Bima Arya Tekankan Perlunya Edukasi Masyarakat Sebelum PSBB Total

Kata Bima, warga Kota Bogor belum paham apa itu COVID-19

Jakarta, IDN Times - Wali Kota Bogor Bima Arya mengungkapkan bahwa dirinya kerap mendapatkan curhan hati (curhat) warga Kota Bogor soal edukasi COVID-19.

Menurut dia, warga mengeluhkan minimnya sosialisasi dari pemerintah baik di pusat mau pun daerah soal COVID-19. Mereka bahkan tidak bisa menerima begitu saja ketika muncul wacana untuk melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara ketat.

"Coba bang bayangkan, warga bilang gini ke saya 'Pak Wali (Kota), kita ini disamperin nggak pernah untuk diberikan edukasi, untuk dijelaskan apa itu COVID-19, gak pernah. Diawasi aparat gak pernah, tiba-tiba disuruh tutup. Dan kita gak bisa makan. Jangan begitulah pemerintah', kira-kira begitu," kata Bima dalam diskusi virtual yang digelar oleh Populi Center dan Smart FM, Sabtu (12/9/2020).

1. Bima Arya tekankan pentingnya kolaborasi antar-pemerintah baik di pusat dan daerah

Bima Arya Tekankan Perlunya Edukasi Masyarakat Sebelum PSBB TotalBima Arya Sugiarto dalam Webinar Eps. 3 #MenjagaIndonesia by IDN Times dengan tema "Kisah Mereka Garda Terdepan Negeri" (IDN Times/Besse Fadhilah)

Mendengar curahan hati warganya, Bima berharap pemerintah pusat dan daerah bisa berkolaborasi dengan harmonis dalam menerapkan protokol kesehatan dan memberi edukasi kepada warga. Apalagi berdasarkan hasil survei yang dilakukannya, banyak warga yang percaya tentang teori konspirasi COVID-19.

"Jadi menurut saya, pertama kuatkan kolaborasi kita untuk protokol kesehatan dan edukasi. Itu angka (survei) tadi mengkhawatirkan. 50 persen percaya konspirasi atau tidak, 19 persen percaya. Itu PR kita terbesar," ucap dia.

Baca Juga: Bima Arya: Bogor Tak akan Melakukan Lockdown Total

2. Sulit lakukan pengetatan PSBB bila persepsi masyarakat tentang COVID-19 masih rendah

Bima Arya Tekankan Perlunya Edukasi Masyarakat Sebelum PSBB TotalIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Bima menilai, penerapan PSBB secara ketat sulit dilakukan bila persepsi masyarakat tentang COVID-19 masih sangat rendah. Oleh sebab itu, pihaknya mencoba menggandeng elemen masyarakat yang ada di bawah untuk bersama-sama mengedukasi dan menjalankan protokol kesehatan secara baik.

"Jadi kita mengerjakan PR kita ga nih? Mengedukasi warga? Makanya saya perkuat lagi Dinkes, dokter-dokter, pemuka agama, ini harus kenceng ke bawah. Abis itu baru penguatan protokol kesehatan di tingkat mikro, kecamatan. Saya kira check point gak efektif. RW siaga, RW merah, kita drop logistik dan lain-lain," jelas dia.

3. Pengetatan PSBB bisa dilakukan bila terkoordinasi dengan baik

Bima Arya Tekankan Perlunya Edukasi Masyarakat Sebelum PSBB TotalSatpol PP memberi sanksi terhadap pelanggar PSBB di Jakarta (Instagram.com/satpolpp.dki)

Menurut Bima, pengetatan PSBB tidak serta merta bisa dilakukan begitu saja. Sebab, banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam merealisasikan kebijakan tersebut. Dia menambahkan lagi, pemerintah di pusat dan daerah harus duduk bersama-sama untuk membahas penguatan sejumlah aspek dalam pengetatan PSBB.

"Kalau PSBB dilakukan secara total, oke. Tapi urusan ekonominya oke gak? Personelnya kuat gak? Kalau gak, gak konsisten kita," katanya.

"Perlu dibicarakan sama-sama. Oke, Kota Bogor kondisi gimana, kebutuhan berapa, kementerian berapa. Jadi ini perlu pendalaman," tambahnya.

Baca Juga: Bima Arya: Mayoritas Warga Bogor Gak Paham Apa Itu COVID-19

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya