Aceh Besar, IDN Times - Sejumlah pemuda duduk tak beraturan, ada yang di kursi plastik dan ada juga yang di potongan kayu. Salah seorang dari mereka tampak berdiri sambil memegang kayu. Di hadapannya ada sebuah belanga beton atau yang terbuat dari semen.
Sambil berdiri, pemuda tadi menggerak-gerakkan tangannya, memperlihatkan gerakan mengaduk. Beberapa saat kemudian, pemuda lainnya datang sambil membawa timba yang telah berisi air, lalu menuangkan semua isinya ke dalam belanga tersebut.
Gerakan mengaduk pun masih dilakukan pemuda yang memakai peci hitam itu. Sejumlah rempah-rempah yang telah ditumbuk dari campuran seperti lada, kunyit, lengkuas, bawang putih, dan rempah lainnya tampak dimasukkan ke dalam belanga tersebut.
Sesekali tungku perapian dicek untuk melihat kobaran api. Ketika api tampak mengecil karena kekurangan bahan untuk dibakar, tak tunggu lama, pemuda lainnya datang sambil memasukkan potongan kayu ke dalam tungku yang tidak berada jauh.
Aktivitas itu terus dilakukan selama dua jam atau hingga masakan yang sedang dimasak benar-benar tanak. Sedangkan posisi dari tugas yang ada, selalu bergonta-ganti secara bergantian.
Itulah tradisi masyarakat Gampong Bueng Bak Jok, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, saat memasak Ie By Peudah. Salah satu kuliner khas asal Kabupaten Aceh Besar.