Ketum AMPI Dito Ariotedjo: Masalah Urgen Negara Ini Adalah Pemuda 

Dito akan menjadi pembicara di IMS 2019

Jakarta IDN Times - IDN Times menggelar Indonesia Millennial Summit 2019. Acara dengan tema "Shaping Indonesia's Future" ini dilangsungkan 19 Januari 2019 di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta.

IMS 2019 menghadirkan lebih dari 50 pembicara kompeten di berbagai bidang, dari politik, ekonomi, bisnis, olahraga, budaya, lintas agama, sosial, lingkungan sampai kepemimpinan millennial. Ajang millennial terbesar di Tanah Air ini akan dihadiri oleh 1500-an pemimpin millennial.

Salah satu millennial yang menjadi pembicara di IMS 2019 adalah Dito Ariotedjo. Pria kelahiran 25 September 1990 itu juga menjadi salah satu narasumber IDN Times untuk riset yang diterbitkan dalam Indonesia Millennial Report, yang diluncurkan di acara IMS 2019. 

Di usia muda, Dito sudah dipercaya untuk menduduki jabatan penting di dunia politik, salah satunya Ketua DPP Golkar. Selain itu, Dito juga menjabat sebagai Ketua Umum Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) sejak berusia 26 tahun.

Untuk mengenalnya lebih dekat, IDN Times mengundang dan mewawancarai Dito di kantor IDN Media, Jakarta, beberapa waktu lalu. Penasaran seperti apa? Simak tanya jawab di bawah ini. 

Baca Juga: Pesan Menlu Retno Marsudi bagi Millennials: Jangan Buat Hoaks

1. Bagaimana kamu mengelola kesibukan sekarang ini? Antara waktu kerja, keluarga, dan teman

Mengelolanya pasti dengan skala prioritas. Tapi memang dengan status dan
tanggung jawab saya yang sekarang ini pasti butuh pengorbanan, gak bisa
seperti selayaknya anak muda pada umumnya.

2. Paling banyak waktunya buat siapa?

Ketum AMPI Dito Ariotedjo: Masalah Urgen Negara Ini Adalah Pemuda Instagram/@ditoariotedjo

Kalau untuk saat ini, waktu saya paling banyak untuk olahraga dan politik,
organisasi pemuda.

3. Jadi lebih banyak kegiatan di luar ya?

Iya, sekarang lagi kedua itu. Kalau untuk bisnis dan kerjaan itu sudah lebih ke
partner saya. Jadi, udah gak terlalu saya urus. Tapi di luar itu, keluarga sih nomor
satu, tetap.

Pokoknya di atas jam 9 malam untuk keluarga sih pastinya.

4. Lalu, untuk liburan gimana tuh?

Ketum AMPI Dito Ariotedjo: Masalah Urgen Negara Ini Adalah Pemuda Instagram/ditoariotedjo

Kalau untuk liburan, biasanya hari Minggu itu buat keluarga. Kalau Sabtu, masih
50/50. Tapi keluarga paling banyak. Kalau keluar kota, istri dibawa.

5. Hobby atau kesukaan, suka komunitas apa?

Kalau komunitas sih, komunitas olahraga. Soalnya saya suka lari sama
sepeda. Biasanya komunitas usaha juga, kayak startup atau e-commerce.

Saya emang punya komunitas co-working ya, namanya Free Ware. Jadi
memang di situ tempat untuk menukar pikiran dan ide dengan kawan-kawan
yang lagi mengembangkan startup maupun yang udah menjadi unicorn sekaligus. 

Tapi ini bukan formal, jadi lebih kasual. Jadi hangout sambil kerja gitu.
Biasanya kita juga ada "Meat up," jadi sambil BBQ, sharing-sharing. Itu sebulan sekali.

6. Tadi kan udah hobby, sekarang ke sosial nih. Kalau di media sosial, aktif gak?

Ketum AMPI Dito Ariotedjo: Masalah Urgen Negara Ini Adalah Pemuda Instagram/@ditoariotedjo

Lumayan aktif. Di Instagram sama Facebook palingan. Urutan pertama
Instagram, kedua Facebook, ketiga Twitter. Tapi, Twitter saya gak aktif ngetweet
paling lihat-lihat doang.

Saya paling aktif sih di Instagram yah untuk sehari-hari, sama Facebook.

7. Ada alasan khusus kenapa dua media sosial itu?

Kalau Instagram kan videonya pendek-pencek tuh, 1 menit, untuk info atau
berita. Jadi kayak lebih praktis aja. Apalagi untuk anak-anak zaman sekarang, lebih
banyak sharing kehidupan serius dan gak seriusnya di Instagram sih.

Kalau Twitter tuh lebih ngikutin berita ke muda-tua dikit kaya umur 35 tahun ke atas. Bagi mereka udah muda banget tuh, Instagram. Untuk umur 35 atau 45 tahun
lebih gak aktif sih kayanya.

8. Untuk urusan bisnis keluarga, dipegang sendiri yah?

Iya dipegang sendiri, cuma yang jalanin partner aja

9. Bisa cerita bisnisnya di bidang apa?

Ketum AMPI Dito Ariotedjo: Masalah Urgen Negara Ini Adalah Pemuda Instagram/ditoariotedjo

Saya fokus di bidang industri pertahanan. Jadi, kami nge-produce produk
kaya UAV drone, peledak, mobil antikimia, sama yang lain-lain. Tapi ini local
content.

Jadi, ini kami udah level manufacturing industry. Pemasarannya hanya ke
Kementerian Pertahanan dan TNI atau polisi. Kami menjadi penyuplai. Namanya (perusahaan) PT Dimasena.

10. Ini kerja sama perusahan keluarga?

Engga sih. Ini saya sendiri dan partner saya, senior saya.

11. Bagaimana dengan kesibukan di organisasi masyarakat (ormas)?

Iya ada, saya Ketua AMPI, ormas pemuda (di bawah) Golkar. Sebenarnya, ormas AMPI lebih ke organisasi kepemudaan sih. Ormas ini lebih ke step pendidikan politik di Golkar, sebelum masuk ke partai. Jadi, buat anak-anak mudanya, di bawah 40 tahun, dilatih dulu di ormas AMPI ini.

12. Dengan segudang kegiatan itu, gimana bagi waktunya, susah gak? Gimana solusinya?

Susah sih sebenarnya, banyak yang bentrok-bentrok jadwalnya. Untuk solusinya
sendiri seperti yang udah saya bilang, saya pakai skala prioritas, sebisa mungkin
saya bagi waktunya biar bisa semuanya hadir.

Saya sih tipe orang yang kalau ada undangan, pasti hadir dimana pun itu. 

13. Untuk 5-10 tahun lagi, kira-kira apa yang kamu prioritaskan?

Ketum AMPI Dito Ariotedjo: Masalah Urgen Negara Ini Adalah Pemuda Instagram/ditoariotedjo

Untuk 5 tahun ini, fokus di politik dan sosial, bisnis gak terlalu sih. Urutan saya, satu politik, dua sosial. Kayak mengurus olahraga itu, masuknya sosial, organinasi kayak kepemudaan itu sosial.

14. Kamu kenapa gak jadi caleg? Kan Ketua Umum AMPI?

Ada pertimbangan sendiri, karena menurut saya dengan umur yang segini,
udah dapat banyak jabatan, ingin fokus dulu sebagai Ketua AMPI. Menurut saya,
sukses tuh kalau AMPI-nya beneran bisa jadi modern kembali dan bermanfaat.

Terus kedua, di Golkar kan dikasih amanat jadi Ketua DPP Golkar bidang inovasi sosial dan ormas. Divisi baru ini. Gunanya buat mempertajam Golkar agar lebih modern dan lebih "youth friendly." Sasaran emang untuk anak-anak muda.

Jadi menurut saya sih belum berkontribusi banyak gitu, jadi saya pingin
fokus pada apa yang saya udah dapat sekarang ini.

15. Apa yang paling kamu khawatirkan di masa depan dan mengapa? Apakah karier atau keluarga?

Ketum AMPI Dito Ariotedjo: Masalah Urgen Negara Ini Adalah Pemuda IDN Times/Ita Lismawati Malau

Kalau keluarga, pasti yang saya khawatirkan itu masalah waktu dan juga jam kerja saya yang gak pernah menentu, karena kerjaan saya di bidang politik-sosial. Bisa subuh-subuh dipanggil, pasti kan harus langsung gerak. Jadi, waktu
untuk keluarga itu sih yang paling dikhawatirkan. Apalagi saya keluarga muda,
baru nikah 5 bulan, semoga istrinya kuat aja sih.

16. Tapi, istri udah dikasih tahu kan sebelum nikah?

Oh udah. Dari zaman pacaran aku udah bilang. Soalnya, pilihan hidup saya gak
normal.

17. Bagaimana dengan karier?

Karier, kekhawatirannya itu sih pasti (takut) gagal yah. Selain gagal, yang
namanya masih muda di politik dan sosial, khawatir takut salah langkah sih.

Contohnya kayak di 2019 ini yang saya lakukan di Golkar pada heboh, gara-gara saya gak nyaleg. Karena semua mikir, saya Ketua AMPI dan Ketua DPP Golkar, pasti nyaleg.

Nah, ini salah satu yang menurut saya, intuisi saya sih tidak menyuruh saya
nyaleg. Jadi, mudah-mudahan itungan saya tidak salah langkah.

Kekhawatiran saya di organisasi, takut gak bermanfaat, semoga adanya
kehadiran saya bisa memberikan manfaat yang berarti.

18. Kalau kamu ke daerah, suka blusukan gitu?

Ketum AMPI Dito Ariotedjo: Masalah Urgen Negara Ini Adalah Pemuda IDN Times/Ita Malau

Suka. Saya pasti tiap bulan, tiap minggu, ke daerah. Kalau gak pergi ke
daerah, udah pusing. 

Lebih banyak agenda AMPI, kegiatan AMPI. Kalau gak konsolidasi internal
organisasi di daerah ataupun kegiatan yang kemasyarakatan. Kayak misalnya,
beberapa waktu lalu saya ke Lampung Tengah untuk menghadiri lauching komunitas lari kita, Go Runner, sama acara baksos atau panggung anak muda.

Itu (Go Runner) sebenarnya komunitas yang awalnya di Golkar DKI dan
AMPI DKI. Waktu itu, antusiasnya karena wagub dulu suka lari, jadi kita ini ambil momen membuat komunitas lari juga. Jadi, kita tiap provinsi ada. "Go Runners" itu, kata "go"-nya Golkar.

19. Ke daerah, bawa nama Golkar atau AMPI?

Biasanya sih pararel. Kalau ke daerah pasti sekaligus acara AMPI, ada
juga ketemu kader Golkar daerahnya. Jadi sekaligus.

20. Bagaimana kamu berkomunikasi dengan pemilih?

Biasanya saya ke daerah atau kemanapun, konsep saya semua orang yang
ada di kontak saya, pasti saya balas. WA (Whatsapp), SMS, Line, dibales semua.

Kecuali telepon. Gak saya angkat langsung, tunggu dia SMS dulu.

21. Jumlah smartphone yang kamu punya berapa? Dipakai untuk apa?

Ketum AMPI Dito Ariotedjo: Masalah Urgen Negara Ini Adalah Pemuda Unsplash.com/Steve Johnson

Dua. Apple karena pertama kali pas keluar Apple dan Android, saya dari awal pakai Apple. Jadi udah kebiasaan saja. Ga ada pengaruh dari keluarga atau temen-temen sih. Memang dari diri saya sendiri. Gara-gara lihat Apple keren aja awalnya. Coba android, ribet.

22. Apa yang sering kamu pakai ketika berkomunikasi dengan keluarga?

Kalau keluarga, Whatsapp (WA). Kalau gak ketemu ya WA, setiap hari pasti komunikasi. Kalau dengan teman, WA juga. Selain WA, telepon, DM (Insta
Massage). Jarang pakai Line.

23. Seberapa sering kamu update status atau posting foto?

Ketum AMPI Dito Ariotedjo: Masalah Urgen Negara Ini Adalah Pemuda Instagram/@ditoariotedjo

Saya hampir setiap hari pasti ada Insta Story. Kalau feed Instagram, biasanya
momen-momen tertentu. Biasanya seminggu sekali buat feed

24. Apa yang membuat kamu berpikir, foto ini layak di-posting?

Biasanya tuntutan pekerjaan. Katanya disuruh aktif sosmed, tapi tiap kali
upload mikir-mikir juga sih. Kalau kebanyakan, ganggu juga jadinya.

Kayak misalnya saya ke IDN Times, saya upload ke feed, terakhir ke sini. Intinya sih, saya upload yang berfaedah, tapi gak selalu yang serius dan gak selalu kerjaan.

25. Jadi, akun Instagram dipegang sendiri?

Iya dong dipegang sendiri, bahaya dong kalau dipegang orang lain.

26. Bikin vlog gak di Youtube?

Enggak. Gak punya bakat saya buat ngevlog, paling Insta Story aja. Paling video
kaya kasual gitu. Kalau disuruh sama partai buat video, ya saya sesuaikan dengan
karakter saya aja. 

27. Kira-kira untuk masa kampanye akan menggunakan media sosial itukah?

Iya pastilah, paling utama sih Instagram.

28. Menurut kamu, seberapa signifikan media sosial untuk Pemilu 2019 ini?

Ketum AMPI Dito Ariotedjo: Masalah Urgen Negara Ini Adalah Pemuda ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Menurut saya, untuk keterpilihan darat/lapangan itu sebenarnya 70 persen
masih darat. Tapi sosmed itu buat awareness orang aja sih, ada power mouth to
mouth gitu.

29. Jadi masih dibutuhkan spanduk gitu-gitu ya?

Iya, kayak gitu. Kalau menurut saya, kampanye tahun ini lebih transisi. Kalau 2004, fair game-nya masih tercipta. Kayak sekarang aja, pas pilkada, kaya mau main suara di lapangan aja susah, mau bagi beras aja susah, dan masalah infastruktur KPU dan KPUD, kaya sekarang lebih ketat lagi.

30. Kalau sekarang kampanye paling efektif menurut kamu kayak gimana?

Door to door sebenarnya. Menjelaskan visi dan misi itu tergantung daerah dan wilayah sih. Yang pasti, orang Indonesia ini, kalau saya kasih pidato udah bahas yang berat, kayak memaparkan visi-misi konseptual, pasti gak laku dan gak ngerti.

Tapi, kalau saya metodenya kasih konsep besarnya, terus baru kasih yang murah-murahnya, kaya misal daerah maju, lapangan pekerjaan, dan lain-lain. Jadi kasih yang realistis aja gitu.

Jadi, kita akan memetakan isu-isu di lapangan per dapil, khususnya di bidang
inovasi. Kita kan realistis, DPR RI minimal harus Rp7 miliar spend-nya. Paling aman sih Rp10-15 miliar.

Jadi, kita mencari caleg-caleg muda di bawah 45 tahun yang bisa ada di daerah-daerah. Dari AMPI ada 30 ke DPR RI, banyak sih.

31. Tertarik menggandeng influencer untuk kampanye?

Sebenarnya dari saya sih banyak banget. Dulu dari AMPI, ada buat lomba Instagram sama TNI, untuk menggandeng influencers. Soalnya, kalau kita gandeng pakai jubah partai, agak susah.

Tapi setahu saya, influencer yang bagus-bagus belum mau untuk kampanye politik, mereka lebih mau kampanyekan presiden. Sebenarnya dari awal menjabat, incaran kami sih Maudy Ayunda. Tapi ga mau dia. Buat partai ga mau, dia maunya di bidang edukasi.

32. Menurut kamu kondisi politik saat ini yang paling mengkhawatirkan apa sih?

Menurut saya yang paling dikhawatirkan, masalah penerimaan masyarakat secara umum menghadapi agenda-agenda besar, apa lagi mau Pilpres 2019.  Ini juga terkait dengan perkembangan teknologi yang mulai merata.

Jadi di Indonesia ini, sudah hampir semua pelosok udah ada jaringan internet dan handphone murah yang sudah masuk ke Indonesia. Diiringi juga dengan hoaks.

Itu aja, kita aja yang berpendidikan tinggi dan gaul kadang karena berita aja bisa adanya gesekan. Bayangin aja orang-orang yang di daerah itu gimana. Itu sih kekhawatirannya.

33. Punya solusi gak untuk mengurangi hoaks dan gimana cara mencerdaskan masyarakat?

Ketum AMPI Dito Ariotedjo: Masalah Urgen Negara Ini Adalah Pemuda Pixabay

Jujur sih susah ya. Di politik aja, saya suka nongkrong ama bos-bos kalangan
elite, mereka masih aja baca berita yang jelas-jelas itu hoaks dan yakin itu bener. Jadi, gimana yang level bawah.

Saya gak tahu solusi sebenarnya, tapi bisa diberikan pendidikan politik untuk jangka panjang. Kedua, media sebagai pilar untuk mencegah hoaks.

Terakhir menurut saya, Indonesia ini sudah harus aware sama keamanan siber. Coba lihat deh, email-email dubes, masih pakai Gmail dan Yahoo. Bayangkan gimana kesadaran pemerintah tentang perkembangan dunia siber ini.

Kalau sistem siber Indonesia ini udah kuat, hal ini bisa buat tutup portal berita hoaks. 

34. Apa yang paling kamu concern di isu nasional?

Isu nasional--apalagi di daerah-- itu pendidikan dan optimisme anak muda. Gara-gara apa yang terjadi di pusat, kadang di daerah itu jadi pesimis dan ngikut yang di atas aja. Yang jelek aja yang diikutin.

Kayak ada caleg bilang, "gak mau di situ (karena) APBD-nya kecil." Lah kata saya, mau jadi caleg kok ngomongin APBD, gunanya apa? Mau korupsi? Yah kan pusing kita. Itu fakta. 

35. Kalau misalkan dikasih isu tentang pemuda, utang negara, radikalisme, dana kampanye, atau hoaks, paling urgen yang mana?

Ketum AMPI Dito Ariotedjo: Masalah Urgen Negara Ini Adalah Pemuda Instagram/ditoariotedjo

Menurut saya paling urgent itu pemuda sih. Dari pemuda itu, naik lagi ke
pekerjaan, ke keluarga, terus ke pernikahan. Itu kan fundamental.

Kalau menurut saya, tentang utang negara mah emang orang ngerti tentang ekonomi? Makro ekonomi, ilmu paling susah loh. Bahkan saya aja gak pernah komentar karena itu hal yang susah untuk dimengerti. 

Jadi konsep saya, gimana pemuda ini bisa ngerti masalah pekerjaan, rumah tangga.  Kalau menurut saya, dua itu aja. Anak muda ini punya jaminan pekerjaan dan anak muda ini punya cara menjamin bahwa dirinya bisa punya rumah dan punya keluarga. Itu bisa menjadi fondasi negara yang kuat.

Jujur aja kalau saya nongkrong bareng orang-orang elite, mereka ini gak pernah bahas tentang gimana pemuda sekarang bisa berkembang dan maju. Tapi para petinggi kalangan elite ini malah bicara tentang perebutan kekuasaan dan kemenangan saja.

Mustinya, anak muda sekarang tuh harus dipintarkan. Nanti kalau yang pintar cuma sedikit, pusing juga kita kelola negara. Kalau saya sih, birokrasi harus dipintarkan. 

36. Minat pemuda pada politik, menurut kamu bagaimana?

Ketum AMPI Dito Ariotedjo: Masalah Urgen Negara Ini Adalah Pemuda IDN Times/Panji Galih Aksoro

Awareness kepada politik itu sangat tinggi, antusiasnya dan kepeduliannya tinggi. Cuman bedanya kanalisasi mereka itu tidak ke partai politik.

Kalau ke partai politik sangat rendah, tapi mereka lebih ke arah sendiri-
sendiri. Anak muda yang (tertarik) ke politik ini, biasanya mereka udah punya
tujuan pendek sebagai caleg. Tapi anak muda yang cuma sebagai pemerhati ini
biasanya mikir, tanpa harus masuk partai, mereka tetap ikut serta dalam politik.

Jadi tantanganya itu untuk partai, yaitu gimana mengubah karakter birokrasi yang
kaku, bisa adaptasi dengan (kondisi) sekarang ini. 

Mereka ini tertarik politik, tapi gak tertarik masuk partai politik. Jadi, misalnya,
mereka mau jadi DPR, tapi gak mau masuk partai, emang agak unik.

Sebenarnya gak unik sih, karena partai politik sekarang itu gak unik dan
menarik. Karena tidak ada partai yang memberikan nafas yang segar dan berita-
berita positif sih.  Gak ada pendobrak khusus gitu. 

37. Bagaimana sih pemuda bisa berkontribusi dalam politik?

Intinya, politik itu kan suatu gerakan bersama untuk mencari kebaikan. Politik
itu juga sifatnya struktural maupun kultural, dari internasional sampai personal. Jadi,  gimana caranya pemuda itu berkontribusi, menurut aku sih, tidak semua
harus dipaksakan di partai politik, tapi bagaimana mereka aware dan peduli
dengan hal-hal yang sudah saya sebut. 

Politik kan gak semata-mata bahas elektibilitas partai dan pemimpin, tapi bagaimana  isu seperti disable, gimana kota ramah untuk orang disable, gimana jaminan lapangan pekerjaan untuk anak muda. Nah, anak muda ini harus menyuarakan kepeduliannya, kepada politik akan lebih bagus. 

38. Dari semua masalah tadi, optimis gak dengan kondisi Indonesia ke depan?

Ketum AMPI Dito Ariotedjo: Masalah Urgen Negara Ini Adalah Pemuda Instagram/ditoariotedjo

Optimis sih. Maksudnya, dari perspektif politik, di pilkada saja kita main curang itu udah susah. Bukan kita yang curang, maksudnya oknum-oknum lain. Sistemnya udah ke arah yang lebih baik. 

29. Pertanyaan terakhir, harapan untuk millennials, khususnya di politik?

Ketum AMPI Dito Ariotedjo: Masalah Urgen Negara Ini Adalah Pemuda IDN Times/Ita Lismawati Malau

Harapan saya seperti yang saya sudah jelaskan, awareness dan kepedulian
millennials harus sudah tinggi dan semoga ada tinjak lanjut dari organisasi atau badan formalnya. 

Jadi tidak hanya di media sosial, di kata-kata saja, tapi bisa lebih konstruksi kepada kita-kita dalam sistem politik yang ada.

Baca Juga: Inayah Wahid: Yang Bilang Millennials Apatis, Mainnya Kurang Jauh!

Dalam IMS 2019, IDN Times meluncurkan Indonesia Millennial Report 2019. Survei ini dikerjakan bersama oleh IDN Research Institute bekerjasama dengan Alvara Research Center. Melalui survei yang melibatkan 1400-an responden di 12 kota ini, IDN Times menggali aspirasi dan DNA millennial Indonesia. 

Simak hasilnya di IMS 2019, dan ikuti perkembangannya di situs kami ya.

Kamu tertarik untuk ikut serta di IMS 2019? Klik situs ims.idntimes.com untuk mendapatkan tiketnya. Buruan, tiket terbatas!

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau
  • Sunariyah
  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya