Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bidang Organisasi, Anindya Bakrie. (Dok Kemdikbudristek)
Lebih lanjut, Wikan menegaskan Kemendikbudristek lewat Ditjen Diksi bersama LPDP berkomitmen memberikan persyaratan administratif yang lebih praktis dan simpel, serta lebih mengutamakan hasil riset tersebut.
“Program ini akan berjalan selama 10 bulan dengan dana usulan maksimal Rp500 juta untuk setiap proposal. Adapun total proposal yang nantinya akan didanai adalah sebanyak 51 usulan,” tutur Dirjen Wikan.
Adapun terdapat dua skema yang dapat diajukan opara pendaftar. Pertama adalah skema A, yakni pengembangan riset terapan dari permasalahan nyata di DUDI dan masyarakat. Keluaran yang diharapkan berupa peningkatan produktivitas, akurasi, efisiensi dan efektivitas dapat berbentuk produk/model/prototipe/naskah akademik/model tata kelola/usulan kebijakan yang dikembangkan berdasarkan temuan dan/atau masalah di lapangan, baik di DUDI maupun di masyarakat.
Skema kedua adalah skema B, yakni pengembangan riset terapan lanjutan/riset pengembangan yang dikembangkan dari perolehan Kekayaan Intelektual (KI) sebelumnya oleh PTPPV dan/atau DUDI dengan mengacu pada kebutuhan industri dan masyarakat yang memiliki nilai ekonomi dan sosial.
Peserta program adalah tim yang terdiri atas dosen atau kelompok dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa calon periset (minimal semester lima atau yang sedang melaksanakan tugas akhir/proyek akhir/skripsi).
“Komposisi tim periset sendiri sangat mendorong pendaftar untuk bekerja multidisiplin, yakni terdiri dari beberapa prodi yang berbeda atau dari beberapa PTPPV yang terdiri dari satu prodi yang sama atau beberapa prodi,” ujar Wikan.
Direktur Fasilitas Riset LPDP, Kemenkeu, Wisnu S Soenarso mengatakan, program ini akan dikelola dengan pola kolaboratif antara LPDP dengan Ditjen Diksi. Ditjen Diksi bertindak sebagai manajer proyek (project manager) mulai dari kegiatan seleksi sampai monitoring evaluasi, sedangkan LPDP akan mendukung penuh dalam pendanaannya.
Pada akhir acara, Wikan menjelaskan, kesuksesan program ini ada di pundak para insan vokasi sehingga keberadaan pendidikan vokasi bisa dirasakan langsung kemanfaatannya oleh DUDI dan dunia kewirausahaan.
“Mari kita wujudkan insan vokasi yang tangguh memberikan sumbangsih nyata untuk mewujudkan Indonesia maju, Indonesia unggul, dan Indonesia tangguh yang bermartabat menjadi pemimpin dunia di masa depan dengan produk kita yaitu lulusan vokasi dan riset lulusan vokasi,” pungkas Wikan.
Informasi pendaftaran program dapat dilihat melalui laman beasiswa.vokasi.kemdikbud.go.id/, mulai 23 Juni hingga 6 Agustus 2021. Para pendaftar tidak perlu langsung mengirim proposal lengkap karena penilaian pertama adalah pada Expression of Interest (EoI). Proposal riset terapan wajib melampirkan bukti kerja sama dengan mitra DUDI atau organisasi masyarakat sipil terkait pelaksanaan program yang sesuai dengan tema riset. Rincian persyaratan, jadwal, dan proses seleksi lengkap dapat dilihat melalui laman pendaftaran tersebut. (WEB)