Hari Terakhir Arus Balik, Kakorlantas: Tidak Ada Penumpukan Kendaraan

525 pemudik reaktif COVID-19

Jakarta, IDN Times - Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Istiono mengatakan arus balik lebaran 2021 hingga hari terakhir ini berjalan normal. Menurut Istiono, masyarakat kembali dari asal daerahnya menuju Jakarta secara bertahap, sehingga tidak ada kepadatan di satu hari tertentu.

Menurutnya, dilihat dari fluktuasi pada arus balik baik dari Jawa maupun dari Sumatera sudah empat hari yang lalu mengalami kenormalan. Kurang lebih ada 100 ribuan ke kendaraan yang sudah masuk ke Jakarta.

“Artinya bahwa mudik yang arus balik yang menuju Jakarta dari Jawa maupun Sumatera secara bertahap, tidak ada penumpukan di satu hari. Jadi terbagi arusnya hari per hari mengalir secara bertahap,” ucap Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono di KM 34 tol Cikampek, lewat keterangan tertulisnya, Senin (24/5/2021).

1. Arus lalu lintas kembali normal

Hari Terakhir Arus Balik, Kakorlantas: Tidak Ada Penumpukan KendaraanIlustrasi tol. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Istiono menjelaskan arus kendaraan mengalami kenaikan pada beberapa hari terakhir. Namun, kenaikan itu secara bertahap. Sehingga, saat ini kondisi arus lalu lintas sudah kembali normal seperti sebelum libur lebaran 2021.

“Volume arus kendaraan yang dari Jawa menuju Jakarta kemarin mengalami kenaikan sebesar 11 persen. Dan sampai malam hari ini mengalami kenaikan sebesar 6 persen. Yang arus dari Sumatera menuju Jakarta kemarin mengalami kenaikan 22 persen. Dan hari ini mengalami penurunan 20 persen,” jelasnya.

Baca Juga: [UPDATE] Polda Metro Temukan 276 Pemudik Arus Balik Positif COVID-19

2. Arus lalu lintas sempat mengalami kenaikan jumlah kendaraan

Hari Terakhir Arus Balik, Kakorlantas: Tidak Ada Penumpukan KendaraanANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Istiono yang didampingi Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Rudy Antariksawan dan Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo dalam mengecek arus balik di KM 62 dan KM 34 ini mengungkapkan situasi Kamseltibcarlantas aman dan terkendali. Selama operasi ketupat tidak ada kejadian yang menonjol.

“Secara umum situasi kamseltibcarlantas ini aman dan terkendali Tidak ada kejadian-kejadian yang menonjol selama arus Balik. Mudah-mudahan seterusnya berjalan dengan aman, tertib dan terkendali,” kata dia.

3. Operasi Ketupat berakhir hari ini

Hari Terakhir Arus Balik, Kakorlantas: Tidak Ada Penumpukan KendaraanIlustrasi. Pengendara melintas di pos penyekatan larangan mudik yang tidak dijaga petugas di Cikokol, Tangerang, Banten, Jumat (7/5/2021) (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Operasi ketupat 2021 dalam rangkap peniadaan mudik memang sudah ditutup pada 17 Mei lalu. Namun Korlantas Polri menerapkan kegiatan rutin yang ditingkatkan (KRYD) dalam rangka pengetatan arus balik lebaran 2021 yang berakhir hari ini, Senin (24/5/2021).

Terkait diperpanjang atau tidaknya masa pengetatan arus balik ini, Kakorlantas mengaku akan menunggu kebijakan lebih lanjut dari pemerintah.

“Tanggal 24 Mei berakhir masa pengetatan. Apakah akan diperpanjang hingga tanggal 31? Nah ini nanti kita menunggu kebijakan lebih lanjut, apakah kebijakan pengetatan dilanjut sampai 31 Mei atau tidak. Akan kita laksanakan kebijakan dari pemerintah,” kata dia.

4. Hasil random cek antigen ditemukan 525 pemudik reaktif COVID-19

Hari Terakhir Arus Balik, Kakorlantas: Tidak Ada Penumpukan KendaraanIlustrasi mudik (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/wsj)

Dalam kesempatan ini, Jenderal bintang dua itu juga membeberkan Efektifitas random tes antigen di 149 titik pengetatan selama arus balik lebaran 2021.

“Sangat efektif random antigen yang kita gelar. Yang dari Sumatera menuju Jakarta itu wajib untuk melakukan random cek antigen. Kemudian yang dari Bali, Jawa menuju Jakarta kita lakukan random,” kata dia.

Istiono mengungkap selama tujuh hari sejak 15-22 Mei, pihaknya dan instansi terkait telah melakukan random cek antigen terhadap 180 ribu orang. Hasilnya 525 orang reaktif COVID-19.

“Data dari tanggal 15 sampai 22 Mei itu sudah kita lakukan yang baik mandatori maupun random sebanyak 180 ribu lebih. Dan yang reaktif 524 orang. Ini sangat efektif. Bayangkan kalau tidak kita lakukan wajib dan random, bagaimana 524 orang itu bisa menularkan yang lain,” ungkapnya.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya