Dilema Klaster COVID-19 di Pasar, Pilih Kesehatan atau Urusan Perut?

Pedagang pasar mau tak mau harus berjualan demi hidup

Jakarta, IDN Times - Melonjaknya jumlah kasus virus corona atau COVID-19 di Indonesia membuat sejumlah daerah di Indonesia menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Akibatnya sejumlah lini kehidupan seperti perkantoran, sekolah, hingga kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan secara massal harus berhenti sesaat.

Di Indonesia virus corona pernah menjangkiti sejumlah kalangan. Mulai dari menteri hingga pekerja harian, mulai dari anak bawah lima tahun (balita) hingga orang tua sudah terpapar. Bahkan, virus ini juga memakan korban mereka yang belum dinyatakan terpapar COVID-19.

1. Pedagang terpaksa berjualan meski takut COVID-19 demi keluarganya

Dilema Klaster COVID-19 di Pasar, Pilih Kesehatan atau Urusan Perut?Kondisi Pasar Jatinegara pada Minggu (12/7/2020) (IDN Times/Aryodamar)

Anto misalnya. Pedagang buah-buahan ini memang belum menjalani tes apapun untuk mengetahui dirinya terpapar COVID-19 atau tidak, namun ia sudah merasakan dampak dari virus tersebut. 

Pria 45 tahun ini mengaku mengalami penurunan pendapatan sejak adanya virus corona di Indonesia khususnya Jakarta. Ia juga sempat menganggur selama tiga bulan karena tak mampu membeli modal jualan. Untuk bertahan hidup, ia mengandalkan utang di warung dekat kontrakannya di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan.

“Ini saya baru berani jualan lagi sebulan terakhir,” ujarnya saat ditemui IDN Times di Kawasan Jatinegara, Jakarta Timur pada Minggu (12/7/2020).

Keputusan Anto berjualan lagi mau tak mau diambilnya. Sebab, ia harus menghidupi keluarganya meski khawatir dengan pandemik virus corona yang masih belum reda di ibu kota dan ada sejumlah pedagang yang telah dinyatakan positif.

“Ya mau gimana, ini belain perut, belain keluarga,” ujarnya.

Baca Juga: Hati-hati! 1.053 Pedagang di 190 Pasar Tradisional Terpapar COVID-19

2. Ada 1.053 pedagang pasar di Indonesia yang terpapar COVID-19

Dilema Klaster COVID-19 di Pasar, Pilih Kesehatan atau Urusan Perut?Ilustrasi Pasar ditutup (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Berdasarkan data dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) yang diterima IDN Times, per 13 Juli 2020 secara akumulatif terdapat 1.053 pedagang pasar dinyatakan positif COVID-19 dan 35 telah meninggal dunia. Di Jakarta sendiri secara terdapat 81 kasus baru yang berasal dari 20 pasar. 

Kasus baru paling banyak terjadi di Pasar Cempaka Putih, Jakarta Pusat dengan jumlah 41 pedagang positif COVID-19. Mereka dinyatakan positif usai menjalani swab test dan kini telah ditangani petugas medis.

3. Pemprov DKI Jakarta khawatir dan akui pasar jadi salah satu klaster penularan COVID-19 terbesar

Dilema Klaster COVID-19 di Pasar, Pilih Kesehatan atau Urusan Perut?Anies Baswedan dan Riza Patria (Facebook/Anies Baswedan)

Banyaknya kasus positif di lingkungan pasar di Jakarta bahkan disebut sebagai salah satu klaster penyebaran virus corona terbesar. Hal tersebut diungkapkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam sebuah video yang diunggah Pemprov DKI Jakarta di YouTube pada Minggu (12/7/2020).

“Klaster terbesar otomatis pasien rumah sakit itu 45,26 persen. Kedua, pasien komunitas 38 persen, mereka yang berada di lingkungan kita. Lalu, di pasar itu 6,8 persen, pekerja migran 5,8 persen, dan sisanya dari perkantoran," jelas Anies.

Rentannya penularan di pasar juga sempat disinggung Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dalam sebuah webinar pada Rabu, 10 Juni 2020 memang sempat mengungkapkan bahwa pasar tradisonal paling rentan penularan. Pada saat itu ia berjanji akan menegakkan protokol kesehatan di lingkungan pasar.

"Jadi yang kita paling khawatirkan adalah di pasar, bukan di rumah ibadah, perkantoran, atau mal," ujarnya.

Baca Juga: Anies Ungkap 4 Klaster COVID-19 di Jakarta, Salah Satunya Perkantoran

4. Ada 5 ribu ASN DKI Jakarta dikerahkan untuk menjaga pasar, namun menuai kritik

Dilema Klaster COVID-19 di Pasar, Pilih Kesehatan atau Urusan Perut?Ilustrasi Pasar (Antara/Livia Kristianti)

Untuk meminimalisir penyebaran virus corona di lingkungan pasar, Pemprov DKI Jakarta telah menerapkan sejumlah protokol kesehatan. Contohnya pada awal fase PSBB transisi Pemprov DKI Jakarta sempat menerapkan kebijakan ganjil-genap untuk kios di pasar, namun hal itu dihentikan karena tak efektif.

Pemprov DKI Jakarta juga melibatkan aparat Satpol PP, TNI, dan POLRI untuk mengawasi protokol kesehatan di lingkungan pasar. Tak hanya itu, Pemprov DKI Jakarta mengerahkan lima ribu PNS untuk membantu pengawasan protokol kesehatan di 146 pasar yang ada di Jakarta.

Langkah Pemprov DKI Jakarta mengerahkan 5 ribu ASN  itu pun menuai kritikan. Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta menilai langkah tersebut adalah kebijakan tambal-sulam, bukan solusi permanen.

"Vaksin covid diperkirakan baru tersedia 1-2 tahun lagi, sehingga pemerintah harus terus waspada. Selama periode pandemi, akan ada gelombang naik-turun kasus covid. Oleh karena itu, Pemprov DKI harus menyusun kebijakan yang strategis dan permanen. Saya menilai pengerahan ribuan PNS itu adalah keputusan reaktif yang berisiko tinggi," kata anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, August Hamonangan, melalui keterangannya pada Minggu 5 Juli 2020.

August menerangkan, proses rekrutmen dan pendidikan Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah didesain dengan kualifikasi masing-masing. Ada yang berkualifikasi sebagai analisis, ada pula untuk pekerjaan-pekerjaan lapangan. Keduanya memiliki keahlian, pengetahuan, dan tanggung jawab yang sangat berbeda.

“Untuk menghindari risiko yang tidak perlu, sebaiknya PNS non-lapangan jangan diturunkan untuk menjaga pasar. Pemprov DKI harus mengoptimalkan peran para petugas lapangan, seperti Satpol PP dan Dinas Perhubungan. Jika jumlahnya tidak cukup, Pemprov bisa melibatkan pihak eksternal seperti TNI dan Polri,” jelasnya.

5. DPRD DKI sempat temukan kurangnya penerapan dan pengawasan protokol kesehatan di pasar

Dilema Klaster COVID-19 di Pasar, Pilih Kesehatan atau Urusan Perut?Ilustrasi Pasar Jakarta (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Penerapan protokol kesehatan di lingkungan pasar juga sempat dikritik politikus PSI lainnya, William Aditya Sarana dan Eneng Maliasari. Ketika meninjau pasar secara terpisah, mereka menemukan protokol kesehatan yang belum dilaksanakan dengan baik.

“Pemprov DKI Jakarta dan PD Pasar Jaya harus mulai berkoordinasi dengan asosiasi, paguyuban pasar, dan kelompok pedagang akan adanya insentif bagi pedagang patuh dan disinsentif bagi yang lalai pada aturan,” ujar anggota Fraksi PSI dari Komisi B DPRD DKI Jakarta, Eneng Malianasari usai sidak di pasar pada 18 Juni 2020.

Ketua Bidang Infokom DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan, mendorong agar edukasi mengenai protokol kesehatan di lingkungan pasar lebih digencarkan lagi. Selain itu, IKAPPI mendorong agar pemerintah melibatkan pedagang dalam membuat kebijakan terkait protokol kesehatan di lingkungan pasar.

Selain itu, IKAPPI mendorong seluruh pasar di Indonesia menggunakan sekat yang terbuat dari plastik. Tujuannya agar dapat menghindari pedagang dan pembeli berkomunikasi langsung sehingga potensi penularan COVID-19 dapat diminimalisir.

“Ini yang paling efektif dibanding kebijakan ganjil-genap atau kebijakan pembatasan jam operasional. Karena justru pembatasan jam operasional dapat meningkatkan penyebaran karena akan ada penumpukan di jam-jam tersebut,” jelas Reynaldi dalam keterangannya pada Senin (13/7/2020) malam.

6. Daftar lengkap akumulasi jumlah pedagang positif COVID-19 di Jakarta

Dilema Klaster COVID-19 di Pasar, Pilih Kesehatan atau Urusan Perut?Kondisi Pasar Jatinegara pada Minggu (12/7/2020) (IDN Times/Aryodamar)

Berikut adalah daftar lengkap jumlah pedagang dan pasar yang terpapar virus corona di Jakarta berdasarkan data yang dirilis IKAPPI pada Selasa 14 Juli 2020:

Jakarta Timur (92 pedagang positif berasal dari 8 pasar):

1. Pasar Kramat Jati: 49 Pedagang positif COVID-19

2. Pasar Perumnas Klender: 18 Pedagang positif COVID-19

3. Pasar Kampung Ambon: 11 Pedagang positif COVID-19

4. Pasar Enjo: 10 Pedagang positif COVID-19

5. Pasar Obor: 1 Pedagang positif COVID-19

6. Pasar Embrio Makasar: 1 Pedagang positif COVID-19

7. Pasar Rawamangun: 1 Pedagang positif COVID-19

8. Pasar Pramuka: 1 Pedagang positif COVID-19


Jakarta Pusat (161 pedagang positif berasal dari 18 pasar)

1. Pasar Cempaka Putih: 41 Pedagang positif COVID-19

2. Pasar Serdang: 14 Pedagang positif COVID-19

3. Pasar Rawa Kerbau: 14 Pedagang positif COVID-19

4. Pasar Tanah Abang: 13 Pedagang positif COVID-19

5. Pasar Petojo Encek: 9 Pedagang positif COVID-19

6. Pasar Petojo Ilir: 7 Pedagang positif COVID-19

7. Pasar Timbul Kartini: 5 Pedagang positif COVID-19

8. Pasar Gembrong: 4 Pedagang positif COVID-19

9. Pasar Karang Anyar: 4 Pedagang positif COVID-19

10. Pasar Sabeni: 3 Pedagang positif COVID-19

11. Pasar Thamrin City: 2 Pedagang positif COVID-19

12. Pasar Cideng: 2 Pedagang positif COVID-19

13. Pasar Lontar: 1 Pedagang positif COVID-19

14. Pasar Gondangdia: 1 Pedagang positif COVID-19

15. Pasar Blok A Tanah Abang: 1 Pedagang positif COVID-19

16. Pasar Blok B Tanah Abang: 1 Pedagang positif COVID-19

17. Pasar Metro Atom: 1 Pedagang positif COVID-19

18. Pasar Jembatan Merah: 1 Pedagang positif COVID-19


Jakarta Barat (25 pedagang positif berasal dari 9 pasar)

1. Pasar Palmerah: 9 Pedagang positif COVID-19

2. Pasar Glodok: 4 Pedagang positif COVID-19

3. Pasar Kopro: 4 Pedagang positif COVID-19

4. Pasar Kedoya Utara: 3 Pedagang positif COVID-19

5. Pasar Grogol: 1 Pedagang positif COVID-19

6. Pasar Puri Indah: 1 Pedagang positif COVID-19

7. Pasar Kemiri: 1 Pedagang positif COVID-19

8. Pasar Bunga Rawa Belong: 1 Pedagang positif COVID-19

9. Pasar Gang Kancil: 1 Pedagang positif COVID-19


Jakarta Selatan (25 pedagang positif berasal dari enam pasar)

1. Pasar Kebayoran Lama: 14 Pedagang positif COVID-19

2. Pasar Minggu: 3 Pedagang positif COVID-19

3. Pasar Mede: 3 Pedagang positif COVID-19

4. Pasar Lenteng Agung: 2 Pedagang positif COVID-19

5. Pasar Kedip: 2 Pedagang positif COVID-19

6. Pasar Pondok Labu: 1 Pedagang positif COVID-19


Jakarta Utara (7 pedagang positif berasal dari 4 pasar)

1. Pasar Belek: 3 Pedagang positif COVID-19

2. Pasar Bambu Kuning: 2 Pedagang positif COVID-19

3. Pasar Sunter Podomoro: 1 Pedagang positif COVID-19

4. Pasar Koja: 1 Pedagang positif COVID-19

Baca Juga: 45 Pasar di Jakarta Terpapar COVID-19, Ini Daftar Lengkapnya

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya