Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jokowi: Tahun 2045 70 Persen Warga Indonesia Ada di Perkotaan

Presiden Jokowi meresmikan pembukaan Rakernas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) tahun 2024 di Kota Balikpapan (Youtube.com/Sekretariat Presiden)
Intinya sih...
  • Presiden Jokowi meresmikan Rakernas APEKSI 2024 di Balikpapan, sebut 70 persen penduduk Indonesia ada di perkotaan pada 2045.
  • Dia meminta tata kota yang baik untuk menghindari kemacetan dan menciptakan kota nyaman dengan transportasi massal yang murah. Perkotaan harus ramah pejalan kaki, disabilitas, pesepeda, perempuan, hijau, smart, dan friendly. Dan IKN menjadi ibu kota terhijau di dunia.

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo meresmikan pembukaan Rakernas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Tahun 2024 di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Dalam pidatonya, Jokowi menyebut 70 persen warga Indonesia pada 2045 akan berada di perkotaan.

"Sudah sering saya sampaikan bahwa di 2045, 70 persen penduduk kita ini akan ada di perkotaan, kalau dunia di 2058, 80 persen penduduk dunia akan di perkotaan," ujar Jokowi dalam pidatonya yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (4/6/2024).

1. Beban perkotaan jadi berat

Presiden Jokowi meresmikan pembukaan Rakernas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) tahun 2024 di Kota Balikpapan (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jokowi mengatakan, migrasinya masyarakat dari desa ke kota akan menjadi beban tersendiri. Oleh karena itu, Jokowi meminta harus ada tata kota yang baik.

"Sehingga jangan sampai kita memiliki kota yang sekarang ini banyak terjadi di Eropa maupun di Amerika, kota-kota yang mencekam karena pengangguran banyak, karena homeless banyak, dan kita tidak ingin itu terjadi di negara kita Indonesia," ucap dia.

Jokowi ingin menjadikan semua kota yang ada di Indonesia agar nyaman dihuni dan penuh dengan rasa saling menyayangi.

"Orang yang berkunjung ke sana senang untuk kembali berkunjung, dan orang yang tinggal disitu juga sangat mencintai kotanya, karena memberi pelayanan publik yang baik kepada masyarakat," kata dia.

2. Jokowi singgung perkotaan di Indonesia sudah macet

Presiden Jokowi meresmikan pembukaan Rakernas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) tahun 2024 di Kota Balikpapan (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Dalam kesempatan itu, Jokowi menyinggung sejumlah kota di Indonesia sudah banyak terjadi kemacetan. Dia mengabsen beberapa wali kota, termasuk menantunya, Wali Kota Medan, Bobby Nasution.

"Pak Wali Kota Balikpapan, Balikpapan sudah macet, saya denger sudah. Surabaya sudah macet, Pak Wali, Bandung, Pak Wali Kota Bandung, sudah macet. Wali Kota Medan ada? Macet," ucap dia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta kepada wali kota untuk memikirkan transportasi massal yang nyaman untuk warganya. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi kemacetan di kotanya.

"Kalau kita bayangannya subway, LRT, MRT itu biayanya gede banget, mahal, saya sampai hafal, waktu MRT dibangun pertama kali di Jakarta dibangun itu per kilometer MRT yang bawah tanah itu Rp1,1 triliun per kilometer, sekarang sudah Rp2,3 T per kilometernya," ujar Jokowi.

"Tolong tunjuk jari kota mana yang siap membangun MRT dengan APBD-nya? Satu kilometer Rp2,3 triliun. Kalau LRT yang kita bangun di Jakarta dengan gerbong yang kita buat di INKA itu kurang lebih Rp600 miliar per kilometer, siapa yang sanggup? Ada kota yang APBD-nya sanggup? Tunjuk jari, saya beri sepeda, gak ada yang mampu," sambungnya.

Jokowi kemudian menyinggung Autonomous Rapid Transit (ART) yang biaya pembangunannya bisa lebih murah.

"Ada barang baru yang namanya ART, Autonomous Rapid Transit, tidak pakai rel tapi pakai magnet, bisa tiga gerbong, dua gerbong atau satu gerbong, nah ini jauh lebih murah. Nanti kalau ada APBD punya kemampuan, tolong berhubungan dengan Pak Menteri Perhubungan, bisa bagi-bagi 50:50, APBD 50 persen, APBN 50 persen, misalnya. Kalau tidak, 10 sampai 20 tahun tahun akan datang semua kota akan macet, gak percaya? Kita lihat nanti kalau kota-kota gak siapkan diri mengenai transportasi masalnya," kata Jokowi.

3. Kota harus berubah dengan paradigma baru, ramah pejalan kaki

Presiden Jokowi meresmikan pembukaan Rakernas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) tahun 2024 di Kota Balikpapan (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, perkotaan itu harus berubah paradigmanya, dari banyak gedung pencakar langit menjadi ramah pejalan kaki hingga disabilitas.

"Menurut saya dan sekarang ini sudah mulai ada sebuah paradigma baru, kota yang baik adalah kota yang ramah pejalan kaki, kota yang baik adalah yang ramah penyandang disabilitas, kota yang ramah bagi pesepeda, kota yang ramah terhadap perempuan, kota yang ramah pada lingkungan. Artinya kota ini harus green, smart, dan friendly," ucap dia.

Jokowi mengingatkan, jangan sampai pembangunan kota hanya memikirkan pendirian beton, dan semua lahannya menggunakan paving blok. Jokowi meminta harus ada penghijauan area lahan perkotaan.

"Ada mestinya penggunaan paving grass akan lebih hijau, ada pedestarian gak ada pohonnya, sehingga kita ini negara tropis panas, jadi tidak ada yang mau berjalan kaki, karena tidak ada peneduhnya. Sehingga penghijauan itu jadi perhatian semua kota," kata dia.

Jokowi kemudian menyinggung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang mengusung kota hijau.

"IKN itu akan menjadi ibu kota konsepnya ibu kota terhijau di dunia, karena konsepnya kota nusarimba, betul-betul hijau, betul, kalau kita konsisten terhadap konsep awal pembangunan IKN yang sedang dalam proses pembangunan," imbuhnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Ilman Nafi'an
Rochmanudin Wijaya
Muhammad Ilman Nafi'an
EditorMuhammad Ilman Nafi'an
Follow Us