Presiden Jokowi Sapa Warga di Kawasan CFD Bundaran HI di Minggu Pagi (5/5/2024) (dok. Sekretariat Presiden)
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta para wali kota memikirkan transportasi massal yang nyaman digunakan warganya. Hal itu dilakukan agar kotanya tidak macet.
"Kalau kita bayangannya subway, LRT, MRT itu biayanya gede banget, mahal, saya sampai hafal, waktu MRT dibangun pertama kali di Jakarta dibangun itu per kilometer MRT yang bawah tanah itu Rp1,1 triliun per kilometer, sekarang sudah Rp2,3 T per kilometernya," kata dia.
"Tolong tunjuk jari kota mana yang siap membangun MRT dengan APBD-nya? Satu kilometer Rp2,3 triliun. kalau LRT yang kita bangun di Jakarta dengan gerbong yang kita buat di INKA itu kurang lebih Rp600 miliar per kilometer, siapa yang sanggup? Ada kota yang APBD nya sanggup? Tunjuk jari saya beri sepeda, gak ada yang mampu," sambungnya.
Jokowi kemudian menyinggung Autonomous Rapid Transit (ART) yang biaya pembangunannya bisa lebih murah.
"Ada barang baru yang namanya ART, Autonomous Rapid Transit, tidak pakai rel tapi pakai magnet, bisa tiga gerbong, dua gerbong atau satu gerbong nah ini jauh lebih murah. Nanti kalau ada APBD punya kemampuan, tolong berhubungan dengan Pak Menteri Perhubungan, bisa bagi-bagi 50:50, APBD 50 persen, APBN 50 persen, misalnya. Kalau tidak, 10 sampai 20 tahun tahun akan datang semua kota akan macet, gak percaya? Kita lihat nanti kalau kota-kota gak siapkan diri mengenai transportasi masalnya," ucap Jokowi.