Hutama Karya Bersama Yayasan KAKAK Gelar Kegiatan Psikososial

24 Jul 2023, 17:18 WIB

PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) berkolaborasi dengan Yayasan Kepedulian untuk Anak Surakarta (Yayasan KAKAK) menggelar kegiatan psikososial pada anak-anak yang menjadi korban kekerasan dan eksploitasi seksual. (Dok. Hutama Karya)

Jakarta, IDN Times - Memperingati Hari Anak Nasional 2023, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) berkolaborasi dengan Yayasan Kepedulian untuk Anak Surakarta (Yayasan KAKAK) menggelar kegiatan psikososial pada anak-anak yang menjadi korban kekerasan dan eksploitasi seksual.

Para anak diberikan berbagai materi dan motivasi melalui kelas inspirasi. Mereka diajarkan tentang pentingnya mengenali dan menyayangi diri sendiri agar bisa pulih, memperoleh semangat baru, serta berkeinginan untuk kembali ke keluarga dan lingkungan sosialnya.

Selama kegiatan, para peserta diberikan Kartu Harapan untuk menuliskan mimpi-mimpinya. Setelah ditulis, kartu tersebut digantung dan ditempelkan pada Pohon Harapan sebagai simbol agar mimpi yang mereka inginkan dapat tumbuh dan terkabul di masa mendatang.

Adapun kegiatan psikososial tersebut digelar di Balai Rehabilitasi Sosial Surakarta dan Panti Pelayanan Sosial Wanita Wanodyatama Surakarta, Senin (24/7).

1. Aktif dampingi anak-anak yang menjadi korban

Berdasarkan informasi dari Yayasan KAKAK, anak-anak yang menjadi korban kekerasan dan eksploitasi seksual cenderung menutup diri dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitarnya.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo, mengatakan bahwa diperlukan langkah serius berupa perlindungan dan pendampingan agar anak-anak tersebut tetap memiliki kesempatan untuk terus tumbuh, berkembang serta meraih cita-cita.

“Hutama Karya melalui program HK Peduli Sosial, senantiasa memberikan dukungan aktif kepada Yayasan KAKAK karena peran pentingnya dalam memulihkan mental anak-anak korban kekerasan dan eksploitasi seksual di Surakarta. Semoga anak-anak di Indonesia dapat melanjutkan mimpi untuk meraih cita-citanya,” katanya.

2. Dukungan Hutama Karya telah berlangsung sejak 2020

Ketua Yayasan KAKAK, Shoim Sahriyanti, mengapresiasi dukungan yang telah dilakukan oleh Hutama Karya sejak 2020. Ia menilai, dukungan tersebut sangat membantu pihaknya dalam mendampingi anak-anak korban kekerasan dan eksploitasi seksual agar bisa segera pulih dan meraih cita-citanya.

“Kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Hutama Karya selama tiga tahun ini. Sukses dan maju terus untuk Hutama Karya,” ucap Shoim.

(R) salah satu peserta Kampanye Bersama dan Psikososial pada Anak turut menyampaikan rasa terima kasih kepada Hutama Karya atas kepedulian yang diberikan melalui kegiatan Hari Anak Nasional di Surakarta.

“Kami merasa senang atas keseruan dan keramaian Hari Anak Nasional yang dilakukan oleh Hutama Karya ini. Kami dapat menyuarakan aspirasi di depan masyarakat umum, menyalurkan mimpi dan cita-cita serta kami dapat mengenal dan mengetahui diri kami lebih baik dari kegiatan psikososial yang dilakukan,” imbuh (R).

Sebagai informasi, sejak 2020 hingga 2023 Hutama Karya telah menyalurkan berbagai bantuan kepada Yayasan KAKAK yang meliputi pembangunan ruang rehabilitasi dan pelayanan, hingga dukungan program dan pendampingan bagi korban kekerasan serta eksploitasi seksual pada anak.

3. Semarakkan peringatan Hari Anak Nasional 2023

Selain itu, Hutama Karya bersama Yayasan KAKAK juga turut menyemarakkan peringatan Hari Anak Nasional 2023 melalui aksi kampanye bersama di Car Free Day (CFD), Alun-alun Kota Surakarta pada Minggu (23/7).

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi terjadinya kekerasan serta eksploitasi seksual yang terjadi pada anak, sekaligus memberikan kesempatan bagi para peserta untuk tampil dan menyuarakan aspirasinya.

“Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk upaya perusahaan untuk memberikan ruang ekspresi kepada anak-anak di Kota Surakarta. Pada pelaksanaannya peserta menampilkan berbagai pentas seni keterampilan dan kreativitas yang menggambarkan cita-cita, serta menyuarakan upaya perlindungan anak dari kekerasan dengan berbagai cara yang kreatif,” tutup Tjahjo. (WEB)