Pesan Megawati untuk Perempuan Indonesia: Jangan Jadi Konco Wingking!

Sosok sang ayah menjadi motivator Megawati

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, meminta agar perempuan Indonesia percaya diri dan yakin bahwa usaha keras akan menghasilkan prestasi besar. Jangan merasa perempuan itu ditakdirkan untuk tak bisa berprestasi.

Presiden RI kelima itu bercerita dirinya baru kembali dari Tokyo setelah menerima gelar doktor kehormatan bidang kemanusiaan.

"Jadi kata orang baru segar gelarnya," kata Megawati dalam pidatonya di Rakernas PDIP di Kompleks JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (10/1).

1. Megawati ajak kaum perempuan untuk tidak merasa terpinggirkan

Pesan Megawati untuk Perempuan Indonesia: Jangan Jadi Konco Wingking!Presiden Joko Widodo hadir di pembukaan Rakernas PDIP, Jumat (10/1). (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Baginya, salah satu pesan utama dari pemberian gelar itu adalah bahwa perempuan Indonesia bisa berprestasi. 

"Jadi anak-anakku, saya tegaskan sebagai perempuan jangan merasa terpinggirkan, jangan merasa perempuan itu konco wingking, selalu berada di belakang. Tidak. Pada kenyataannya saya bisa membuktikan jadi nomor satu. Presiden perempuan jadi nomor satu. Wakil Presiden perempuan nomor satu," ujar Megawati.

Baca Juga: Di Rakernas PDIP, Hasto Kristiyanto Pimpin Acara Mengheningkan Cipta

2. Megawati bantah perempuan tanpa hak untuk bicara serta berperan

Pesan Megawati untuk Perempuan Indonesia: Jangan Jadi Konco Wingking!(Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri) IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Konco wingking adalah ungkapan dalam bahasa Jawa yang bermakna bahwa kodrat perempuan adalah berada di belakang. Tugasnya hanya sekadar menjadi ibu yang melahirkan anak, serta tugasnya hanya memasak makanan, tanpa hak untuk bicara serta berperan.

"Termasuk ketua umum partai politik nomor satu, yang pada hari ini, saya mengucapkan terima kasih kepada kalian semua yang tetap mempercayai saya menjadi ketua umum," kata Megawati yang disambut gemuruh tepuk tangan dan teriakan 'merdeka'.

3. Pesan Bung Karno jadi semangat Megawati dalam berpolitik

Pesan Megawati untuk Perempuan Indonesia: Jangan Jadi Konco Wingking!Suasana Rakernas dan HUT ke-47 PDI Perjuangan, Jumat (10/). (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Megawati menceritakan, inti semangatnya dalam meniti karier politik bisa dibilang tak mudah. Setiap kepelikan dan kepedihan yang dialami Mega serta hampir menyerah, Presiden kelima RI ini selalu mengingat sang ayah, Proklamator RI Bung Karno dan nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila.

Megawati menyampaikan tak mudah membangun partai yang saat ini sudah berusia 47 tahun. Mulai saat mendirikan partai bernama Partai Demokrasi Indonesia di bawah rezim Soeharto, sampai kepemimpinan Joko Widodo, hari ini.

"Kegembiraan, kepedihan, kemajuan, harapan, kekecewaan, rasa pahit, rasa getir, manis, cemas, letih, babak belur, semua sudah kami alami. Setelah PDIP berturut-turut menang, dalam dua kali Pemilu, 2014 dan 2019, pertanyaan yang selalu menghentak dalam dada saya, inikah makna sesungguhnya sebuah kemenangan politik? Jika sudah menang Pemilu, lalu mau apa?" kata Megawati.

"Apakah menang Pemilu berupa kemenangan elektoral? Jadi tujuan akhir bagi partai? Kegelisahan-kegelisahan tersebut selalu melingkari diri saya. Beberapa hari ini saya merenung, saya mencoba menggali kembali lembar-lembar kehidupan politik yang saya lewati. Perenungan spritual itu mengingatkan saya kepada kotak pandora ingatan, kotak yang berisi cita-cita dan gagasan politik laki-laki yang saya panggil bapak," imbuh dia.

4. Megawati pernah merasa berada di posisi terendah

Pesan Megawati untuk Perempuan Indonesia: Jangan Jadi Konco Wingking!Hasto Kristiyanto mendampingi Ketum PDIP Megawati Sukarnoputri, Jakarta, Jumat (10/1). (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Megawati pernah dalam posisi terendah saat memimpin Partai Demokrasi Indonesia. Saat itu, Megawati menyadari berada di posisi berseberangan dengan pemerintahan Soeharto. Namun, perbedaan itu membuat kantor diserang pada 27 Juli 1996.

"Saya sangat merasa prihatin. Karena saya merasa bukan diri saya yang terobek. Tetapi hukum di Indonesia terobek. Karena bagaimana mungkin sebuah partai yang telah sah ditandatangani oleh republik ini lalu tiba-tiba diserang dan dengan korban yang sampai sekarang ini belum diketahui berapa jumlah yang sebenarnya," kata dia.

Meski kerap merasa terjatuh, Megawati selalu berpegangan kepada pesan sang bapak. Lalu, Megawati juga berpegangan pada keyakinan ideologi Pancasila yang memiliki gagasan membumi.

Menurut dia, keyakinan itu menjadi penyulut semangat bahwa Pancasila harus diperjuangkan. Agar terwujud kemerdekaan yang penuh, makmur, adil, sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia yang menyumbang penuh bagi dunia.

"Itulah doa bapak saya, yang dipanggil oleh rakyat Indonesia dengan sebutan Bung Karno. Doa bapak selalu menuntun saya di saat merasa gamang atau hampir kehilangan asa dalam pertarungan politik," kata Megawati.

Baca Juga: Megawati: Bagi Kader yang Tidak Ikuti Instruksi PDIP, Silakan Keluar!

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya