Nobar Debat Pilpres di IDN Media, Teman Tuli Ingin Capres Lakukan Ini

Teman tuli merasakan euforia nobar debat Pilpres 2024

Jakarta, IDN Times - IDN Times bersama Bijak Memilih menggelar acara nonton bareng debat pamungkas capres-cawapres 2024, pada Minggu (4/2/2024) malam di kantor IDN Media, Jakarta. Hadir dalam acara ini 5 narasumber, termasuk 3 dari perwakilan pasangan calon, dari CISDI dan dari Bijak Memilih. Dalam acara ini, ratusan penonton dari berbagai latar belakang hadir, juga dari kelompok disabilitas rungu atau teman Tuli.

Dua teman Tuli yang ikut nobar debat capres IDN Times dan Bijak Memilih adalah Lalu Syena Zachary dari Gerkatin Bekasi dan Wahyu Irianto dari Komunitas Seniman Jagakarsa. 

1. Apresiasi program capres-cawapres untuk kelompok disabilitas

Nobar Debat Pilpres di IDN Media, Teman Tuli Ingin Capres Lakukan IniTeman Tuli, Lalu (kiri) dan Wahyu (kanan) ikut nobar debat Capres IDN Times pada Minggu, (4/2/2024). (IDN Times/Iglo Montana)

Dibantu penerjemah bahasa isyarat, kepada IDN Times Wahyu mengatakan, pemaparan program paslon 01, 02, dan 03 sudah bagus. Namun, dia tidak tahu eksekusinya nanti seperti apa, jika salah satu dari mereka terpilih jadi presiden dan wakil presiden.

"Paslon 01, dari pemaparan programnya sudah dijelaskan secara bagus, untuk paslon 02, penjelasan program mengenai disabilitas terbuka dan transparan seperti misal dalam UU Disabilitas didukung Partai Gerindra, tapi masih kurang dielobarasikan lagi. Dari paslon 03, mengenai solusinya ingin membuka lebih banyak interaksi, kolaborasi dengan komunitas disabilitas, tapi secara komitmen kami dari teman-teman disabilitas nggak tahu juga, apakah benar setelah terpilih akan dijalankan,” ujar Wahyu, seniman tunarungu asal Yogyakarta.

Terkait debat capres kelima, Syena dan Wahyu mengungkapkan bahwa debat kali ini seru. Ketiga paslon lebih ke arah saling mendukung untuk program yang sama. Tidak saling debat dan huru-hara seperti sebelumnya. 

Baca Juga: Komnas Perempuan Nilai 3 Capres Belum Optimal Jelaskan Disabilitas

2. Kelompok disabilitas masih terpinggirkan, minta peluang kerja 10 persen di pemerintahan dan swasta

Nobar Debat Pilpres di IDN Media, Teman Tuli Ingin Capres Lakukan IniFoto bersama para capres dan cawapres setelah debat kelima usai, Minggu (4/2/2024). (bcc.com)

Diketahui, Dalam UU Nomor 8 Tahun 2016 terkait Penyandang Disabilitas, pemerintah wajib mempekerjakan paling sedikit 2 persen penyandang disabilitas dari jumlah pekerja. Sementara, perusahaan swasta wajib mempekerjakan paling sedikit 1 persen.

Namun, menurut Syena yang saat ini magang sebagai editor dan sketsa di PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJ) Group, kesempatan kerja teman disabilitas seharusnya diberikan 10 persen.

“Kalau disabilitas, akses pekerjaan itu sangat penting. Mungkin jangan semuanya teman dengar, tapi juga harus bisa melibatkan teman tuli dalam kesempatan kerja. Produktivitas bekerja, sebenarnya teman-teman tuli bisa bantu. Tapi, selalu yang dikasih kesempatan pasti teman-teman dengar. Kita tuh bisa kerja sama sebetulnya,” tegas Syena.

Adapun Wahyu mengatakan, selama ini orang-orang disabilitas masih terpinggirkan. Masih kurang perhatian dari pemerintah juga. Perlu makin banyak kegiatan dan program yang benar-benar berdampak pada komunitas disabilitas. Misal pekerjaan, UMKM, dan bisa juga konsultasi bersama teman disabilitas untuk menciptakan suasana yang lebih inklusif ke depan.

Baca Juga: Prabowo Janji Merekrut Kaum Disabilitas di Pemerintahan

3. Teman tuli rasakan euforia nobar debat capres-cawapres di kantor IDN Media

Nobar Debat Pilpres di IDN Media, Teman Tuli Ingin Capres Lakukan IniSuasana nobar debat capres kelima di Kantor IDN Media, Minggu (4/2/2024). (dok.pribadi/Syalaisha Adiansyah)

Dalam acara nobar debat pamungkas capres-cawapres 2024 di kantor IDN Media, Syena dan Wahyu bersama sekitar 176 orang merasakan bersama euforia nobar debat capres-cawapres dari pukul 17.30 sore hingga 22.30 WIB. 

“Aksesabilitas untuk teman tuli di ruangan nobar baik, tempat duduknya lumayan nyaman, panitia membantu koordinasi dengan cepat. Ada panduan visual, informasi yang disampaikan Juru Bahasa Isyarat (JBI) jelas, dan peletakkan sudut kotak JBI di layar sudah oke,” tutur Wahyu.

Sementara Syena menyarankan, ke depan layar bisa lebih dibesarin agar visual isyarat Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) lebih jelas juga. Beberapa kali ada beberapa orang yang lewat-lewat jadi agak mengganggu dan mendistraksi,” ujar Syena.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya