Istiqamah Menabung Seribu Sehari, Legiman Akhirnya Berangkat Haji

- Legiman menabung Rp1.000 setiap hari sejak 1986 untuk berangkat haji bersama istri pada tahun 2025.
- Ia bekerja sebagai petugas kebersihan dan menjual barang-barang rongsokan untuk menambah tabungan hajinya.
- Setelah mendaftar haji pada 2012, Legiman semakin giat menabung, sehingga ia dan istrinya masuk kelompok jemaah cadangan yang bisa berangkat tahun ini.
Jakarta, IDN Times - Jemaah bernama Legiman akhirnya berangkat haji 2025 bersama istrinya, setelah istiqamah menabung Rp1.000 setiap hari sejak 1986.
Sebagaimana mengutip laman Kementerian Keagamaan (Kemenag), Kamis (30/4/2025), warga Dusun Glagahombo Kelurahan Ngampin, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang ini, sehari-hari bekerja sebagai petugas kebersihan.
1. Legiman bekerja sebagai petugas kebersihan

Tugas Legiman, mengambil sampah rumah tangga sejak puluhan tahun lalu. Dari upah hasil kerjanya, pria 66 tahun itu menabung Rp1.000 setiap hari sejak 1986.
Kerja keras dan kesabaran Legiman membuahkan hasil. Tahun ini, ia tercatat sebagai salah satu jemaah dan akan berhaji bersama istrinya, Baniyah, 66 tahun.
Legiman bekerja sebagai petugas kebersihan sejak 1976. Setiap hari, ia berangkat pukul 06.30 WIB untuk mengambil sampah di 50 rumah warga Ngampin dan sekitarnya dengan sepeda motor dan gerobak. Pukul 11.00 WIB, ia sudah menyelesaikan pekerjaannya.
2. Tabungan Legiman terkumpul Rp55 juta pada 2012

Awalnya, Legiman menabung untuk mengatasi ketidakpastian pendapatan. Namun, pada 2012, uang tabungannya terkumpul Rp55 juta. Setelah memperoleh dukungan dari tiga anaknya, uang itu ia gunakan untuk mendaftarkan haji bersama istrinya.
“Alhamdulillah sedoyo lare-lare sami ndukung (semua anak mendukung). Penting ndaftar rumiyin, mangkih pelunasan kalian sangu dipikir wingking (yang penting daftar dulu. Nanti masalah pelunasan dan uang saku dipikir belakangan),” kata Legiman, menirukan anak-anaknya waktu itu, saat ditemui di kediamannya, Senin, 28 April 2025.
Setelah mendaftar haji pada 2012, Legiman bersama istrinya semakin giat menabung. Selain menyisihkan seribu rupiah setiap hari dari penghasilannya mengambil sampah, ia juga menabung dari hasil sampingan menjual barang-barang rongsokan.
"Kulo nabung niku menawi sedoyo kebutuhan nggriyo sampun cekap. Amargi wajibe piyantun kakung niku lak kedah nyekapi butuhipun garwo putro (Kalau menabung itu kalau semua kebutuhan rumah sudah cukup. Sebab, kewajiban laki-laki itu mencukupi kebutuhan istri dan anak)," katanya.
3. Haji butuh pengorbanan, bukan semata panggilan Allah SWT

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang, Ta’yinul Biri Bagus Nugroho, mengatakan Legiman dan istrinya tahun ini masuk kelompok jemaah haji berhak melunasi dengan status cadangan. Namun, karena masih ada kuota yang tersedia, keduanya masuk jemaah cadangan berhak lunas yang bisa berangkat tahun ini.
“Dari data seksi PHU (Penyelenggaraan Haji dan Umrah), Legiman dan istrinya Baniyah akan tergabung dalam Kloter 35 bersama dengan Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah,” jelas Gus Bagus, panggilan akrabnya.
“Alhamdulillah, tentu kami turut gembira. Karena dari kisah Mbah Legiman ini kita belajar bahwa haji itu tidak semata panggilan Allah yang harus diperjuangkan, akan tetapi juga butuh pengorbanan,” pungkasnya.