Inovatif! Peneliti LIPI Sulap Limbah Masker Medis Jadi Bijih Plastik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Akbar Hanif Dawam Abdullah, menyulap limbah masker medis menjadi bijih plastik. Inovasi ini muncul usai melihat ancaman menumpuknya limbah masker medis.
Diketahui, pandemik COVID-19 memang membuat peningkatan penggunaan masker medis, baik di fasilitas kesehatan maupun masyarakat.
"Jadi dulunya sampah tidak ada nilainya, dia (limbah masker medis) bisa dikonversi menjadi produk berupa menjadi bijih plastik atau pelet," kata peneliti pada Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) LIPI tersebut dikutip dari ANTARA, Sabtu (7/8/2021).
1. Limbah masker medis didaur ulang dengan dipanaskan
Akbar menilai daur ulang limbah masker medis ini perlu dilakukan agar tidak mencemari lingkungan. Daur ulang masker medis sekali pakai berbahan plastik, yakni polipropilen, dilakukan menggunakan teknologi ekstrusi.
Limbah masker, kata dia, dipanaskan pada suhu tertentu hingga nantinya menghasilkan bijih plastik.
Baca Juga: Sudah Darurat, Luhut Minta Limbah Medis COVID-19 Segera Ditangani
2. Bijih plastik dari limbah masker bisa jadi pot sampai tempat sampah
Setelah didaur ulang, bijih plastik dari limbah masker medis pun memiliki nilai ekonomi. Bijih plastik bisa digunakan untuk membuat pot, tempat sampah hingga ember.
"Bijih plastik ini sebenarnya memiliki nilai komersial karena bijih plastik atau pelet ini adalah bahan baku industri plastik," tuturnya.
3. Darurat limbah medis COVID-19 di Indonesia
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan masalah limbah medis COVID-19 harus segera diselesaikan. Menurutnya, limbah medis harus ditangani dengan serius dan sistematis, seperti arahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada rapat kabinet 28 Juli 2021.
Ia mengatakan, dalam kondisi darurat limbah medis ini, pemerintah akan bekerja sama dengan pabrik semen yang tersebar di berbagai wilayah. Menurutnya, tungku pembakaran/kiln semen bisa mencapai suhu di atas 1.200 derajat celcius.
“Paralel dengan itu, kita akan siapkan insinerator pengolah limbah B3 yang akan ditempatkan di lokasi prioritas, serta mempersiapkan anggaran untuk penanganan limbah B3 medis darurat,” ujar Luhut dalam keterangan pers Kemenko Marves, Rabu (4/8/2021).
Baca Juga: Limbah Medis Capai 18.460 Ton, WALHI: Ini Penyakit Lama