Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Guru Belum Bisa Mengoperasikan, Smartboard di SDN Bogor Nganggur

WhatsApp Image 2025-07-08 at 20.14.24 (1).jpeg
Sejumlah guru tengah mengoperasikan smartboard di SDN Cimahpar 5 Kota Bogor, Jawa Barat. (IDN Times/Linnawati)
Intinya sih...
  • Belum ada pelatihan resmi bagi guru dalam pemanfaatan smartboard
  • Tantangan logistik dan renovasi menghambat penggunaan smartboard di sekolah
  • Pihak sekolah berharap guru segera mendapat pelatihan resmi dari Kemendikdasmen

Bogor, IDN Times – Sejak kunjungan Presiden ke SDN Cimahpar 5 beberapa waktu lalu, sekolah ini menjadi sorotan sebagai salah satu pionir penerima bantuan smartboard dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Meskipun alat sudah diterima, pemanfaatan perangkat papan pintar ini masih jauh dari optimal.

Hingga Rabu (9/7/2025), smartboard yang seharusnya digunakan di ruang kelas justru tersimpan di ruang guru. Kepala Sekolah SDN Cimahpar 5, Titin Sutini, menyampaikan aktivitas pembelajaran dengan smartboard sempat vakum karena padatnya agenda sekolah.

“Sejak kedatangan Pak Presiden, kita langsung fokus ke asesmen kelas 6, lalu menyusun soal, pembagian rapor, dan sekarang sedang persiapan SPMB serta renovasi. Jadi belum sempat optimal,” kata Titin kepada IDN Times.

1. Belum ada pelatihan resmi

Smartboard.png
Seorang guru pendidikan agama dan budi pekerti SDN 2 Purwokerto Wetan Rizky Nursifa di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, sedang memberikan materi Pancasila dengan menggunakan fasilitas smartboard pemberian Kemendikdasmen, Sabtu (14/6/2025). (ANTARA/Hana Kinarina)

Salah satu tantangan utama dalam pemanfaatan smartboard ini adalah belum adanya pelatihan resmi bagi guru. Hingga kini, upaya mengoperasikan smartboard lebih bersifat trial and error oleh guru-guru secara mandiri, khususnya guru Dasum yang aktif membagikan pengetahuan dasar ke rekan sejawat.

“Kita belum ada pelatihan dari Kementerian maupun Dinas Pendidikan Kota Bogor. Tapi Pak Dasum tetap mengulik sebisanya,” kata Titin.

Meski belum optimal, beberapa guru dan siswa sudah mencoba menggunakan fitur-fitur dalam smartboard, termasuk pelajaran matematika, IPS, bahasa Inggris, hingga olahraga. Respons awal siswa cukup positif.

“Anak-anak terlihat antusias. Bahkan ada anak kelas satu yang baru tahu bentuk bangun dasar langsung semangat belajar, karena tampilannya menarik di layar,” ujar Titin.

2. Tantangan logistik dan renovasi

Smartboard.jpg
Siswa SDN 3 Sudagaran, Banyumas, Jawa Tengah, saat menggunakan smartboard atau papan pintar bantuan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). (Dok. Kemendikdasmen)

Selain minim pelatihan, masalah logistik juga menjadi kendala. Dengan hanya satu unit smartboard untuk seluruh sekolah, penggunaannya harus bergantian. Situasi makin rumit karena sekolah juga sedang bersiap menghadapi renovasi besar.

“Kalau ruangannya dibongkar, mungkin smartboard akan kami titipkan ke guru yang rumahnya dekat. Karena kalau ditaruh di sekolah terus, rawan rusak atau hilang,” kata Titin.

Renovasi sendiri akan memperluas fasilitas sekolah dari lima ruang kelas menjadi sembilan, termasuk ruang administrasi, UKS, dan tambahan toilet. Proses ini dijadwalkan segera dimulai usai SPMB dan pengosongan ruang belajar.

3. Pihak sekolah berharap guru segera mendapat pelatihan

Smartboard.png
Seorang guru pendidikan agama dan budi pekerti SDN 2 Purwokerto Wetan Rizky Nursifa di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, sedang memberikan materi Pancasila dengan menggunakan fasilitas smartboard pemberian Kemendikdasmen, Sabtu (14/6/2025). (ANTARA/Hana Kinarina)

Meskipun masih tahap awal, SDN Cimahpar 5 tetap menunjukkan semangat untuk berkembang. Kepala sekolah menegaskan, mereka sudah mendaftarkan guru-guru untuk pelatihan smartboard ke Dinas Pendidikan Kota Bogor, dan tengah menunggu undangan resmi dari Kemendikdasmen.

Program digitalisasi ini merupakan bagian dari langkah besar Kementerian Pendidikan untuk menciptakan 15 ribu ruang kelas cerdas di Indonesia, dengan total anggaran Rp2 triliun. Menteri Abdul Mu’ti bahkan menyatakan ini adalah bagian dari transformasi pendidikan nasional menuju era teknologi.

“Kami berharap dengan digitalisasi ini, semangat belajar siswa meningkat, dan Indonesia punya generasi unggul yang adaptif terhadap teknologi,” kata Mu’ti saat peluncuran program di SDN Cimahpar 5, 2 Mei lalu.

Kini, meski belum maksimal, SDN Cimahpar 5 mulai mencicil langkah kecil menuju pembelajaran digital. Bagi para guru dan siswa, kehadiran smartboard adalah harapan baru yang tak hanya menampilkan layar digital, tetapi juga mimpi besar tentang pendidikan yang lebih merata, modern, dan menyenangkan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us