Perempuan Ini Kehilangan Ayah, Ibu, dan Kakak karena Virus Corona
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Seorang perempuan asal Surabaya, Jawa Timur bernama Dea Winnie Pertiwi kehilangan ayah, ibu, dan kakaknya dalam waktu berdekatan, Keluarga Dea meninggal dunia akibat positif virus corona penyebab COVID-19.
Kisah pilu itu ia bagi dalam acara Mata Najwa yang disiarkan di Trans 7 pada Rabu (15/7). Begini kisahnya.
1. Virus corona pertama kali menular keluarganya diduga berasal dari rumah sakit
Dea mengatakan kasus COVID-19 pertama kali menerpa keluarganya melalui sang kakak ipar. Ia menduga kakak iparnya tertular usai menemani sang istri kontrol kandungan ke rumah sakit. Kemudian, virus tersebut menular ke kakak kandung kedua dan pertama, lalu ke ibu dan ayahnya secara berurutan.
"Saya tinggal beda rumah dengan orangtua saya. Yang satu rumah itu kakak-kakak saya. Jadi mereka cepat tertularnya," ujar Dea.
Pada saat dinyatakan positif, kakak Dea sedang memiliki kandungan berusia delapan bulan. Dari seluruh anggota keluarga, keponakan Dea yang berada di dalam kandunganlah yang lebih dulu meninggal dunia.
"Kakak saya sempat dua kali masuk UGD. Sempat disuruh rawat jalan, tapi kakak terus-terusan kesulitan bernafas. Tapi kita sangka itu karena mau melahirkan, bukan Covid,” kata Dea.
Baca Juga: Kepala Bappeda Meninggal karena COVID-19, Pemprov Terapkan Separuh WFH
2. Dengan menggunakan APD, Dea menyaksikan jenazah sang ibu dimandikan
Pemerintah mewajibkan pasien positif atau masih diduga terpapar COVID-19 untuk dimakamkan dengan protokol khusus. Hal itu membuat Dea tidak bisa melihat sang ayah dari dekat ketika dikebumikan. Ia hanya bisa melihat prosesnya dari mobil yang berada jauh dari liang lahat.
Kemudian, saat sang kakak meninggal dunia, ia pun tidak melihatnya. Prosesi pemakaman sang kakak hanya dilihat oleh suaminya.
"Kalau mama aku minta izin ke rumah sakit, aku ingin lihat yang terakhir kalinya. Jadi waktu prosesi dimandikan aku dikasih APD lengkap jadi bisa melihat mama yang terakhir kalinya," jelas Dea.
3. Protokol kesehatan harus diterapkan di mana-mana
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan bahwa virus corona itu sangat jahat. Selain itu, virus corona juga mudah menular dalam kontak sangat dekat.
"Jadi protokol kesehatan itu memang harus ditegakkan di mana-mana," jelas Wiku yang hadir dalam Studio Mata Najwa.
Baca Juga: Ngeri! Virus Corona Bisa Bertahan di Udara Sampai 8 Jam