Canda Eks Dubes RI di Brasil: Dulu Mereka Impor Pastor dari Indonesia

2. Brasil impor pastor dari Indonesia

pixabay.com/Pexels

Sifat masyarakat Brasilia ramah dan tidak rasis. Mereka yang mayoritas beragama katolik, cukup rajin beribadah. Hal itu membuat mereka membutuhkan banyak pastor. Bahkan, Brasilia harus impor pastur dari Indonesia. "Saya sering bercanda kok impor pastur dari kita yang mayoritas islam," ucapnya seraya tersenyum.

"Itu yang tidak dirasakan diplomat saya di negara lain seperti di Argentina dan lain," tambahnya.

3. Ibu kota baru butuh waktu untuk berkembang

IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Sementara itu Mentri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa apa yang dilakukan Brasilia hingga saat ini butuh waktu yang lama. Oleh karena itu, diharapkan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan bisa dipahami bukan sebagai sesuatu yang instan.

"Memang butuh waktu lama untuk jadi kota besar. Kita membangun kota baru memindahkan pusat pemerintahan. Justru kita ingin membangun ibu kota dengan penekanan sebagai pusat pemerintahan," ungkapnya.

Baca Juga: Jauh Sebelum Brasil Pindah Ibu Kota, Soekarno Sudah Pilih Brasilia

4. Brasilia percontohan yang baik dalam pemindahan ibu kota

IDN Times/Uni Lubis

Bambang juga menegaskan jika Brasilia menjadi salah satu percontohan yang baik dalam pemindahan ibu kota. Sebab, pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di kota tersebut mampu mengurangi ketimpangan yang terjadi di wilayah Brasil.

"Brasilia saat ini tidak hanya jadi pusat pemerintahan tapi juga pusat kegiatan ekonomi di sekitarnya. Walau wilayah dekat amazon masih teritnggal tapi sudah bisa dikurangi. Menghilangkan ketimpangan total itu mungkin tidak bisa, tapi paling tidak bisa mengurangi ketimpangan itu," tandasnya.

Baca Juga: Wacana Pemindahan Ibu Kota, RI Belajar dari Brasil