Jelang Debat Capres Ketiga, BPN Kritik Sistem Pendidikan Era Jokowi

INDEF soroti permasalahan orientasi pendidikan Indonesia

Jakarta, IDN Times - Jelang debat capres-cawapres ketiga yang membahas masalah kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan dan sosial budaya, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga mulai menyoroti sistem pendidikan pada masa Pemerintahan Jokowi. Mereka menilai sistem pendidikan di era Jokowi kurang menghasilkan angkatan kerja yang berkualitas.

"Artinya ada persoalan di kurikulum kita, ternyata SMK banyak yang jadi pengangguran terbuka, ada miss di sini," kata Juru Bicara BPN Ledia Hanifah dalam diskusi yang bertajuk Anggaran Pendidikan vs Kualitas Angkatan Kerja Indonesia, yang diselenggarakan Tim Media Center Prabowo-Sandi di Kebayoran Baru, Jakarta, Senin(4/3).

Baca Juga: Survei Roy Morgan: Jokowi Menang 58 Persen, Prabowo Turun 5 Persen

1. BPN sebut Pemerintahan Jokowi kurang membuka peluang kerja

Jelang Debat Capres Ketiga, BPN Kritik Sistem Pendidikan Era JokowiIDN Times/Irfan fathurohman

Ledia juga menganggap, pemerintah saat ini kurang membuka peluang bagi pekerja pemula, lantaran tak ada kerja sama yang dibangun antara pihak sekolah dan dunia usaha.

Politikus PKS ini berpandangan, kerja sama dengan dunia usaha lebih bisa menjawab permasalahan pengangguran, daripada Kartu Prakerja Jokowi yang diluncurkan baru-baru ini.

"Yang paling penting bagaimana menyiapkan anak-anaknya dan dibuatkan link antara dunia usaha kerja dan sekolah atau kampus, kalau sudah seperti itu maka kartu seperti itu (pra kerja) tak diperlukan," katanya.

2. Gerindra kritisi kartu sakti Jokowi

Jelang Debat Capres Ketiga, BPN Kritik Sistem Pendidikan Era JokowiIDN Times/Irfan fathurohman

Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua DPP Gerindra Nizar Zahro. Ia mengatakan, mestinya Jokowi tak perlu lagi meluncurkan kartu Prakerja, karena program itu sudah terselip di Program Keluarga Harapan (PKH).

"Apalagi bikin KIP kuliah, kan sudah ada bidik misi. Program pra kerja ini sudah ada di PKH," katanya.

3. INDEF soroti permasalahan pendidikan Indonesia yaitu orientasi pendidikan

Jelang Debat Capres Ketiga, BPN Kritik Sistem Pendidikan Era Jokowikemdikbud.go.id

Sementara Direktur Eksekutif INDEF Eni Sri Hartati menilai, permasalahan pendidikan yang tengah dihadapi Indonesia bukanlah terletak di soal hubungan antara sekolah dan dunia usaha, melainkan terletak di soal orientasi pendidikan.

Ia melihat pemerintahan saat ini cenderung berorientasi pada kuantitas lulusan angkatan kerja, namun abai dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.

"Ini yang menjadi pangkal kenapa adanya pengangguran, karena angkatan kerja kita kurang bisa menjawab apa yang dibutuhkan pasar, sehingga kurang diserap dunia usaha," katanya.

Eni menjelaskan, saat ini kurikulum di SMK dan sekolah vokasi lainnya masih asyik bermain di tataran teori, dan kurang mengasah kemampuan ditataran praktik, yang sebenarnya lebih dibutuhkan dunia usaha.

"Jadi untuk SMK harus lebih banyak praktiknya dari pada teorinya, kalau tidak ya SMK tak ada bedanya dengan SMA," jelasnya.

4. INDEF berharap kedua paslon dapat menciptakan tenaga terampil

Jelang Debat Capres Ketiga, BPN Kritik Sistem Pendidikan Era JokowiANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Lebih lanjut Eni berharap kedua kandidat memperhatikan hal ini jika terpilih, karena jika berhasil menciptakan tenaga terampil, akan banyak investor yang mananam investasinya di Indonesia.

"Kalau tenaga kerjanya terampil, investor tak akan sungkan menanam investasi di sini, ini punya pertalian yang erat dengan pertumbuhan ekonomi," katanya.

Karenanya Eni menyarankan, di debat nanti kedua kandidat yang berdebat yakni Sandiaga dan Ma'ruf Amin harus dapat memberikan gagasan yang konkret untuk dunia pendidikan, yang berorientasi pada kualitas angkatan kerja.

"Tak perlu detail yang penting konkret dan terukur," katanya.

5. Prabowo-Sandiaga diharapkan mampu menawarkan gagasan alternatif

Jelang Debat Capres Ketiga, BPN Kritik Sistem Pendidikan Era JokowiANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Selain itu, ia pun menyarankan kepada kubu Prabowo-Sandiaga untuk menawarkan gagasan alternatif yang berbeda, dengan apa telah yang dikerjakan pemerintahan Jokowi.

"Jadi kalau gak ada bedanya, bisa disinyalir itu janji saja, dia harus memiliki alternatif yang jauh lebih baik dari apa yang dilakukan petahana. Ini tantangan bagi Prabowo-Sandi," pungkasnya.

Baca Juga: Prabowo Bangga Atas Pencapaian Pemerintah Era Orde Baru

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya