Jakarta, IDN Times - Rocky Gerung mempertanyakan integritas Ratna Sarumpaet terkait penyebaran berita hoaks. Hal itu diungkapkan saat menjadi saksi dalam sidang lanjutan Ratna Sarumpaet di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (23/4).
"Saya jengkel aktivis demokrasi bisa berbohong, jadi saya tagih integritasnya. Saya tekankan, apalagi terhadap pejuang demokrasi, intergritas itu harga mati. Tapi dia sudah mengaku, jadi ya sudah," ujar Rocky saat bersaksi di persidangan.
Dalam persidangan tersebut, Rocky mengungkap kronologis kebohongan Ratna. Dia mengetahui Ratna menjadi korban penganiayaan saat membuka WhatsApp dari Ratna pada tanggal 2 Oktober 2018. Keesokan harinya, Ratna mengaku berbohong melalui jumpa pers yang digelar di rumahnya.
"Ya tapi kan dia sudah minta maaf, sudah minta maaf ke publik. Ya sudahlah kalau sudah minta maaf. Tapi saya tetap merasa jengkel saat itu bahwa saya dibohongi," kata Rocky.
Ratna membenarkan semua keterangan yang diungkap oleh Rocky. Terkait integritas, dia membiarkan waktu yang akan membuktikan.
"Rocky ini teman dan sahabat saya. Dia satu dari ribuan aktivis yang tertipu oleh saya. Tapi soal integritas, kita tunggu saja waktu akan membuktikan ini bukan soal integritas," ungkap Ratna.
Menurut Ratna, Rocky tidak benar-benar tahu apa yang terjadi kepada dirinya. Jika Rocky tahu, kata Ratna, mungkin Rocky tak akan sampai dipanggil ke persidangan.
"Ya gak papa (integritas dipertanyakan), tapi waktu akan membuktikan kepada dia bahwa this is not about integrity," kata Ratna.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Argo Yuwono menyebut hukuman yang mengancam Ratna. "Hukuman Ratna Sarumpaet 15 tahun penjara," kata Argo kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (2/4).
Ratna telah mengajukan permohonan kepada Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan untuk menjadi tahanan kota. Terkait hal itu, lanjut Argo, keputusan permohonan tahanan kota merupakan wewenang dari pengadilan.
"Tahanan kota Ratna itu sekarang wewenang hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan," jelas Argo.
Polda Metro Jaya menangkap Ratna Sarumpaet di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Kamis malam, 4 Oktober 2018, atas dugaan penyebaran berita bohong atau hoaks.
Ratna disangkakan dengan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 46 tentang Peraturan Hukum Pidana dan Pasal 28 juncto Pasal 45 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).