Epidemiolog Ingatkan Vaksinasi Tak Cegah Penularan COVID-19

Epidemiolog menilai manfaat vaksin bersifat individu

Jakarta, IDN Times - Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengingatkan vaksinasi COVID-19 tak mencegah penularan virus corona. Meski, pada Kamis (14/1/2021), program vaksinasi di berbagai daerah Indonesia dimulai.

Pandu mengingatkan program vaksinasi saja tidak cukup untuk menanggulangi pandemik COVID-19.

"Kan selalu saya bilang, kalau vaksin saja enggak ada gunanya. Jadi, vaksin itu tidak mencegah infeksi, tidak mencegah penularan," ungkap Pandu kepada IDN Times, Kamis (14/1/2021).

Hal senada juga diungkapkan epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman. Ia menegaskan vaksinasi tidak serta merta bisa menyelesaikan sebuah pandemik, termasuk pandemik COVID-19.

"Tidak ada dasar ilmiah, tidak ada juga fakta sejarah yang mendukung itu (vaksinasi menghentikan pandemik)," kata Dicky saat dihubungi terpisah.

1. Vaksinasi mencegah sakit parah dan kematian

Epidemiolog Ingatkan Vaksinasi Tak Cegah Penularan COVID-19Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 saat simulasi pelayanan vaksinasi di Puskesmas Kemaraya, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (18/12/2020). Simulasi tersebut dilaksanakan agar petugas kesehatan mengetahui proses penyuntikan vaksinasi COVID-19 yang direncanakan pada Maret 2021. (ANTARA FOTO/Jojon)

Pandu mengatakan penyuntikan vaksin tidak bisa mencegah penularan virus corona. Namun, vaksin bisa berperan mencegah penyakit menjadi serius.

"Vaksin bisa mencegah agar tidak jadi sakit. Kalau dia (penerima vaksin) kena (virus corona), tidak berat gejalanya. Jadi mencegah kematian," ungkap Pandu.

Alasan tersebut menurutnya membuat banyak negara di dunia membuat skala prioritas. Misalnya, kelompok usia di atas 50 tahun yang memiliki potensi kematian tinggi menjadi penerima vaksin pada tahap awal.

Baca Juga: Tolak Vaksinasi, Ribka Tjiptaning Dinilai Blunder dan Bahayakan Publik

2. Orang yang divaksinasi masih berpotensi menularkan virus

Epidemiolog Ingatkan Vaksinasi Tak Cegah Penularan COVID-19Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 kepada seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) saat simulasi di lingkungan Kodam IX Udayana, Denpasar, Bali, Kamis (10/12/2020). Simulasi tersebut digelar sebagai persiapan penyuntikan vaksinasi COVID-19 yang rencananya digelar pada Januari 2021. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Sementara itu, Dicky menilai program vaksinasi COVID-19 pada tahun pertama tidak dapat membentuk heard immunity. Ia mengatakan vaksin memang memberikan manfaat, namun masih bersifat individu.

"Heard immunity memerlukan kondisi ideal, juga memerlukan waktu yang relatif lama, tidak bisa dicapai dalam waktu satu tahun. Ini yang harus diletahui, proteksi vaksin itu saat ini lebih bersifat pada individu," kata Dicky.

Senada dengan Pandu, Dicky menyebut vaksin dapat melindungi seseorang dari potensi penyakit parah. Akan tetapi, ia menjelaskan seseorang yang telah disuntik vaksin belum tentu bisa melindungi orang lain. "Karena bisa saja virus yang ada di dia (penerima vaksinasi) menularkan virus kepada orang lain," imbuhnya.

3. Pemerintah perlu jujur vaksinasi bukan solusi tunggal

Epidemiolog Ingatkan Vaksinasi Tak Cegah Penularan COVID-19Presiden Joko Widodo (tengah) bersiap disuntik dosis pertama vaksin COVID-19 produksi Sinovac oleh vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof Abdul Mutalib (kanan) di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). ANTARA FOTO/HO/Setpres-Agus Suparto

Pandu mengingatkan pemerintah perlu menyampaikan secara jujur vaksinasi COVID-19 bukan solusi tunggal. Sebab, ruang lingkup manfaat vaksin dalam mengatasi pandemik virus corona masih terbatas.

"Harus jujur ke masyarakat bahwa vaksinasi bukan solusi tunggal, tapi kan enggak. Pak Jokowi itu sudah terbius oleh bisikan-bisikan bahwa kita hanya bisa menghadapi pandemik ini hanya dengan vaksin," ucap Pandu.

Ia menyayangkan saat ini pemerintah terkesan tidak lagi serius dalam membicarakan upaya tes, lacak dan isolasi/karantina.

4. Pendukung vaksinasi untuk mengatasi pandemik

Epidemiolog Ingatkan Vaksinasi Tak Cegah Penularan COVID-19Warga melintas di dekat mural bergambar simbol orang berdoa menggunakan masker yang mewakili umat beragama di Indonesia di kawasan Juanda, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (18/6/2020) (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Pandu menyampaikan program vaksinasi harus didukung dengan penggencaran tes, pelacakan, dan isolasi/karantina. Upaya tersebut menurutnya tidak bisa dipisahkan dalam menangani pandemik COVID-19.

Selain itu, Dicky menambahkan, masyarakat juga harus selalu menaati protokol kesehatan. Di antaranya memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan menggunakan sabun serta air mengalir, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

"Perubahan pola melakukan 5 M di masyarakat, ini akan bisa menyelesaikan pandemik," kata Dicky.

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M: Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Baca Juga: Pakar UGM Minta Masyarakat Tidak Ragu Jalani Vaksinasi COVID-19

Topik:

  • Jihad Akbar
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya