Fakta-fakta Tentang Rizki, Bocah Obesitas yang Kondisinya Lebih Parah Dari Arya

Dari usia delapan sampai sembilan tahun, Rizki mengalami peningkatan signifikan jadi 90 kg. Bocah laki-laki ini akibatnya terpaksa mengurangi waktu bermain bersama teman-temannya. Tidak berhenti di situ, dalam beberapa bulan terakhir, terjadi penambahan 29 kg.

Saat beratnya mencapai 119 kg, Rizki mengalami gangguan pernapasan sampai hanya kuat berjalan 10 langkah kaki. Orangtuanya pun membawa Rizki ke Rumah Sakit Muhammad Husein (RSMH).

Lia menuturkan kalau putranya makan nasi tiga kali sehari. Namun, setiap dua jam, dirinya minta jajanan seperti mie instan, ayam goreng dan bakso. Hal ini juga terjadi karena rumahnya dekat dengan restoran cepat saji.

Pada Jumat (22/7) pagi, Rizki alami tidur panjang dan sulit dibangunkan. Dokter yang menangani pun langsung membawa Rizki ke ICU. Lia mengatakan kalau putranya tiba-tiba alami koma. Tim dokter yang berjumlah 24 orang pun lakukan penanganan intensif. Rizki mulai stabil setelah dibantu mesin ventilator.

Jika dalam kasus Arya, menurut dr Yulis Anzar, spesialis Anak di RSMH Palembang, tumpukan lemaknya menonjol keluar. Namun, untuk kasus Rizki, tumpukan lemak justru tertahan di dalam sehingga organ dalam tubuh terhimpit oleh lemak. Selain itu, Rizki juga alami Obstructive Sleep Apnoea (OSA) yang membuatnya kesulitan tidur. Kesulitan tidur itu diakibatkan suplai oksigen yang terhenti sementara dan mengakibatkan Rizki sulit bernapas.

Selain itu, terdapat pula benjolan amandel yang semakin mempersempit jalannya pernapasan Rizki. Bocah kelas enam SD itu juga mengalami pelebaran ruang di jantungnya. Sampai saat ini juga Rizki masih dirawat secara intensif dibarengi terapi gizi.

Saat proses terapi gizi, sebelum alami koma, Rizki sempat tiba-tiba menangis. Hal tersebut terjadi karena matanya yang tiba-tiba merah dan mulai membengkak. Setelah itu dokter hentikan proses terapi.

Rizki harus bernapas dengan mesin ventilator agar suplai oksiden ke otak dan paru-paru tetap berjalan. Saat dalam kondisi koma, meski begitu, keluarga mengaku putra bungsu dari tujuh bersaudara itu sempat merespons. Tubuh Rizki sempat bergerak saat sang ibu memanggil dirinya, tapi matanya masih tertutup.

Rizki akhirnya sadarkan diri pada pukul 21.30 WIB, Jumat kemarin. Orangtua dan tujuh bersaudara pun mengaku bersyukur dan senang. Uniknya, begitu sadar, kata pertama yang diucapkan adalah 'mama'. Dengan nada sayu, bocah tersebut beberapa kali memanggil ibunya. Sang ibu pun tidak sanggup menahan air mata bahagia.

Orangtua dan keluarga Rizki pun berharap tim dokter dapat membantu penanganan kondisi Rizki. Diharapkan pula Rizki segera sembuh dari kondisinya.