Obituari Artidjo Alkostar, Si Penegak Hukum Kaca Mata Kuda

Bagi Artidjo hanya ada benar dan salah di mata hukum

Jakarta, IDN Times - Berpulangnya Artidjo Alkostar pada Minggu, 28 Februari 2021 meninggalkan berjuta kenangan dan cerita mengagumkan tentang dia. Sosoknya yang sederhana dan jujur banyak dikenang kerabat dekatnya, tak terkecuali ahli hukum yang saat ini menjadi Duta Besar Indonesia untuk Norwegia Todung Mulya Lubis. Melalui akun Facebooknya, Todung bercerita banyak hal tentang sosok almarhum Artidjo.

Artidjo bagi Todung adalah sosok kawan lama. Saat dia menjabat Ketua Yayasan LBH Indonesia, Artidjo sebagai direktur LBH Yogyakarta. Di situlah persahabatan Todung dengan Artidjo dimulai. 

Baca Juga: [WANSUS] Artidjo Alkostar: Rakyat Terhina Lihat Koruptor Tertawa

1. Artidjo dikenal sebagai sosok sederhana dan pekerja keras

Obituari Artidjo Alkostar, Si Penegak Hukum Kaca Mata Kuda(Mantan hakim agung Artidjo Alkostar) Istimewa

Di mata Todung, Artidjo adalah orang yang sangat sederhana, pendiam dalam arti hanya bicara seperlunya, pekerja keras dan menikmati kesendiriannya. 

"Dia pulang pergi kantor dengan motor Honda Bebek meski dia sebetulnya bisa naik mobil LBH. Kalau makan pun dia lebih suka makan di rumah makan kecil, menyendiri di meja pojokan. Tapi dia orang yang bisa dipegang kata-katanya,” kata Todung dalam unggahannya di Facebook, Selasa, 2 Maret 2021.

2. Kekuatan Artidjo dalam bekerja adalah kejujuran

Obituari Artidjo Alkostar, Si Penegak Hukum Kaca Mata Kuda(Profil Artidjo Alkostar) IDN Times/Sukma Shakti

Menurut Todung, kekuatan Artidjo adalah kejujuran dan keberpihakannya pada mereka yang lemah dan tertindas. Buat Artidjo, dunia ini adalah hitam putih, benar atau salah. Sosok almarhum kurang terbuka terhadap nuansa.

"Dalam benaknya apa yang disebut abu-abu itu hampir tidak dikenal. Jadi dia gampang saja membuat keputusan karena dia yakin kebenaran itu tak bisa dinegosiasikan. Truth is non-negotiable," kata dia.

Setelah jabatan Artidjo berakhir sebagai direktur LBH di Yogyakarta, dia membuka kantor advokat kecil, dan menangani kasus yang juga sederhana. Todung menduga dia kebanyakan kalah dalam menangani kasus. Almarhum memang tak mencari kekayaan dengan profesi advokatnya dan bekerja menjunjung prinsipnya di mana pun dan kapan pun.

"Itu membawanya juga menangani kasus pelanggaran hak asasi manusia di Timor Timur pada waktu itu. Dia bisa tinggal di Timor Timur berlama-lama. Dia tak menonjolkan dirinya, apalagi memasarkan profesi advokatnya, tapi orang tahu kalau mau mencari advokat yang jujur maka carilah Artidjo. Dia punya reputasi yang diakui untuk itu. Di kalangan LBH, advokat pendiam itu adalah tempat untuk diskusi menguji moralitas diri," kata Todung.

Pada zaman pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Artidjo dan Todung sama-sama dicalonkan menjadi Hakim Agung. Ada juga nama Muladi, Benyamin Mangkudilaga dan Bagir Manan. Namun Todung memilih mundur karena tak siap menjadi Hakim Agung yang terbelenggu pekerjaan rutin, memeriksa perkara karena surplus energi. 

"Artidjo bertanya pada saya apakah dia harus terus maju? Saya bilang padanya bahwa dia cocok jadi Hakim Agung karena dia bukan orang gaul, berpikir hitam-putih, jujur dan sederhana, dan bisa memeriksa berkas perkara dengan kacamata kuda,” kenang Todung.

3. Sifat sederhana Artidjo tidak pernah hilang hingga pensiun sebagai Hakim Agung

Obituari Artidjo Alkostar, Si Penegak Hukum Kaca Mata KudaMantan Hakim Agung Artidjo Alkostar. (IDN Times/Santi Dewi)

Setelah terpilih menjadi Hakim Agung, sifat sederhana, jujur, dan kerja kerasnya tidak berubah. Artidjo, kata Todung, jadi Hakim Agung yang tak berani didatangi mafia peradilan. Almarhum bercerita pernah ada yang mencoba melakukan suap melalui asistennya, namun tidak berhasil.

Artidjo juga dijauhi atau dihindari oleh terpidana koruptor karena mereka semua tahu ketika berkasnya masuk ke meja Artidjo, hukuman mereka akan diperberat. 

Dalam dunia pemberantasan korupsi, Artidjo jadi simbol pemidanaan hukum yang tak bisa dibeli atau ditekan. Siapa yang bisa membeli dan menekan Artidjo, karena dia tak butuh kemewahan, dan tak takut mati. Artidjo yang berperawakan kurus ini adalah tipikal orang Madura yang selalu keluar dan berani mati.

"Artidjo hanya melihat hitam-putih atau benar-salah terus memperberat hukuman untuk para koruptor terkadang tanpa pertimbangan hukum yang terlalu lengkap. Dia juga sering abai terhadap 'nuansa’ kemanusiaan,” tutur Todung.

"Respek saya semakin bertambah karena dia seorang hakim agung yang kuat menahan godaan sampai akhir masa jabatannya. Saya heran dia bisa begitu tegar,” sambungnya.

4. Indonesia kehilangan sosok penegak hukum jujur seperti Artidjo

Obituari Artidjo Alkostar, Si Penegak Hukum Kaca Mata KudaIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Todung sempat berpikir Artidjo akan menikmati pensiunnya setelah selesai jadi Hakim Agung dan kembali jadi dosen di fakultas hukum Universitas Islam Indonesia (UII). Namun karena integritasnya sebagai hakim agung, almarhum dipanggil jadi anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Dia pun percaya Artidjo orang yang akan menjalankan fungsi pengawasannya dengan jujur dan tegas. KPK yang mengalami pelemahan akhirnya bisa mendapat Artidjo yang tak akan kompromi terhadap tekanan para koruptor. Artidjo dinilai akan berusaha menyelamatkan KPK dalam batas kemampuannya. 

Todung tak pernah bertemu Artidjo dalam tiga tahun terakhir ini. Dia juga tak membaca banyak sepak terjangnya sebagai anggota Dewan Pengawas KPK. Tak ada juga komunikasi. Oleh karena itu, dia terkejut saat mendengar kabar duka tersebut. Namun dia percaya Artidjo sudah siap dipanggil menghadap Tuhannya. 

"Kita kehilangan seorang ’jurist’ yang bersahaja, jujur dan berani. Moralitas hukumnya akan selalu menjadi rujukan buat kita semua bahwa di tengah iklim yang komersial dan koruptif ini masih ada orang jujur. Benarlah kata KPK beberapa tahun silam bahwa 'Jujur Itu Hebat'. Artidjo adalah personifikasi dari semua itu. Selamat jalan kawan,” tutur Todung.

Baca Juga: ICW: Belum Ada Pengganti Sosok Artidjo yang Tegas pada Koruptor

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya