kebocoran anggaran, kata Fahri, bisa ditutup. Selain itu, produk bahan pangan untuk makan siang dan susu, bukan diimpor. Melainkan menggunakan produk-produk lokal. Tujuannya, untuk menghidupkan perekonomian di dalam negeri.
Program lain yang menjadi salah satu prioritas Prabowo adalah reformasi politik, hukum dan birokrasi. Prabowo, kata Fahri, ingin membenahi sistem politik agar biayanya tidak mahal. Selain itu, agar proses kaderisasi di tiap parpol berjalan.
Lalu, apa komentar Fahri terkait penunjukan putra bungsu presiden sebagai ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tanpa lewat proses kaderisasi? Simak obrolan IDN Times selengkapnya dengan Fahri Hamzah.