Jakarta, IDN Times - Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) tetap meyakini siswi SMK Negeri I Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat meninggal akibat menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG). Ada tiga alasan mengapa kasus kematian siswi berinisial BR itu diyakini meninggal akibat keracunan MBG. Salah satunya adanya korelasi waktu dengan kasus keracunan MBG.
"Siswi yang meninggal merupakan bagian dari sekolah yang sebelumnya juga mengalami keracunan massal akibat MBG pada 24 September 2025," ujar Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji di dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Jumat (3/10/2025).
Fakta itu, kata Ubaid, menguatkan dugaan adanya kaitan kematian BR dengan program MBG. Meskipun gejala keracunan MBG baru muncul beberapa hari kemudian.
Alasan kedua, JPPI meyakini siswi BR meninggal akibat MBG karena korban mengalami gejala klinis yang serupa dengan individu yang mengalami kasus keracunan menu MBG. "Korban dilaporkan muntah, kejang hingga mulut berbusa. Ini adalah gejala khas yang sama seperti yang dialami oleh ratusan siswa lainnya yang menjadi korban keracunan MBG di Bandung Barat," tutur dia.
Alasan ketiga, JPPI memiliki data korban keracunan MBG kembali kambuh di lokasi yang sama. Ubaid menyebut sempat terjadi keracunan massal pada 24 September 2025 di Kabupaten Bandung Barat.
"Tetapi, puluhan siswa yang sebelumnya sudah sembuh justru dilaporkan kambuh lagi (periode 27-29 September 2025) dengan gejala serupa. Hal ini memperkuat indikasi adanya sumber racun yang belum tuntas diurai," katanya.