Gibran Blusukan ke Pasar Induk Senen, Pastikan Pedagang Bisa Berkembang

Dalam peninjauan ini, Gibran menekankan, pemerintah tidak hanya fokus menjaga stabilitas harga bahan pokok. Namun juga memastikan pedagang kecil mendapat perlindungan dan peluang berkembang.

Pasar Senen, yang menjadi salah satu pusat perdagangan utama di Ibu Kota terus memperlihatkan denyut ekonomi rakyat yang tetap hidup meski menghadapi berbagai tantangan. Di tengah gempuran ritel modern dan platform digital, para pedagang kecil masih bertahan menjaga roda perdagangan tradisional.

Banyak di antara mereka menggantungkan hidup dari kios yang dirintis sejak lama, dengan daya tahan dan ketekunan sebagai modal utama.

Sebagaimana disampaikan oleh Diki, seorang pedagang sayur mayur yang telah berjualan di Pasar Senen sejak 2005. Ia mengatakan, semula dirinya bekerja untuk pemilik toko, tetapi saat ini dapat mengelola kios sendiri berkat ketekunannya.

Diki pun menilai, pasar tradisional tetap menjadi pilihan utama warga untuk berbelanja karena kualitas dagangan yang dipasarkan.

“Kalau ke pasar tradisional kan bisa milih sendiri, kalau online kan kadang-kadang nggak tahu ya (perbandingan kualitas dengan gambar). Namanya ibu-ibu kan pengen yang bagus, yang segar kalau online nggak tahu, nggak bisa milih,” ungkap Diki.

Sejalan dengan itu, Mentiria, seorang warga yang rutin berbelanja di Pasar Senen pun mengakui kenyamanan yang didapat dalam memastikan kualitas bahan pokok yang dijual di pasar tradisional. Ia menyampaikan bahan makanan yang dibeli pagi ini akan langsung dimasak untuk keluarga.

“Iya, jadi kita langsung lihat sendiri ya berapa harganya,” imbuh Mentiria.

“Masak sayur bening seperti ini. Ini sangat simpel ya, murah, ini sayur ubi jalar. Vitaminnya sangat bagus,” tutupnya.

Gibran menilai kunjungan ini menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga keberlangsungan pasar tradisional, bukan hanya sebagai pusat transaksi, tetapi juga simbol ketahanan ekonomi rakyat di tengah persaingan modern.