[WAWANCARA EKSKLUSIF] Kegigihan Andanu Bangun Bisnis Kopi Tuku

Andanu ingin kopi bisa dinikmati oleh semua kalangan

Jakarta, IDN Times - Kegigihan Andanu Prasetyo menjalankan bisnis Kopi Tuku patut diacungi jempol. Bisnis yang berawal dari hobi tersebut semakin berkembang dalam 3 tahun terakhir. Ditemui di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, pria yang akrab disapa Tyo itu optimistis kemajuan bisnisnya akan terus menanjak.

Meski bisnis kopi telah menjadi tren di banyak tempat, namun Tyo tetap yakin bisa unggul karena Kopi Tuku disebutnya tak hanya sekadar menyajikan rasa.

Penasaran dengan cerita di balik Kopi Tuku? Yuk, simak wawancara eksklusif IDN Times bersama Andanu Prasetyo! Wawancara ini dilakukan dalam rangkaian Indonesia Millennial Report 2019 yang akan diluncurkan saat acara Indonesia Millennial Summit (IMS) 2019 tanggal 19 Januari mendatang.

1. Ceritain dong awal mula mendirikan Kopi Tuku?

[WAWANCARA EKSKLUSIF] Kegigihan Andanu Bangun Bisnis Kopi Tukuinstagram.com/tokokopituku

Awalnya (Kopi) Tuku itu karena kesempatan aja sih. Jadi setelah aku jalanin 5 tahun di dunia food and beverage dari 2016 bikin restoran, ilmu aku banyaknya di kopi.

Terus dapat kesempatan, dapat tempat kecil di Cipete, tempat pertama kali. Ya udah dari situ, kemudian coba lah bikin konsep yang lebih masuk dan kasih impact ke industri. Jadi gak cuma nongkrong-nongkrong aja.

Aku tuh ngerasa di perkotaan sekarang harusnya kita sebagai negara produsen bisa tingkat konsumsinya tinggi. Cuma setelah aku pelajari beberapa tahun terakhir banyak orang yang jarang beli kopi. Mungkin dari harganya yang kurang pas di kantong, atau mungkin rasanya yang kurang pas, dan edukasi yang kurang tentang kopi itu sendiri.

Maka dari itu, aku bikin mindset yang gak muluk-muluk, aku fokus ke tetangga sekitar aja, sekitar toko, soalnya tokoku cuma 35 meter persegi. Tapi, dari situ aku bisa fokus gimana menyajikan kopi yang disukai warga sekitar. Bagaimana aku bisa ngeluarin kopi dengan rasa seperti itu, di harga berapa. Harapanku, mereka bisa beli 2 kali sehari selama sebulan yang pada akhirnya bisa meningkatkan jumlah konsumsi kopi di Indonesia.

Nah, bagaimana aku bisa berkontribusi buat Indonesia? Ya dengan meningkatkan jumlah konsumsi kopi di sekitar aku sendiri. Jadi intinya kayak gitu. Aku ingin orang itu dari yang jarang minum kopi jadi suka minum kopi. Pokoknya meningkatkan jumlah konsumen kopi di Indonesia.

2. Inspirasi nama Tuku dari mana?

[WAWANCARA EKSKLUSIF] Kegigihan Andanu Bangun Bisnis Kopi Tukuinstagram.com/@tokokopituku

Oh, itu iseng doang. Tuku diambil dari Bahasa Jawa, artinya beli. Aku tuh mau namanya Indonesia dengan 2 suku kata. Tadinya mau ‘pagi’ tapi udah ada, udah didaftarin (hak cipta). Ya udah deh jadi ‘tuku’.

Baca Juga: Umesh Phadke, Memimpin dengan Hati di Dunia Bisnis Asia

3. Rekrut karyawan dari tetangga, benar?

[WAWANCARA EKSKLUSIF] Kegigihan Andanu Bangun Bisnis Kopi Tukuinstagram.com/@tokokopituku

Iya. Aku dari awal gak ada grand lauching, gak ada riset, gak ada eksekusi. Jadi cuma ngobrol-ngobrol aja.

Sebenernya aku ketemu kopi dari zaman kuliah. Jadi tugas-tugas aku itu isinya tentang kopi. Tapi, sebenernya aku pun gak ada plan buat bisnis kopi sih. Aku itu awalnya gara-gara join ke kelompok yang business plan-nya tentang kopi.

Dari situ (aku) tertarik, terus akhirnya belajar. Aku tuh anaknya bukan anak yang punya banyak mimpi, gak ada tujuan mau jadi apa. Aku masuk bisnis pun karena kampusnya kampus bisnis. Jadi dari situ juga belajar bisnis. Dulu kuliahnya di Prasmul (Prasetya Mulya).

4. Tantangan bisnis apa yang paling sering dihadapi?

[WAWANCARA EKSKLUSIF] Kegigihan Andanu Bangun Bisnis Kopi Tukuinstagram.com/@tokokopituku

Tantangannya sih di human-nya. Contohnya kayak barista, dia bisa sih buat kopi tapi kalau disuruh tahu detailnya kayak bedain Robusta sama Arabica, pasti mereka gak tahu kayak gitu. Tapi esensinya bukan di situ.

Terus misalnya ada tetangga yang datang, kita tanya mau minum apa, mau panas atau dingin. Ada yang maunya beda-beda, ada yang mau kopi susu, kopi gak pake susu, atau maunya espresso doang.

Jadi yah kita ikutin aja maunya tetangga maunya apa. Yang penting kita tingkatin konsumsi kopi orang di Indonesia, dari kopi yang katanya 'cowok banget' sekarang jadi enggak. Prinsipnya gitu dulu aja. Lama-lama mereka bisa custom kopi sendiri. Jadi Kopi Tuku penjembatan dari kopi instan ke café.

5. Sekarang berapa karyawan Tuku? Ada pangsa pasar khusus gak?

[WAWANCARA EKSKLUSIF] Kegigihan Andanu Bangun Bisnis Kopi Tukuinstagram/@andanuprasetyo

Karyawan total 100 orang, 80 orang di kafe dan 20 orang di kantor.

Kalau pasar khusus, sebenernya gak ada. Aku sebenernya bisa masang pasar ke millennial tapi aku gak mau jadi nanti brand aku cuma buat gaya-gayaan doang. Padahal aku itu mau, kopi itu dikonsumsi karena orang butuh kopi, karena butuh kafein, moodbooster, seger. Kalau cuma buat gaya-gayaan atau status sih gak bisa nyasar gitu sih.

6. Kopi Tuku aktif di medsos gak?

[WAWANCARA EKSKLUSIF] Kegigihan Andanu Bangun Bisnis Kopi Tuku

Gak. Aku gak pernah pasarin yang gimana-gimana. Tuku ini dulu gak ada logonya loh. Ini juga hype gara-gara orang perkantoran yang bilang, 'Eh ada kopi di gelas putih polos, sedotan putih dan gak ada logonya. Gak tahu gua namanya, enak dan murah'.

Nah, dari itu deh orang-orang yang pasarin. Kecuali nih, kopinya udah enak trus gak ada yang tahu, baru deh aku marketingin. Atau, tempatnya kurang strategis baru deh aku sebarin sampai ke Kemang dan lain-lain.

Baca Juga: LV Vaidyanathan, Bos P&G yang Peduli Anak dan Kesetaraan Gender

7. Jika dilihat dari perspektif bisnis, menurutmu pemerintah support pebisnis gak sekarang?

[WAWANCARA EKSKLUSIF] Kegigihan Andanu Bangun Bisnis Kopi Tukuinstagram.com/@tokokopituku

Support sih, support, apalagi di aku. Waktu kedatangan Presiden Jokowi, aku kira cuma basa-basi doang, tapi ternyata dia beneran dateng dan track aku ada beberapa cabang.

Waktu bulan Agustus ada acara Hari Kopi, itu Pak Jokowi di pidatonya ngomongin Toko Tuku udah ada 2 cabang gitu. Padahal, aku belum pernah kasih tau yah tapi dia tahu. Kan berarti dia mantau juga kan. Dia ingat nama aku Tyo aja aku senang, gak cuma ingat nama brand aku, berarti dia care.

8. Tertarik gak kalau diajak gabung pemerintah mengembangkan bisnis di Indonesia?

[WAWANCARA EKSKLUSIF] Kegigihan Andanu Bangun Bisnis Kopi Tukuinstagram.com/@tokokopituku

Harus tertarik. Ini bukan pecapaian lagi tapi lebih menjadi tanggung jawab aku. Jadi, ya kalau bisa jadi pengaruh positif pasti aku ambil kesempatan ini. Sanggup gak sanggupnya aku, itu bisa jadi pengabdian aku untuk negara.

Dalam IMS 2019, IDN Times meluncurkan Indonesia Millennial Report 2019.  Survei ini dikerjakan bersama oleh IDN Research Institute bekerjasama dengan Alvara Research Center. Melalui survei yang melibatkan 1400-an responden di 12 kota ini, IDN Times menggali aspirasi dan DNA millennial Indonesia. Simak hasilnya di IMS 2019, dan ikuti perkembangannya di situs kami ya.

Kunjungi juga situs ims.idntimes.com untuk mendapatkan tiket IMS 2019. Buruan, tiket terbatas!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya