Sepenggal Kisah Pilu Korban Kerusuhan 98 di Mal Klender

Keluarga berharap kasus ini segera diselesaikan

Jakarta, IDN Times - Kisah pilu kerusuhan 98 dialami Maria Sanu dan Murni, selaku keluarga korban. Anak mereka, Stevanus dan Agung menjadi korban tewas, dalam tragedi pembakaran Mal Klender, Jakarta Timur.

Sebelum pergi, Agung hanya berpesan pada ibunya agar disiapkan air karena esok hari adalah hari ulang tahunnya. Bagaimana kisah selanjutnya?

1. Stevanus Sanu tidak izin main kepada sang ibu

Sepenggal Kisah Pilu Korban Kerusuhan 98 di Mal KlenderIDN Times/Jihaan Risviani Tabriiz

Mei 98 menjadi pengalaman pahit bagi Maria. Sebab, anak kesayangannya, Stevanus, menjadi korban pembakaran kerusuhan 98 di Mal Klender.

Pada saat kejadian, Maria tidak mengetahui anaknya yang berusia 16 tahun itu pergi ke mal tersebut.

"Gak izin pergi main," ujar Maria, kepada IDN Times, usai berziarah ke makam anaknya, TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, Senin (13/5).

Baca Juga: Peringati Kerusuhan 98, Keluarga Korban Tabur Bunga di Mal Klender

2. Agung Tripurnawan izin meminjam buku

Sepenggal Kisah Pilu Korban Kerusuhan 98 di Mal KlenderIDN Times/Jihaan Risviani Tabriiz

Senasib dengan Maria, keluarga korban lainnya yang turut hadir dalam acara tabur bunga di Mal Klender dan TPU Pondok Ranggon, adalah Murni, ibu dari Agung yang juga menjadi korban kerusuhan 98.

Murni menceritakan bagaimana sang anak menjadi korban peristiwa berdarah itu.

"Dia izin sama saya mau minjem buku, tapi gak tahu kalau ternyata itu di Mal Klender. Pas kejadian udah sore, temen-temennya bilang dia kejebak di atas, yang ada tempat mainannya," ujar Murni.

Sebelum pergi meninggalkan rumah, Agung hanya berpesan pada ibunya agar disiapkan air, karena esok harinya adalah hari ulang tahunnya.

"Dia bilang katanya besok bakal banyak tamu, karena ulang tahunnya. Ibu guru, pak guru, semua murid datang mak, jadi siapin air. Saya bilang 'iya le, tenang aja kalau air dibeliin'," cerita Murni, menahan tangis.

3. Pemerintah harus segera menuntaskan peristiwa 98

Sepenggal Kisah Pilu Korban Kerusuhan 98 di Mal KlenderIDN Times/Jihaan Risviani Tabriiz

Maria berharap pemerintah dapat menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat tersebut. Menurut dia, pemerintah seolah-olah tidak melihat adanya pelanggaran.

"Kami sebagai keluarga korban tidak setuju. Pemerintah harus bertanggung jawab. Keluarga korban semua menanti kasus 98 cepat diselesaikan," ujar dia.

4. Keluarga korban berharap tidak tragedi serupa tidak terulang

Sepenggal Kisah Pilu Korban Kerusuhan 98 di Mal KlenderIDN Times/Jihaan Risviani Tabriiz

Sementara, Murni berharap agar tragedi 98 tidak terulang kembali. Peristiwa ini sangat memilukan baginya dan keluarganya, mengingat Agung termasuk anak yang baik dan sayang keluarga.

"Dia tuh anak ketiga. Anak saya ada tujuh dan dia sayang banget sama adek-adeknya. Paling ngemong adek-adeknya. Mamak di sini doain kamu terus ya le," ujar bu Murni.

Baca Juga: Ibu Korban Tragedi 98: Jokowi Rangkul Para Pelanggar HAM Berat

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya