Kemenag Segera Umumkan Protokol Kesehatan di Pondok Pesantren

Jakarta, IDN Times - Kementerian Agama (Kemenag) akan mengumumkan protokol kesehatan menjelang new normal atau normal baru kehidupan di pondok pesantren, dalam dua hari ke depan.
"Pendidikan keagamaan di pesantren nanti secara resmi akan disampaikan oleh Menteri Agama satu dua hari depan. Mungkin kurang lebih sama, mengutamakan kesehatan dan keamanan para siswa," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, dalam webinar bersama lintas kementerian untuk kebijakan aktivitas sekolah semasa pandemik COVID-19, Senin (15/4).
1. Pembelajaran tetap berlangsung bagi santri yang tidak pulang

Amin mengatakan saat ini memang ada sebagian pondok pesantren yang memulangkan santrinya, namun banyak juga santri yang masih berada di pondok pesantren.
"Yang berada di ponpes jumlahnya signifikan. Tentu mereka melakukan pembelajaran saat ini, tapi protokol tetap dilakukan. Pendidikan pesantren tetap berlangsung bagi yang tidak memulangkan santri," kata dia.
2. Santri yang pulang agar tetap di rumah

Bagi ponpes yang memulangkan santrinya, Amin menyarankan, agar peserta didik tetap tinggal di rumah. Orang tua di rumah diharapkan terlibat dalam membina dan mengarahkan anaknya, karena pendidikan di masa pandemik tidak maksimal di bangku sekolah.
"Pembinaan akhlak dan karakter, hubungan komunikasi orang tua ini harus diarusutamakan agar keadaan anak-anak, pertumbuhan intelektualitasnya tidak terpengaruh," kata dia.
3. Kemendikbud putuskan pembelajaran tatap dilaksanakan secara bertahap

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memutuskan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan yang memenuhi kesiapan, akan dilaksanakan secara bertahap.
“Untuk sekolah yang sudah memenuhi semua checklist itu pun, yang di zona hijau, kita melakukan peering dari jenjang yang boleh masuk dulu,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, dalam kesempatan sama.
4. Pembelajaran tatap muka paling cepat mulai Juli

Setelah satuan pendidikan memenuhi checklist persiapan pembelajaran jarak jauh yang ditetapkan Kemendikbud, jenjang pertama yang diizinkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka adalah jenjang SMA sederajat (SMA, SMK, MA, MK) dan SMP sederajat. Pembelajaran tatap muka untuk jenjang ini diperkirakan paling cepat mulai Juli 2020.
"Baru setelah dua bulan, kalau semuanya masih oke, masih hijau, baru boleh SD, MI (madrasah ibtidaiyah) dan SLB (sekolah luar biasa) dibuka," kata Nadiem. "PAUD yang paling terakhir dan baru boleh dibuka di bulan kelima, kalau zona itu masih hijau," lanjut Mendikbud.
Nadiem mengatakan siswa SD sederajat dan PAUD masuk paling akhir, karena mereka lebih sulit melakukan social distancing dibandingkan kakak-kakak kelasnya.
"Kenapa yang paling muda atau jenjang paling bawah itu kita terakhirkan? Itu karena bagi mereka lebih sulit lagi untuk melakukan social distancing, apalagi untuk SD dan PAUD," ujar Mendikbud.