Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Google

Minggu (26/2) Google turut merayakan ulang tahun Taman Nasional Ujung Kulon yang ke-25. Google memajang ilustrasi gambar dua badak bercula satu, satu dewasa dan satu anak-anak, di halaman utama mesin pencari tersebut atau yang dikenal sebagai Google Doodle.

Meski ulang tahun ke-25, tapi Taman Nasional Ujung Kulon sudah ada sejak 1846.

Default Image IDN

Awalnya, lokasi tersebut adalah sebuah kawasan hutan yang diperkenalkan F. Junghun. Ia adalah seorang ahli Botani dari Jerman. Kala itu, Junghun sedang melakukan penelitian mengenai tumbuh-tumbuhan tropis. Pada 1883, letusan Krakatau yang sangat dahsyat sempat mengakibatkan tsunami yang menyapu flora dan fauna di kawasan itu. Meski demikian, ekosistem di sana berkembang dengan cepat hingga akhirnya sejumlah titik diberi status sebagai hutan lindung.

Pada perkembangannya, ada beberapa peraturan pemerintah yang dikeluarkan berkaitan dengan kawasan tersebut. Misalnya, Pemerintah Hindia Belanda menerima proposal The Netherlands Indies Society for The Protectin of Nature untuk menetapkan Semenanjung Ujung Kulon dan Pulau Panaitan sebagai Kawasan Suaka Alam.

Lalu, setelah Indonesia merdeka, menteri pertanian pada 1958, 1967 dan 1979 juga mengeluarkan SK Menteri Pertanian yang memperluas kawasan yang dilindungi meliputi perairan laut dan Gunung Honje. Statusnya pun menjadi Cagar Alam Ujung Kulon. Baru pada 1992, turunlah SK Menteri Kehutanan Nomor 284/Kpts-II/1992 yang mengubah status Cagar Alam Ujung Kulon menjadi Taman Nasional Ujung Kulon dengan total luas area 122.956 hektar.

Badak bercula satu adalah salah satu ciri khas dari Taman Nasional Ujung Kulon.

Editorial Team

Tonton lebih seru di