Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PPIH Keluarkan Edaran Mekanisme Penggabungan Jemaah Haji

Potret Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis M. Hanafi (kemenag.go.id)
Intinya sih...
  • PPIH Arab Saudi merespons aspirasi jemaah haji Indonesia yang terpisah dengan mengeluarkan edaran penggabungan pasangan jemaah dalam satu hotel di Makkah.
  • Kebijakan pemisahan tempat tinggal jemaah di Makkah berdasarkan syarikah, namun pasangan terpisah dapat digabungkan tanpa mempersoalkan perbedaan syarikah.

Jakarta, IDN Times - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menanggapi aspirasi jemaah haji Indonesia yang terdampak kebijakan layanan berbasis syarikah hingga pemisahan dalam penempatan hotel di Makkah.

Sebagai bentuk tanggapan, PPIH mengeluarkan edaran yang mengatur penggabungan pasangan jemaah haji yang terpisah saat penempatan di Makkah. Surat edaran tersebut ditandatangani Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis M. Hanafi, dan diterbitkan pada Sabtu, 17 Mei 2025. 

“Edaran ini diterbitkan dalam rangka memastikan kenyamanan dan kemaslahatan jemaah haji Indonesia, khususnya pasangan suami dan istri, anak dan orangtua, serta jemaah lansia/difabel dan pendamping yang saat ini mengalami pemisahan tempat tinggal di Makkah,” kata Muchlis dilansir dalam keterangan tertulis, Senin (19/5/2025).

1. Kebijakan syarikah sebabkan pemisahan tempat tinggal jemaah

(Media Center Haji)

Muchlis yang juga menjabat sebagai Direktur Layanan Haji Luar Negeri, mengatakan, pemisahan tempat tinggal antaranggota keluarga di dalam satu kloter disebabkan oleh kebijakan layanan haji selama jemaah berada di Makkah. Kebijakan itu berbasis syarikah, yakni perusahaan penyedia layanan. 

Ia menekankan, kebijakan ini tidak dapat dihindari selama proses penempatan jemaah haji di Makkah. Berbeda halnya dengan Madinah, penempatan jemaah masih dapat dilakukan berdasarkan kloter kedatangan dari Tanah Air. 

“Dengan pertimbangan kemanusiaan, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi bersama delapan syarikah penyedia layanan bagi jemaah haji Indonesia telah menyetujui agar pasangan yang terpisah dapat digabungkan dalam satu hotel, tanpa mempersoalkan perbedaan syarikah, dan akan melakukan penyesuaian kartu nusuk-nya,” ujar dia. 

2. Kloter diminta mendata pasangan terpisah untuk proses penggabungan

Jemaah haji Indonesia secara bertahap diberangkatkan menuju Makkah dari hotel di Madinah, Arab Saudi, Selasa (13/5/2025). (Media Center Haji/Rochmanudin)

Sehubungan dengan hal itu, para ketua kloter diminta untuk mendata jemaah yang termasuk dalam kategori pasangan terpisah, seperti suami dan istri, anak dan orangtua, lansia/difabel, dan pendamping, dengan mencantumkan nama jemaah dan identitas syarikah masing-masing. Data ini harus segera diserahkan ke sektor untuk diproses lebih lanjut oleh Daerah Kerja (Daker) Makkah guna keperluan penggabungan. 

“Bagi jemaah yang sudah berhasil bergabung dengan pasangannya namun belum melapor secara resmi, agar melapor kepada Ketua Kloter untuk diteruskan ke sektor Daker Makkah,” kata Muchlis.

“Hal ini penting agar keberadaan mereka tercatat oleh syarikah, dan tidak menimbulkan kendala saat pergerakan dari Makkah ke Arafah pada 8 Dzulhijjah 1446 H,” sambung dia.

3. Pastikan koordinasi berjalan efektif, PPIH minta penanggung jawab khusus

(Media Center Haji)

Sebagai Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis meminta Kepala Daker Makkah beserta seluruh kepala sektor agar segera menunjuk penanggung jawab khusus untuk menangani proses penggabungan pasangan jemaah yang terpisah. Hal ini penting dilakukan untuk memastikan koordinasi berjalan dengan efektif dan respons cepat terhadap laporan di lapangan.

“Proses penggabungan kembali jemaah yang terpisah agar diselesaikan dalam waktu maksimal 1x24 jam setelah kedatangan di Makkah,” kata dia.

4. 47 ribu jemaah menuju Makkah, gelombang 2 mulai berdatangan

Kedangan jemaah haji gelombang II di Jeddah, Arab Saudi, Sabtu (17/5/2025) pagi Waktu Arab Saudi. (Media Center Haji)

Jemaah haji Indonesia mulai tiba di Makkah sejak 10 Mei 2025. Mereka merupakan bagian dari gelombang 1 yang sebelumnya menetap di Madinah selama kurang lebih sembilan hari. Hingga saat ini, tercatat lebih dari 120 kloter dengan total 47.014 jemaah yang telah diberangkatkan dari Madinah menuju Makkah.

Sementara itu, mulai 17 Mei 2025, Makkah juga mulai menerima kedatangan jemaah haji dari gelombang 2 yang diberangkatkan dari Tanah Air dan mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah.

Pada Sabtu malam, terdapat 14 kloter yang diagendakan tiba di Makkah melalui Bandara Jeddah dengan total sekitar 5.300 jemaah. Kedatangan jemaah gelombang II dari Jeddah ke Makkah dijadwalkan berlangsung dari tanggal 17 hingga 31 Mei 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us