Konsorsium Riset COVID-19 Produksi 40.000 Alat Rapid Test Akhir Mei
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan,
Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 telah memproduksi 10.000 alat rapid test atau tes cepat. Ribuan alat tersebut telah didistribusikan di beberapa rumah sakit.
"Akhir bulan ini dijadwalkan produksi 40.000. Tapi dengan catatan setelah validasi, nanti izin edar akan keluar dari Kemenkes," kata Bambang dalam video conference, Senin (18/5).
Baca Juga: Kimia Farma Mendadak Hentikan Distribusi Rapid Test Biozek, Kenapa?
1. Uji coba vaksin sudah mulai dilakukan
Selain itu, lanjut Bambang, penelitian vaksin plasma darah atau konvalesen juga tengah berjalan. Bambang menjelaskan, saat ini sudah ada protokol nasional. Dengan demikian, uji coba vaksin di berbagai rumah sakit sudah mulai dilakukan.
"Diharapkan bisa menghadapi COVID-19 menggunakan plasma dari orang yang sudah sembuh. Ada beberapa kelompok peneliti untuk konvalesen. Ada standar treatment yang sudah dilakukan, pasien yang sudah gawat nanti dibandingkan dengan kelompok yang menerima obat standar (tanpa tambahan konvalesen plasma). Kami ingin nanti bisa memproduksi plasma ini, termasuk antiserum yang bisa dikembangkan," tuturnya.
2. Awal Juni ventilator dari Indonesia bakal diproduksi
Editor’s picks
Selain vaksin, kata Bambang, ventilator karya ITB juga dalam tahap produksi. Sementara, ventilator dari BPPT, UI, dan UGM masih berstatus uji klinis. Dalam seminggu ke depan, setelah melalui uji klinis dan izin edar keluar, ventilator bisa diproduksi massal.
"Perkiraan kami mulai Juni akan banyak ventilator inovasi produksi Indonesia yang akan muncul, untuk menutupi kekurangan ventilator di rumah sakit, walaupun jenisnya berbeda-beda," kata Bambang.
3. Sebanyak 134 proposal lolos konsorsium riset dan inovasi COVID-19
Sebelumnya, sebanyak 134 proposal riset lolos seleksi Program Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19. Kemenristek menggelontorkan anggaran Rp60,6 miliar untuk pendanaan tahap pertama.
Proposal riset yang mendapatkan pendanaan tersebut meliputi enam bidang prioritas. Di antaranya pencegahan (25 proposal), skrining dan diagnosis (12 proposal), alat kesehatan dan pendukungnya (34 proposal), obat-obatan dan terapi (20 proposal), multicenter clinical trial (13 proposal), serta sosial humaniora dan public health modelling (30 proposal).
Baca Juga: 134 Proposal Riset COVID-19 Lolos Seleksi, BRIN Gelontorkan Rp60,6 M