Kisah Pilu dari Penggusuran Pasar Ikan: "Kutinggalkan Anakku di Jakarta Demi Pendidikan"

Apa dampak dari penggusuran kawasan Pasar Ikan yang berada di Sunda Kelapa, Penjaringan, Jakarta Utara?
Pemusnahan kawasan ini membuat ratusan orang kehilangan mata pencaharian. Salah satunya adalah Khadijah, pedagang sembako berusia 42 tahun merasakan kenyataan pahit kehilangan sumber ekonomi akibat kebijakan pemerintah provinsi DKI Jakarta yang menggusur kawasan tersebut. Dia merasa sangat berat meninggalkan Pasar Ikan.
Dilansir Kompas, Khadijah sudah 10 tahun lamanya dia tinggal di sana. Dia pun khawatir saat tinggal di rusun (rumah susun). Karena di tempat ini, mereka tidak boleh membuka usaha. Perempuan asli Banten itu terpaksa meninggalkan seluruh usahanya di pesisir utara Jakarta.
Selain itu, Khadijah pun juga harus merelakan harta berupa dua rumah di kawasan dekat Museum Bahari yang dimilikinya diratakan dengan tanah. Lalu Khadijah pun memutuskan tak akan hidup di ibu kota lagi. Dia memilih pulang ke kampung halamannya di Balaraja, Tangerang, dibanding menetap di rusun yang sudah disediakan Pemprov DKI Jakarta. Dia berencana meneruskan hidup dan membuka usaha di sana. Dia akan bisa melakukannya dengan bebas tanpa harus terkekang oleh peraturan yang kerap membayangi jika dia bermukim di rusun.
Rumah susun yang disediakan pemerintah statusnya adalah kontrak. Ibu tiga anak ini mengaku tidak mendapat bantuan sama sekali dari Pemprov DKI Jakarta untuk pulang ke kampungnya. Dia dan seluruh keluarganya telah selesai menyaksikan robohnya bekas kediaman mereka yang hancur akibat serangan alat berat.
Penggusuran Khadijah ini juga berdampak pada kebersamaan keluarganya. Khadijah yang memilih pulang kampung terpaksa harus terpisah dengan anaknya yang seorang diri di ibu kota. Anaknya diminta tetap berada di Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya. Saat ini anaknya masih bersekolah SMP kelas 2. Menurutnya ini adalah pilihan terbaik yang dapat diambil supaya pendidikan putranya dapat berjalan tanpa gangguan.