Tenaga Medis Kelelahan Tangani COVID-19, Apa Strategi Pemprov DKI?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, mengatakan Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mencegah tenaga medis kelelahan menangani pandemik COVID-19 di ibu kota.
Sebab sampai hari ini COVID-19 masih merajalela. Apa saja startegi Pemprov DKI agar tenaga medis tak kehabisan tenaga di tengah perjuangan mereka melawan virus corona?
1. Tenaga medis diberi penginapan dan shifting jam kerja
Widyastuti mengatakan banyak tenaga medis yang menangani pandemik COVID-19 di Jakarta tidak tinggal di ibu kota. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta telah mengakomodasi hotel atau penginapan bagi mereka. Selain itu, para tenaga medis harus menerapkan shifting dalam bekerja.
"Harus diatur sekali supaya ga kelelahan," kata Widyastuti kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (8/9/2020).
Baca Juga: Pandemik COVID-19, Bakmi Jawa Mbah Hardjo Masuk Kaleng
2. Tenaga medis juga didampingi psikososial
Editor’s picks
Selain itu, para tenaga medis juga didampingi oleh sejumlah tim psikososial. Para psikolog itu terdapat di setiap Puskesmas hingga rumah sakit swasta.
"15 psikososial. Tiap puskesmas ada. Di beberapa RS juga ada secara internal memantau di masing-masing," jelasnya.
3. Pemprov DKI Jakarta merekrut 1.174 tenaga medis baru untuk membantu tangani COVID-19
Untuk membantu menangani pandemik COVID-19 di Jakarta, Pemprov DKI baru saja merekrut 1.174 tenaga medis baru yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Widyastuti mengatakan, sebanyak 1.174 orang itu terdiri dari berbagai macam latar belakang mulai dari Dokter Paru, Dokter Penyakit Dalam, Anastesi, Dokter Anak, Spesialis Obgyn, Dokter Umum, Pereawat, Bidan, Radiografer, Ahli Teknologi Laboratorium Medik, Survaillance, hingga Penyuluh Kesehatan.
Rencananya mereka akan ditempatkan di RSUD DKI Jakarta, UPT Labkesda, Puskesmas, Dinas Kesehatan, dan sebagian ada yang diperbantukan di BUMN maupun swasta yang telah mengajukan ke Pemprov DKI Jakarta. Sebelum bertugas, kata Widyastuti, para tenaga kesehatan itu akan menjalani rapid tes terebih dulu.
"Apabila hasilnya reaktif, maka akan dilaksanakan tes PCR," jelas Widyastuti
Baca Juga: Satgas COVID Minta Jam Kerja Tenaga Medis Dibatasi Agar Tak Kelelahan