Helipad di Pulau Panjang yang Sempat Jadi Polemik Rusak

Jakarta, IDN Times - Landasan helikopter di Pulau Panjang, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta, kondisinya rusak. Sebelumnya, helipad tersebut sempat menjadi polemik karena diduga ilegal.
Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, menduga helipad tersebut dirusak oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu. Padahal, Bupati Kepulauan Seribu, Junaedi, sebelumnya menyebut helipad digunakan untuk menunjang wisata religi di pulau tersebut.
“Dulu kan saya sempat sidak ke Pulau Panjang, lalu kemarin saya datang lagi melihat landasan parkir helipad, ternyata sudah dirusak,” kata Prasetyo kepada wartawan, Selasa (30/8/2022).
1. Prasetyo melakukan peninjauan

Prasetyo mengatakan, usai melakukan sidak beberapa waktu lalu, pihaknya akan mendalami dugaan terjadinya penyalahgunaan izin pemanfaatan pulau di Kabupaten Kepulauan Seribu.
Menurut politisi PDIP itu, sah-sah saja helipad tersebut dimanfaatkan untuk dikenakan retribusi dari penggunaannya.
“Ya, boleh saja itu (retribusi penggunaan helipad), tetapi harus ada aturannya. Retribusi lu bayar dong, ternyata gak, malah dihancurin,” kata Prasetyo.
2. Helipad telah ada sejak 2005

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, landasan helikopter atau helipad di Pulau Panjang, Kepulauan Seribu tersebut sudah ada sejak lama.
"Itu sudah lama (helipad), dari dulu sudah ada ya, cuma tidak terpakai. Itu sudah sejak tahun 2005," ujar Riza di Balai Kota, Jumat (1/7/2022).
Adapun, Bupati Kepulauan Seribu, Junaedi, mengatakan bahwa helipad yang ada di Pulau Panjang semula dibangun untuk menarik wisatawan. Fungsinya untuk melihat keindahan atau wisata religi.
"Tujuan kami untuk menarik wisatawan yang ingin datang ke Pulau Seribu melalui transportasi udara," ujar Junaedi, di Ruang Rapat Komisi A DPRD DKI Jakarta, Senin (11/7/2022).
3. Pulau Panjang kerap jadi destinasi wisata religi

Dia mengatakan, Pulau Panjang kerap menjadi destinasi wisata religi karena ada makam sosok yang dihormati di pulau tersebut, yakni Sultan Mahmud Zakaria.
“Kan ada sarana masjid yang kita bangun. Jadi harapan kita ke depan, bisa menumpang heli-heli yang ada di Pondok Cabe, Halim, untuk mendarat ke lokasi destinasi wisata,” tuturnya.
Menurut Junaedi, harga sewa helikopter dibandingkan sewa kapal boat jauh lebih murah. Jika menggunakan helikopter, harganya mencapai Rp6 juta hingga Rp7 juta. Harga itu disebut lebih terjangkau karena bisa digunakan untuk 6 orang penumpang.
“Sebenarnya lebih murah kalau dibanding sewa kapal boat. Kalau heli itu Rp6-7 juta satu heli buat enam orang. Kalau boat kan bisa lebih dari itu (harganya). Ketika ada cuaca yang tidak bersahabat seperti ombak, cuaca ekstrem, bisa menggunakan helikopter,” ucapnya.