Fungsi Sumur Resapan Jakarta: untuk Kurangi Beban Saluran Drainase

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Dudi Gardesi mengatakan, keberadaan sumur resapan salah satunya adalah untuk mengurangi beban saluran drainase di Ibu Kota.
Pasalnya, kurangnya pertahanan drainase menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di Jakarta apabila hujan deras melanda.
Sebab, kata dia, sumur resapan sebenarnya lebih diarahkan pada konsentrasi air untuk program jangka panjang dalam hal menyediakan air tanah.
"Kita coba kombinasikan dengan ada beberapa sumur resapan untuk mengurangi beban dari saluran," ujar Dudi kepada IDN Times, Selasa (18/10/2022).
1. Sumur resapan untuk recharge ground water

Dudi mengatakan, program jangka panjang yang dimaksud adalah isi ulang air tanah (recharge ground water).
Pembuatan sumur resapan itu juga lebih banyak dilakukan di kawasan Jakarta bagian selatan.
"Konsentrasi dari apa yang kita bangun dan memang lebih diarahkan untuk longtherm program (program jangka panjang) mengenai recharge ground water," kata dia.
2. Dikombinasikan sebagai sistem pengendali banjir

Namun, ujar Dudi, pihaknya melakukan kombinasi fungsi dari sumur resapan tersebut sebagai sistem pengendali banjir untuk membantu fungsi saluran.
Sumur resapan tersebut turut difungsikan untuk penanganan genangan air yang sifatnya lokalisir.
"Yaitu daerah-daerah terutama yang agak cekung sehingga memang kecenderungan bilamana ada curah hujan tinggi ngumpul di daerah itu," kata dia.
3. Ada 28.000 titik sumur resapan

Dudi mengatakan, hingga tahun 2021, terdapat 28.000 titik sumur resapan yang ada di Jakarta.
Namun, jumlah tersebut tidak seberapa jika dihitung dengan fungsi dan kapasitas 4 waduk yang saat ini sedang dibangun.
"Waduk yang kami buat kemarin ada 10 hektare, kalau dihitung dengan jumlah titik sumur resapan, ya berkali-kali lipat (kapasitas tampung waduknya)," ujar dia
4. Sistem drainase tak kuat

Lebih lanjut Dudi mengatakan, salah satu penyebab banjir di wilayah DKI yang terjadi beberapa waktu belakangan adalah tidak kuatnya sistem drainase menampung debit air.
Hal tersebut dikarenakan curah hujan yang turun sangat tinggi sehingga drainase yang ada tak mampu menampung derasnya air yang datang.
"Lebih ke arah curah hujannya sangat besar, dalam waktu sangat pendek menyebabkan luapan sistem drainase kita yang tidak bisa menampung pada saat itu," ucap Dudi.