Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemenkes Pastikan Masa Simpan Vaksin Sinovac Masih Panjang

Siti Nadia Tarmizi (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi memastikan, vaksin virus corona yang diberikan pada tahap II saat ini, masa simpannya masih panjang. Sebab, vaksin baru diproduksi pada Februari 2021 oleh Bio Farma.

Bahan baku vaksin tersebut memang merupakan buatan Sinovac yang didatangkan dari Tiongkok sekitar Januari 2021. Namun, yang memprosesnya menjadi vaksin adalah Bio Farma.

"Tentunya vaksin ini masih memiliki masa simpan yang cukup panjang. Karena kita ketahui, vaksin ini baru diproduksi akhir Februari, masih cukup panjang ya untuk masa shelf life-nya," ungkap Nadia dalam konferensi pers virtual, Selasa (16/3/2021).

1. Vaksin Sinovac yang akan habis masa simpannya sudah ludes

default-image.png
Default Image IDN

Sedangkan, untuk 1,2 juta dosis vaksin jadi dari Sinovac yang akan berakhir masa simpannya pada 25 Maret 2021 serta 1,8 juta dosis yang berakhir pada Mei 2021, sudah dipastikan habis terpakai. Vaksin tersebut sudah tidak ada lagi di fasilitas kesehatan mana pun.

Vaksin yang diterima Indonesia dalam bentuk jadi dari Sinovac itu diberikan kepada tenaga kesehatan pada vaksinasi tahap I. Serta, sebagian petugas pelayanan publik pada awal vaksinasi tahap II.

"Kami pastikan bahwa vaksin Sinovac yang kita berikan saat ini merupakan produksi Bio Farma yang memiliki masa simpan masih cukup lama," tegas Nadia.

Ia juga mengatakan pemerintah menjamin keamanan, mutu, dan khasiat dari vaksin yang diberikan. Sehingga, Nadia berharap, masyarakat tak perlu khawatir.

2. Kemenkes beri penjelasan terkait isu vaksin kedaluwarsa

default-image.png
Default Image IDN

Nadia menjelaskan terkait isu vaksin kedaluwarsa tiga juta dosis vaksin jadi dari Sinovac yang akan berakhir pada Maret dan Mei 2021. Menurutnya, tanggal yang tertera merupakan masa simpan, bukan kedaluwarsa layaknya makanan.

Dia menuturkan pihak Sinovac mengklaim masa simpan vaksinnya mencapai tiga tahun. Namun, pada proses pengeluaran izin penggunaan darurat, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mempersingkat masa simpan dengan merujuk data stabilitas vaksin yang bertahan selama tiga bulan.

"Sehingga shelf life atau masa simpan yang dikeluarkan Badan POM ini adalah enam bulan untuk vaksin Sinovac atau dengan merek CoronaVac," ujar Nadia.

Menurutnya, keputusan ini diambil karena tidak ingin mengacu pada klaim dari Sinovac. BPOM ingin memastikan vaksin yang diberikan kepada masyarakat dalam keadaan stabil atau terjaga khasiatnya.

3. Perbedaan kemasan vaksin jadi dari Sinovac dengan vaksin produksi Bio Farma

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) didampingi Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan Bio Farma Sri Harsi Teteki (kedua kiri) dan Rektor Unpad Rina Indiastuti (ketiga kanan) meninjau Mobile Laboratorium Bio Safety Level (BSL) 3 di gedung RSP Fakultas Kedokteran Unpad, Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/6/2020). Bio Farma menyerahkan peminjaman Mobile Laboratorium BSL 3 pertama di Indonesia kepada Universitas Padjadjaran yang dapat digunakan untuk pemeriksaan Swab Test melalui RT-PCR pas

Kemenkes menyatakan ada perbedaan mencolok pada kemasan vaksin jadi buatan Sinovac, dengan vaksin yang diproduksi Bio Farma menggunakan bahan dari Sinovac. Perbedaan pertama yakni dari ukuran botol vaksin COVID-19.

Untuk vaksin jadi dari Sinovac, botol yang digunakan kecil, hanya untuk satu dosis atau berisi sekitar 0,5 cc. Sedangkan vaksin produksi Bio Farma, botol yang digunakan lebih besar.

"Sama-sama berbentuk vial, tapi yang vial ini bisa untuk disuntikkan kepada sembilan sampai 11 orang, dosisnya dengan 0,5 cc," ungkap Nadia.

Perbedaan selanjutnya yakni tutup botol, vaksin jadi Sinovac tutupnya berwarna oranye. Sedangkan vaksin produksi Bio Farma tutup botolnya berwarna biru.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
Septi Riyani
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us