Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ganjar Pranowo berkampanye di Manggarai, NTT (IDN Times/Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Calon Presiden Ganjar Pranowo angkat bicara mengenai stagnanya indeks persepsi korupsi nasional 2023. Menurutnya, hal itu terjadi karena pemerintah tidak serius memberantas korupsi.

"Ya, karena kita tidak serius mengawal itu. Kalau kita serius, maka good governance mesti diciptakan, teladan mesti diberikan, dan harus tegas, kalau tidak pilih-pilih," ujar Ganjar di sela kampanye di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabuu (31/1/2024).

1. Todung tuding pemberantasan korupsi di era Jokowi dibunuh

Kuasa hukum Staedtler Noris, Todung Mulya Lubis dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (23/11/2023). (IDN Times/Trio Hamdani)

Sebelumnya, Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis menyebut skor IPK 34 merupakan angka yang jelek. Menurutnya, hal itu menunjukkan pemberantasan korupsi dibunuh pada era Presiden Joko "Jokwi" Widodo.

"Saya kira sih pada zaman Jokowi lah pemberantasan korupsi itu dibunuh," ujar Todung dalam acara peluncuran indeks persepsi korupsi oleh Transparency International Indonesia (TII) di Jakarta, Selasa (30/1/2024).

2. TPN Ganjar-Mahfud sebut pemerintahan Jokowi dicatat sebagai pelemah pemberantasan korupsi

Advokat senior Todung Mulya Lubis (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Menurutnya, indeks persepsi korupsi Indonesia bisa melejit ke 46 atau 48 apabila UU KPK tidak direvisi. Namun, justru yang terjadi sebaliknya.

"Saya kira kita akan mencatat pemerintahan ini sebagai pemerintaan yang melemahkan pemberantasan korupsi," ujar Todung.

3. IPK nasional 2023 stagnan di angka 34

Peluncuran Corruption Perceptions Index 2023. (IDN Times/Aryodamar)

Sebelumnya, TII merillis indeks persepsi korupsi nasional 2023 senilai 34. Angka ini stagnan dibandingkan pencapaian 2022.

Meski stagnan, peringkat Indonesia dibandingkan negaralainnya turun lima peringkat. Dari 110 menjadi 115.

Editorial Team