Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Joko Widodo (tengah) memimpin rapat kabinet terbatas mengenai percepatan penanganan dampak pandemi COVID-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/6/2020). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo kembali mengingatkan jajarannya tentang kondisi dunia saat ini yang tengah mengalami krisis, terutama di bidang kesehatan dan ekonomi. Oleh karena itu, Jokowi meminta seluruh jajarannya untuk memiliki sense of crisis yang sama dan bekerja lebih keras lagi.

"Pada kondisi krisis, kita harusnya kerja lebih keras lagi. Jangan kerja biasa-biasa saja. Kerja lebih keras dan kerja lebih cepat. Itu yang saya inginkan pada kondisi sekarang ini," kata Jokowi dalam arahannya di rapat terbatas, di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (8/7/2020)

1. Jokowi minta target waktu pembuatan Permen dan PP dipercepat

Rapat Terbatas Percepatan Pembangunan PSN Jalan Tol Trans Sumatra dan Tol Cisumdawu pada Senin, (7/7/2020) (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

Untuk bekerja lebih cepat, Jokowi pun meminta agar pembiayaan Peraturan Menteri (Permen) dan Peraturan Pemerintah (PP) tidak bertele-tele. Ia menginginkan target waktu pembuatan Permen dan PP juga dipercepat.

"Membuat Permen (Peraturan Menteri) yang biasanya mungkin dua minggu, ya sehari selesai, membuat PP (Peraturan Pemerintah) yang biasanya sebulan, ya dua hari selesai, itu loh yang saya inginkan," ucap Jokowi.

2. Jokowi minta para menterinya terapkan smart shortcut

Rapat Terbatas Percepatan Pembangunan PSN Jalan Tol Trans Sumatra dan Tol Cisumdawu (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mendorong para pembantunya itu agar tidak hanya bekerja dengan menggunakan cara-cara yang biasa. Lebih lanjut, Jokowi meminta agar jajarannya membuat terobosan dalam melaksanakan prosedur, misalnya dengan menerapkan smart shortcut.

"Kita harus ganti channel dari ordinary pindah channel ke extraordinary. Dari cara-cara yang sebelumnya rumit, ganti channel ke cara-cara cepat dan cara-cara yang sederhana. Dari cara yang SOP (standar operasional prosedur) normal, kita harus ganti channel ke SOP yang smart shortcut," jelas Jokowi.

"Gimana caranya? Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara lebih tahu dari saya, menyelesaikan ini. Kembali lagi, jangan biasa-biasa saja," tambahnya.

3. Jokowi sebut ekonomi global diprediksi alami kontraksi hingga minus 7,6 persen

Dok. Biro Pers Kepresidenan

Di bidang ekonomi, Jokowi menyebut bahwa prediksi ekonomi dunia juga kurang menggembirakan. Menurut informasi yang dia terima dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), kontraksi ekonomi global diprediksi mencapai minus 6 hingga 7,6 persen.

"Kalau kita ini tidak ngeri dan menganggap ini biasa-biasa saja, waduh, bahaya banget. Belanja juga biasa-biasa saja, spending kita biasa-biasa saja, gak ada percepatan," tutur Jokowi.

Kontraksi ekonomi tersebut sudah dialami oleh Indonesia di kuartal pertama, di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 2,97 persen, turun dari yang biasanya 5 persen. Meskipun angka di kuartal kedua belum keluar, tetapi Presiden mengingatkan agar jajarannya berhati-hati mengingat terdapat penurunan permintaan, penawaran, dan produksi.

"Dari demand, supply, production, semuanya, terganggu dan rusak. Ini kita juga harus paham dan sadar mengenai ini. Karena apa? Ya mobilitasnya kita batasi. Mobilitas dibatasi, pariwisata anjlok. Mobilitas dibatasi, hotel dan restoran langsung anjlok, terganggu. Mal ditutup, life style anjlok, terganggu," kata dia.

 

Editorial Team