Hidayat Nur Wahid: Umat Beragama Jangan Mudah Terprovokasi

Toleransi harus tetap dijunjung tinggi

Jakarta, IDN Times – Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyatakan penyesalan mendalam atas terjadinya tindakan kekerasan dan intoleransi terhadap pemeluk agama akhir-akhir ini. Menurut Hidayat, semua umat beragama harus tetap memegang teguh toleransi dan tidak mudah terprovokasi.

1. Umat beragama harus tetap waspada

Hidayat Nur Wahid: Umat Beragama Jangan Mudah TerprovokasiIDN Times/Indiana Malia

"Saya tentu mengingatkan semua pihak tentang komitmen toleransi umat beragama dan harmoni bersatu maju, apalagi itu dilakukan oleh pimpinan atau pemuka umat beragama, organisasi-organisasi keagamaan sangat dipentingkan. Apalagi hari-hari ini Indonesia dihidangkan hal yang sangat prihatin, kemarin ada kyai diserang di masjid, kemudian pagi ini ada yang menyerang gereja," ujar Hidayat usai acara Puncak Perayaan Agenda PBB World Interfaith Harmony Week di Jakarta, Minggu (11/2).

Baca juga: FOTO: Gereja St. Lidwina Diserang, Lima Orang Jadi Korban

Hidayat menambahkan, peristiwa-peristiwa tersebut adalah tantangan bagi semua umat beragama untuk tetap waspada. 

"Ada pihak-pihak yang ingin mengacaubalaukan kehidupan beragama di Indonesia, yang Islam diserang barangkali biar curiga sama yang non-Islam. Lalu yang non-Islam diserang biar curiga dengan yang Islam," imbuhnya. 

2. Aparat penegak hukum turut bertindak dan mengayomi masyarakat

Hidayat Nur Wahid: Umat Beragama Jangan Mudah TerprovokasiANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Menurut Hidayat, peristiwa-peristiwa intoleransi harus dijadikan tantangan. Bukan hanya bagi bagi umat beragama dan pimpinan umat beragama, melaikan juga aparat penegak hukum.

"Supaya mereka betul-betul mengayomi seluruh bangsa sehingga hal ini dapat dicegah agar tidak terjadi provokasi umat beragama. Orang mengatakan beragama, tetapi ternyata melakukan kekerasan. Ujung akhirnya akan mengatakan kalau begitu ngapain beragama? Sudah biar saja ateisme, komunisme, itu semuanya bertentangan dengan Pancasila dan UUD," kata Hidayat.

Dia berharap, semua pihak betul-betul bertanggungjawab jawab pada Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan kerukunan antarumat beragama. Biarlah hukum ditegakkan setegak-tegaknya kepada siapa pun yang melakukan kejahatan kepada tokoh-tokoh umat beragama.

3. Musyawarah Besar pemuka agama dijadikan cerminan toleransi

Hidayat Nur Wahid: Umat Beragama Jangan Mudah TerprovokasiSukma Shakti/IDN Times

Pada 8-10 Februari 2018 lalu, para pemuka agama mengadakan musyawarah besar (Mubes) pemuka agama untuk kerukunan bangsa. Mubes tersebut menghasilkan tujuh rekomendasi terkait kerukunan antarumat beragama.

Hidayat berpendapat, Mubes tersebut memberikan landasan kuat tentang relasi antarumat beragama dan berbangsa Idonesia, yang secara sejarah Indonesia dulu berdiri karena peran yang sangat konstruktif dan kolaboratif antar pimpinan umat bergama dan pimpinan bangsa Indonesia, baik yang muslim maupun non-muslim.

"Mereka jadi lebih bersatu padu, jadi lebih beragama, menguatkan keindonesiaan dan bahkan menjadi bagian dari yang melahirkan Indonesia, menyelamatkan Pancasila, dan menyelamatkan NKRI," ujar Hidayat.

Menurut kader PKS ini, masalah inteloransi semestinya sudah berakhir dan masyarakat Indonesia tidak perlu lagi salaing bertentangan dalam beragama.

"Saya rasa itu sangat penting untuk diinternalisasikan sehingga tidak ada lagi yang namanya terorisme, radikalisme separatisme, liberalisme, ateisme, dan hal-hal yang bertentangan dengan beragama dan keindonesiaan kita," tutupnya.

Baca juga: Ini Enam Peristiwa Intoleran yang Pernah Terjadi di Indonesia

Topik:

Berita Terkini Lainnya