Terkuak! Beda Pernyataan Polri dengan Temuan Baru Kematian Brigadir J 

Brigadir J diduga alami serangkaian penyiksaan berat

Jakarta, IDN Times - Kasus kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat masih diselimuti misteri. Namun menjelang dan usai autopsi ulang jenazah Brigadir J, misteri itu sedikit demi sedikit mulai terkuak.    

Pembongkaran makan dan autopsi ulang jenazah Brigadir J dilakukan di Sungai Bahar, Jambi pada Rabu (27/7/2022). Selain itu, Komnas HAM juga turut menyumbang temuan baru setelah memeriksa barang bukti antara lain berupa lebih  dari 20 video dan saksi-saksi terkait.

Berikut temuan-temuan baru yang berlawanan dengan pernyataan Polri terkait penyebab kematian Brigadir J, yang dirangkum IDN Times, Kamis (28/7/2022). 

Baca Juga: Terungkap, Hasil Autopsi Buktikan Brigadir J Ditembak dari Dekat

1. Polisi sebut Brigadir J tewas akibat baku tembak, hasil autopsi ulang menunjukkan Yoshua ditembak dari jarak dekat

Terkuak! Beda Pernyataan Polri dengan Temuan Baru Kematian Brigadir J Proses ekshumasi atau pembongkaran makan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J untuk keperluan autopsi ulang, Rabu (27/7/2022). (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, mengaku telah memperoleh informasi terkait hasil autopsi. Meski proses autopsi masih berlangsung hingga dua pekan ke depan di Jakarta, namun pihaknya telah menerima penjelasan penting tentang bagaimana kondisi Brigadir J tewas.

“Ini sudah saya konfirmasi, bukan lagi dugaan. Ini hasil konfirmasi ke pihak keluarga yang ditugaskan mengawasi proses autopsi. Begitu selesai autopsi langsung saya kejar informasi itu," ungkap Kamaruddin kepada IDN Times Sumsel, Kamis (28/7/2022).

Dalam proses autopsi independen yang dipimpin tim forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dua perwakilan keluarga dari tenaga medis sudah dilibatkan. Hasilnya, diketahui banyak luka tembakan dari jarak dekat dengan cara menempelkan senjata api ke tubuh korban.

“Lubang itu ada di belakang kepala tembus ke hidung, leher tembus ke bibir, ada juga di leher, di dada, dan di tangan. Semua tembakan lurus menembus tubuh yang menandakan penembakan dari jarak dekat," ungkap dia.

Penembakan ini membantah pernyataan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, jika Brigadir J tewas karena terlibat baku tembak.

“Brigadir J melakukan tindakan pelecehan dan menodongkan senjata pistol ke kepala istri Kadiv Propam. Sontak ketika Ibu Kadiv Propam berteriak minta tolong, Brigadir J panik dan keluar dari kamar. Mendengar teriakan ibu, maka Bharada E saat itu ada di lantai atas menghampiri tangga yang jaraknya dari Brigadir J itu kurang lebih 10 meter,” ucapnya pada Selasa (12/7/2022).

Menurut Kamaruddin, peluru yang ditembakkan dengan jarak meski 3-5 meter dinilai tak akan menembus tubuh melainkan bersarang di tubuh koban.

"Kenapa peluru bisa tembus (depan-belakang), karena dicolok (ditempelkan) senjata ke tubuh. Penembakan korban dari belakang dicolok, di leher juga dicolok. Semua tembakan lurus, hanya satu yang sedikit miring," ungkap dia.

2. Jari manis Brigadir J patah diduga disiksa, namun polisi sebut karena tembakan

Terkuak! Beda Pernyataan Polri dengan Temuan Baru Kematian Brigadir J Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat (kanan) ketika bersama atasannya Kadiv Propam Irjen (Pol) Ferdy Sambo (www.facebook.com/@rohani.simanjuntak)

Selain luka tembak, ada juga luka penyiksaan yang diterima Brigadir J. Sebelum proses kematian, Brigadir J disebut menerima serangkaian penyiksaan berat.

"Pergelangan tangan sebelah kiri patah, jari manis patah. Kaki ada dua lubang di sebelah kanan. Kalau klaim (Mabes Polri) lubang di kaki kanan karena proses memasukan formalin, tapi kenapa ada juga di kaki kiri," ujar dia.

Soal jari manis yang patah, Kapolres Jaksel Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengatakan, luka di jari itu karena tembakan Bharada E yang mengenai jari tangan Brigadir J saat menggenggam pistol HS-9 dengan dua tangan.

"Luka tembak ini terdapat di kelingking atau jari manis, Brigadir J menggenggam senjata dengan dua tangan, peluru dari Bharada E itu mengenai kelingking tembus mengenai badannya sehingga dihitung dua," ujarnya, Selasa (12/7/2022).

"Juga peluru yang mengenai lengan dalam tembus ke tubuhnya jadi dihitung dua. Ada enam tembak keluar karena satu bersarang," imbuhnya.

3. Polisi sebut Brigadir J ditembak Bharada E, hasil autopsi ungkap dieksekusi banyak orang

Terkuak! Beda Pernyataan Polri dengan Temuan Baru Kematian Brigadir J Ajudan Irjen Pol Ferdy Sambo, Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E (kiri) berjalan memasuki ruangan saat tiba di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (26/7/2022). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Keluarga, kata Kamaruddin, tinggal menunggu hasil autopsi secara resmi. Namun secara garis besar, Kamaruddin enggan menyebut lagi kematian Brigadir J akibat dugaan pembunuhan, melainkan pasti pembunuhan. Dirinya meminta penyidik tidak setengah hati memeriksa kasus ini.

"Artinya pembunuhan ini dilakukan lebih dari dua orang. Kebenaran itu sudah tampak. Memang ada dua kepentingan membuka dan menutup kasus ini. Polri ingin melindungi institusinya, Presiden ingin membuka," tutup dia.

Sementara itu, Polri sejak awal menarasikan bahwa kematian Brigadir J akibat baku tembak dengan Bharada E. Disebutkan, Brigadir J lebih dulu melepaskan tembakan ke Bharada E.

Sontak, tembakan itu lantas dibalas oleh Bharada E hingga menyebabkan Brigadir J tewas.

4. Polisi sebut Irjen Ferdy Sambo tes PCR di luar rumah saat kejadian, video menunjukkan Ferdy PCR di rumah pribadi

Terkuak! Beda Pernyataan Polri dengan Temuan Baru Kematian Brigadir J Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo (dok. Humas Polri)

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyebut, pihaknya menerima lebih dari 20 video yang memperlihatkan kegiatan Ferdy Sambo, istrinya, dan juga Brigadir J dan rombongan sebelum Brigadir J tewas bersimbah darah di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan. 

Video-video tersebut memperlihatkan 27 titik mulai dari Magelang ke Duren Tiga dan video ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. 

Dalam video tersebut, kata Anam, ada momen proses tes PCR rombongan Ferdy Sambo dan istrinya yakni Putri, begitu tiba di Duren Tiga dari Magelang. Mereka melakukan tes PCR di rumah pribadi Ferdy Sambo yang juga berada di dalam kompleks Perumahan Polri Duren Tiga, yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah dinas Ferdy yang menjadi TKP tewasnya Brigadir J.

"Dalam video itu terkait PCR, rombongan dari Magelang sampai, terus yang kelihatan memang masuk rombongan-rombongan itu, barulah masuk ke ruangan PCR, ini di mana, ini di rumah (di rumah pribadi Ferdy Sambo), di rumah di Duren Tiga sana" kata Anam dalam Konferensi Pers di Komnas HAM, Rabu (27/7/2022).

Di rumah pribadi Ferdy Sambo itu, kata Anam, yang terlihat menjalani PCR adalah semua rombongan dari Magelang, salah satunya almarhum Brigadir J.

Menurut Anam, video-video itu diberikan dari Siber Bareskrim dan Digital Forensik Puslabfor Polri, dalam rangka melengkapi rangkaian pemantauan dan penyelidikan peristiwa polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, pada Jumat 8 Juli 2022. 

"Raw materialnya kami di kasih, sequnce dari jaringannya, siapa mgomong apa, kami dikasih," ujarnya.

Temuan baru Komnas HAM ini bertentangan dengan pernyataan Karopenmas Divisi Humas Polri Beigjen Pol Ahmad Ramadhan yang menyebut, Ferdy Sambo tidak ada di lokasi kejadian karena sedang menjalani tes PCR di luar rumah.

“Keluar rumah (tes) PCR, yang jelas beliau tidak ada di rumah, beliau mengetahui kejadian setelah adanya penembakan, yang menelepon pun istri beliau, kemudian beliau menghubungi Kapolres Jaksel untuk ke TKP,” kata Ramadhan.

Baca Juga: Bila Hasil Autopsi Ulang Brigadir J Beda dari RS Polri, Ini Terjadi

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya