Kemenkes Optimistis Lebaran dan Mudik 2022 Aman

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan optimistis masyarakat bisa melakukan kegiatan ibadah ramadan bahkan mudik lebaran di tengah penyebaran virus COVID-19 termasuk varian Omicron BA.2 atau siluman.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan cakupan vaksinasi COVID-19 baik dosis primer hingga booster mampu menekan laju varian Omicron BA.2 sehingga tidak mengancam perayaan lebaran.
"Apakah nanti mengancam perayaan Idulfitri? Ya, nanti kita lihat ke depannya. Tapi kita cukup optimistis karena tren selama hampir dua minggu ini tren kasus konfirmasi terus-menerus terjadi penurunan. Hanya beberapa provinsi saja di luar Jawa-Bali yang masih terlihat terjadi peningkatan," ujarnya dilansir Youtube Kemkes, Rabu (9/3/2022).
1. Masyarakat hidup bersama COVID-19

Nadia mengatakan pihaknya juga akan terus mengevaluasi perkembangan kasus COVID-19. Sebab pemerintah tidak bisa menolkan kasus COVID-19 sehingga masyarakat hidup berdampingan dengan COVID-19.
"Apakah kita bisa mudik bebas? kita akan lihat situasi dan menyesuaikan tren kasus. Acara buka puasa, tarawih. Pak Menteri pernah sampaikan mungkin pada perayaan Idulfitri atau masa ramadan kita bisa menjalankan ibadah. Kemungkinan untuk melakukan ibadah ramadan, mudik, buka bersama kita lihat cakupan vaksin," imbuhnya.
2. Pemerintah membuka peluang warga bisa merayakan Idulfitri 2022

Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pernah menyatakan pemerintah membuka peluang warga bisa merayakan Idulfitri 2022 dengan mudik ke kampung halaman. Hal itu dengan catatan pada akhir April 2022, sebanyak 208.265.720 warga di Tanah Air sudah menerima vaksin lengkap dua dosis. Hal itu disampaikan oleh Budi ketika menyampaikan jumpa pers secara virtual pada Minggu, (27/2/2022).
"Kalau bisa, bapak-ibu, sebelum Lebaran, yaitu akhir April 2022, kita selesaikan suntik dua dosis, 70 persen dari populasi. Sehingga, kali ini, kalau hasilnya baik, Pak Menko mengizinkan, ya Lebaran kali ini kita bisa rayakan berbeda dibandingkan Lebaran-Lebaran sebelumnya," ungkap Budi pada sore ini. "Namun, dengan kondisi harus dilakukan percepatan vaksinasi dosis kedua.".
3. Mayoritas pasien yang meninggal belum divaksinasi COVID-19

Menurut Menkes Budi, angka kematian harian akibat COVID-19 di rumah sakit mencapai 250-an. Namun, ketika ia bandingkan dengan kematian ketika puncak varian Delta yang mencapai 2.000 pasien per hari, maka angka kematian akibat Omicron ini masih 15 persen dari puncak Delta.
Ia mewanti-wanti bahwa mayoritas pasien yang meninggal karena belum divaksinasi COVID-19 sama sekali atau menerima dosis lengkap, orang yang memiliki komorbid dan lansia.
"Itu menekankan vaksinasi lansia dan melengkapi dosis vaksin menjadi prioritas yang harus dilakukan bersama-sama," kata Budi.