Ahok Pernah Minta Warga Sekitar Depo Pertamina Plumpang untuk Pindah

Upaya merelokasi itu kandas di era Anies Baswedan

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Sitorus mengatakan, Eks Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tahun 2016 pernah meminta warga Tanah Merah untuk pindah dari lokasi kawasan penyangga atau buffer zone objek vital yakni Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara.

Deddy menjelaskan, Ahok saat itu sudah menyiapkan rusun sebagai tempat tinggal baru bagi warga yang bermukim di lokasi itu.

“Tetapi sayangnya warga terus menolak hingga akhirnya tidak pernah tercapai kesepakatan,” ungkap politisi Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) itu lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (4/3/2023).

Baca Juga: 11 Potret Terkini Dampak Kebakaran di Depo Pertamina Plumpang

1. Anies Baswedan disebut membuat kontrak politik untuk tidak merelokasi warga

Ahok Pernah Minta Warga Sekitar Depo Pertamina Plumpang untuk PindahMantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan ketika menumpang Kereta Argo Parahyangan. (www.twitter.com/@aniesbaswedan)

Deddy menjelaskan, upaya merelokasi dari kawasan berbahaya itu akhirnya terhenti ketika Anis Baswedan memenangkan kursi Gubernur DKI pada 2017. Dalam upayanya memenangkan suara masyarakat di kawasan itu, Anies Baswedan membuat kontrak politik untuk tidak merelokasi warga.

“Bahkan pada tahun 2021, Anies malah menerbitkan keputusan yang mengizinkan penerbitan IMB sementara bagi warga di sekitar wilayah itu,” kata Deddy.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Minta Depo Pertamina Plumpang Segera Direlokasi

2. Hanya ada dua pilihan: merelokasi warga atau merelokasi Depo Pertamina

Ahok Pernah Minta Warga Sekitar Depo Pertamina Plumpang untuk PindahPolitikus PDIP, Deddy Yevri Sitorus di depan TMP Kalibata (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Oleh karena itu, Deddy berharap pemerintah pusat dan provinsi DKI untuk serius menyelesaikan persoalan terkait pemukiman warga di daerah berbahaya tersebut. Sebab menurutnya, tidak mungkin Pertamina sendiri yang menyelesaikan permasalah tersebut.

Kewenangan menertibkan zona merah itu ada pada pemerintah dan aparat penegak hukum. Karena itu, Deddy berharap agar Kementerian BUMN dan Pertamina segera duduk bersama dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk mencari solusi jangka panjang dari masalah tersebut.

“Tidak ada yang bisa menjamin bahwa peristiwa yang sama tidak terulang lagi di masa depan. Sudah sifatnya fasilitas penyimpanan BBM bersifat rentan karena mudah terbakar, baik oleh sebab-sebab alamiah maupun akibat kelalaian atau sabotase. Pilihannya hanya ada dua, merelokasi warga atau merelokasi Depo TBBM Pertamina itu,” terang Deddy.

Baca Juga: Pertamina Akan Buat Buffer Zone di Depo dan Kilang Pertamina

3. Deddy meminta Pertamina fokus pada korban

Ahok Pernah Minta Warga Sekitar Depo Pertamina Plumpang untuk PindahFoto udara kondisi Depo Pertamina Plumpang pasca kebakaran. (dok. Pertamina)

Sebagai Anggota Komisi VI yang bermitra dengan Kementerian BUMN dan Pertamina, Deddy meminta agar saat ini seluruh energi diarahkan untuk menangani korban dan para pengungsi kebakaran yang terjadi pada Jumat (3/3/2023) malam.

Korban kebakaran memerlukan proses penyembuhan yang panjang dan biaya yang besar. Warga yang mengungsi juga butuh perhatian dan dukungan hingga masalah terkait pemukiman bisa dicarikan jalan keluarnya.

“Saya berharap agar warga terdampak tidak lagi memaksakan diri untuk kembali bermukim di daerah berbahaya itu,” ujar Deddy.

Deddy juga mengapresiasi penanganan cepat saat kejadian kebakaran, sehingga api dapat dipadamkan dalam waktu tidak terlalu lama dan jumlah korban tidak menjadi lebih besar. Dirinya menilai respons yang dilakukan semua para pihak yang terkait, termasuk Pertamina sudah tepat.

Tetapi begitupun Pertamina harus melakukan evaluasi standar pengamanan TBBM dan respon cepat ketika terjadi insiden. Pertamina juga perlu segera membentuk tim invesigasi independen untuk menyelidiki penyebab insiden yang menelan banyak korban jiwa tersebut.

“Kita harus menyampaikan bela sungkawa untuk para korban dan keluarganya. Tetapi kita juga harus memberikan apresiasi kepada para petugas di lapangan saat insiden terjadi.  Respon cepat aparat kepolisian, TNI, petugas pemadam, PMI, petugas medis dan rumah sakit membuat kebakaran tidak meluas dan banyak warga yg paling rentan dapat diselamatkan,” bebernya.

Deddy juga mengapresiasi para Direksi dan jajaran Pertamina yang hadir di lapangan dengan cepat. Bahkan Menteri BUMN langsung turun tangan dan mengambil tanggung jawab.

“Itu harus kita acknowledge. Bahkan Direktur Utama Pertamina yang baru tiba di Jepang dalam rangka tugas bersama Menteri ESDM dan Menteri Luar Negeri, langsung kembali ke Jakarta untuk memimpin upaya penanganan musibah tersebut,” ujarnya.

“Tidak seorangpun menginginkan terjadinya musibah ini. Tetapi yang paling penting saat ini adalah penanganan korban dan warga terdampak,” kata Deddy.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya