Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri, M. Zein (Kemenag.go.id)
Potret Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri, M. Zein (Kemenag.go.id)

Intinya sih...

  • Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah menekankan pentingnya peran petugas embarkasi untuk kelancaran keberangkatan jemaah haji gelombang kedua ke Arab Saudi.
  • Verifikasi data jemaah haji merupakan langkah awal yang vital untuk menentukan kelancaran proses di Bandara Saudi, karena kesalahan dalam data dapat mengganggu keseluruhan sistem penerbangan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah menyampaikan pentingnya peran petugas embarkasi guna memastikan kelancaran keberangkatan jemaah haji gelombang kedua ke Arab Saudi.

Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri, M. Zein, mengatakan, jemaah gelombang 2 yang akan menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAAIA) Jeddah, memiliki ciri khas tertentu dan memerlukan perhatian ekstra dari petugas embarkasi. 

“Gelombang kedua yang telah diberangkatkan sejak 16 Mei 2025 menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAAIA) Jeddah memiliki ciri khas tersendiri. Hal ini tentu membutuhkan perhatian lebih dari petugas embarkasi,” ujar Zein, dilansir dari keterangan tertulis pada Senin (19/5/2025).

1. Petugas embarkasi diminta teliti dalam mendata jemaah

CJH Embarkasi Surabaya sebelum berangkat dari Asrama Haji Surabaya sudah memakai ihram. Dok. PPIH Embarkasi Surabaya.

Zein menekankan, verifikasi data jemaah haji merupakan langkah awal yang vital untuk menentukan kelancaran proses di Bandara Saudi. Jika terdapat kesalahan dalam data, tidak hanya berdampak pada jemaah yang bersangkutan, tetapi juga dapat mengganggu keseluruhan sistem penerbangan hingga pelayanan imigrasi. 

“Sistem pramanifes akan terkunci otomatis lima jam sebelum take off. Karena itu, petugas embarkasi harus memastikan semua data jemaah sudah benar dan tervalidasi. Begitu sistem terkunci, tidak ada lagi ruang koreksi,” kata Zein.

2. Peran petugas dalam mendukung kelancaran ibadah jemaah

Seorang petugas haji sedang memandikan jemaah haji lansia. (Media Center Haji)

Salah satu tugas yang menjadi perhatian adalah pemberian penanda visual bagi jemaah berdasarkan layanan syarikah. Setiap jemaah harus diberikan stiker berwarna pada paspor serta pita berwarna pada tas mereka.

Selain bertugas memberikan tanda visual bagi jemaah, petugas juga diminta memberikan arahan terakhir mengenai manasik ihram dan memastikan semua jemaah telah mengenakan pakaian ihram serta melafalkan niat sebelum naik pesawat. Hal ini dilakukan mengingat seluruh jemaah gelombang kedua langsung menuju Makkah tanpa transit di Madinah. 

“Kesalahan di titik ini bisa berakibat fatal bagi keabsahan ibadah. Petugas harus hadir sebagai pendamping ibadah, bukan sekadar pelaksana teknis,” ujarnya.

Selanjutnya, petugas ditugaskan untuk memastikan jemaah memahami penggunaan kartu nusuk yang menjadi identitas digital selama berada di Arab Saudi. Khusus bagi jemaah lansia atau yang tidak terbiasa dengan teknologi, petugas diminta memberikan pendampingan intensif. 

3. Kualitas penyelenggaraan haji tergantung pada kesiapan petugas

(Media Center Haji)

Zein menegaskan, kualitas penyelenggaraan haji di Arab Saudi sangat bergantung pada kesiapan dari Tanah Air, terutama peran petugas embarkasi.

"Kita percaya bahwa sinergi dan disiplin dari para petugas, dimulai sejak embarkasi, adalah fondasi dari pelayanan haji yang aman, nyaman, dan mabrur,” kata dia.

Editorial Team