Soal Beras Impor 500 Ribu Ton, Begini Penjelasan Wapres Jusuf Kalla
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Terkait kebutuhan Indonesia akan beras, memicu Kementerian Perdagangan melakukan impor beras khusus dari Thailand dan Vietnam.
1. Harga akan terus dipantau
Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) menyebutkan, tindakan tersebut sengaja dilakukan karena kebutuhan. Dan nantinya, harga beras yang beredar akan dipantau dan dijaga sehingga tetap melindungi produksi beras dari petani dalam negeri.
"Kita kan ada harga patokan. Kalau di atas harga patokan, maka bulog harus menjual. Kita serap dulu baru menjual. Jika turun harga, maka bulog membeli dari petani," jelas JK di sela-sela pelantikan pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jakarta, Jumat (12/1).
Baca juga: Stabilisasi Harga Pangan, Perum Bulog Gelontorkan 500 Ton Beras
2. Pemenuhan kebutuhan masyarakat lebih penting
Editor’s picks
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebutkan keputusannya membuka keran impor beras khusus lebih kepada 'urusan perut' masyarakat Indonesia.
Hal ini dilakukan guna menjamin ketersediaan beras dan menjadi prioritas utamanya pasca-mengalami penurunan pasokan dan harganya kian naik secara signifikan.
"Saya tidak ingin Indonesia mengalami kekurangan pasokan. Untuk itu, kami akan mengimpor beras khusus atau jenisnya yang tidak ada di sini (Indonesia). Untuk tahap awal akan diimpor 500 ribu ton," kata Enggartiasto disela-sela jamuan makan siang bersama awak media di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Kamis (12/1).
Baca juga: Tinjau Pasar Induk Beras, Sandiaga Pastikan Stok dan Harga Beras Aman
3. Dari Thailand dan Vietnam
Beras khusus tersebut, tambahnya, akan didatangkan dari Thailand dan Vietnam. Dan hal ini juga memberikan kesempatan kepada Indonesia dalam menunggu proses panen.
"Ini yang haru digarisbawahi, keputusan mengimpor beras lebih kepada menghindari kekosongan pasokan dan menyebabkan harga beras terus naik," jelasnya.
Baca juga: Demi Urusan Perut Masyarakat Indonesia, Menteri Perdagangan Buka 'Kran' Impor Beras